Share

Stories 23 Desember 2024

Puasa Intermiten Baik atau Buruk bagi Tubuh?

Penelitian menunjukkan makan sesuai ritme sirkadian tubuh dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar.

Ilustrasi puasa intermitten/Harvard Health

Context.id, JAKARTA - Banyak orang yang mulai menjalani puasa intermiten atau makan dengan batas waktu setelah mengalami stroke ringan dan khawatir akan kesehatannya. 

Orang yang mencoba metode intermitten di mana dia hanya makan dalam rentang waktu tertentu setiap hari tanpa menghitung kalori. 

Meskipun terlihat sederhana, konsep puasa intermiten sering kali menimbulkan kebingungan dan klaim berlebihan tentang manfaat kesehatan. 

Namun, apa yang sebenarnya dikatakan sains tentang praktik ini? Berikut ini beberapa manfaatnya seperti dilansir dari Time

1. Penurunan Berat Badan dan Gula Darah
Penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten membantu menurunkan berat badan karena waktu makan yang terbatas membuat orang cenderung mengonsumsi lebih sedikit kalori. 

Studi juga menemukan penderita diabetes tipe 2 yang hanya makan dari siang hingga pukul 8 malam mengalami penurunan berat badan dan gula darah tanpa mengubah pola makan mereka.

2. Kesehatan Jantung
Puasa intermiten dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Tubuh mulai membakar lemak setelah kehabisan glukosa, menghasilkan molekul yang bermanfaat seperti keton, yang dapat memperbaiki fungsi arteri.

Waktu makan yang optimal menjadi salah satu hal penting dalam pola ini. Penelitian menunjukkan makan sesuai ritme sirkadian tubuh, misalnya dari pukul 8 pagi hingga 4 sore dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar. 

Tubuh lebih siap untuk memproses makanan di pagi hingga siang hari, sementara makan larut malam dapat mengganggu kadar gula darah.

Cara puasa intermiten yang benar
1. Pilih Durasi 

Puasa selama 16 jam sehari adalah yang paling banyak diteliti dan menawarkan manfaat maksimal. Namun, puasa selama 14 jam juga dapat membantu, meskipun hasilnya lebih bervariasi.

2. Konsistensi
Puasa harus dilakukan secara konsisten untuk menyelaraskan ritme sirkadian tubuh. Jangan lupa untuk memulai perlahan agar tubuh dapat beradaptasi dengan pola makan baru.

3. Makan dengan Nutrisi Seimbang
Jaga pola makan selama jendela makan. Hindari makanan olahan dan daging merah yang dipanggang, dan mulailah dengan sayuran serta protein sehat.

Ada risiko 
Puasa intermiten mungkin tidak cocok untuk semua orang. Wanita hamil, penderita gangguan makan, dan mereka yang menjalani pengobatan yang memengaruhi gula darah harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. 

Selain itu, puasa yang terlalu lama dapat menyebabkan hilangnya massa otot dan lonjakan kadar gula darah jika makan terlalu banyak dalam waktu singkat.

Mempraktikkan puasa intermiten bisa menantang secara sosial. Oleh karena itu perlu tips juga agar anda tidak kehilangan kontak atau relasi karena puasa ini. 

Berikut beberapa tips untuk mengatasinya:
- Simpan sedikit makanan untuk waktu makan bersama keluarga.
- Libatkan teman dan keluarga dalam program puasa.
- Jadikan makan siang sebagai waktu makan utama.
- Beri diri Anda hari fleksibel seminggu sekali 

 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 23 Desember 2024

Puasa Intermiten Baik atau Buruk bagi Tubuh?

Penelitian menunjukkan makan sesuai ritme sirkadian tubuh dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar.

Ilustrasi puasa intermitten/Harvard Health

Context.id, JAKARTA - Banyak orang yang mulai menjalani puasa intermiten atau makan dengan batas waktu setelah mengalami stroke ringan dan khawatir akan kesehatannya. 

Orang yang mencoba metode intermitten di mana dia hanya makan dalam rentang waktu tertentu setiap hari tanpa menghitung kalori. 

Meskipun terlihat sederhana, konsep puasa intermiten sering kali menimbulkan kebingungan dan klaim berlebihan tentang manfaat kesehatan. 

Namun, apa yang sebenarnya dikatakan sains tentang praktik ini? Berikut ini beberapa manfaatnya seperti dilansir dari Time

1. Penurunan Berat Badan dan Gula Darah
Penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten membantu menurunkan berat badan karena waktu makan yang terbatas membuat orang cenderung mengonsumsi lebih sedikit kalori. 

Studi juga menemukan penderita diabetes tipe 2 yang hanya makan dari siang hingga pukul 8 malam mengalami penurunan berat badan dan gula darah tanpa mengubah pola makan mereka.

2. Kesehatan Jantung
Puasa intermiten dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Tubuh mulai membakar lemak setelah kehabisan glukosa, menghasilkan molekul yang bermanfaat seperti keton, yang dapat memperbaiki fungsi arteri.

Waktu makan yang optimal menjadi salah satu hal penting dalam pola ini. Penelitian menunjukkan makan sesuai ritme sirkadian tubuh, misalnya dari pukul 8 pagi hingga 4 sore dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar. 

Tubuh lebih siap untuk memproses makanan di pagi hingga siang hari, sementara makan larut malam dapat mengganggu kadar gula darah.

Cara puasa intermiten yang benar
1. Pilih Durasi 

Puasa selama 16 jam sehari adalah yang paling banyak diteliti dan menawarkan manfaat maksimal. Namun, puasa selama 14 jam juga dapat membantu, meskipun hasilnya lebih bervariasi.

2. Konsistensi
Puasa harus dilakukan secara konsisten untuk menyelaraskan ritme sirkadian tubuh. Jangan lupa untuk memulai perlahan agar tubuh dapat beradaptasi dengan pola makan baru.

3. Makan dengan Nutrisi Seimbang
Jaga pola makan selama jendela makan. Hindari makanan olahan dan daging merah yang dipanggang, dan mulailah dengan sayuran serta protein sehat.

Ada risiko 
Puasa intermiten mungkin tidak cocok untuk semua orang. Wanita hamil, penderita gangguan makan, dan mereka yang menjalani pengobatan yang memengaruhi gula darah harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. 

Selain itu, puasa yang terlalu lama dapat menyebabkan hilangnya massa otot dan lonjakan kadar gula darah jika makan terlalu banyak dalam waktu singkat.

Mempraktikkan puasa intermiten bisa menantang secara sosial. Oleh karena itu perlu tips juga agar anda tidak kehilangan kontak atau relasi karena puasa ini. 

Berikut beberapa tips untuk mengatasinya:
- Simpan sedikit makanan untuk waktu makan bersama keluarga.
- Libatkan teman dan keluarga dalam program puasa.
- Jadikan makan siang sebagai waktu makan utama.
- Beri diri Anda hari fleksibel seminggu sekali 

 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Ini Rahasia Menara Eiffel yang Jarang Diketahui

Menara Eiffel sampai saat ini masih menjadi ikon dari kota Paris yang melambangkan romantisme dan kebebasan

Context.id . 23 December 2024

Trump Mengejek Kanada sebagai Negara Bagian AS

Trump mengatakan Kanada bisa menjadi negara bagian AS dan PM Justin Trudeau sebagai gubernurnya

Context.id . 23 December 2024

Puasa Intermiten Baik atau Buruk bagi Tubuh?

Penelitian menunjukkan makan sesuai ritme sirkadian tubuh dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar.

Context.id . 23 December 2024

Universitas AS Bersiap Menghadapi Perubahan Kebijakan Versi Trump

Trump berusaha memerangi ideologi wokeisme yang ada di kampus-kampus AS

Context.id . 23 December 2024