Kisah Dua Dekade Jokowi dan PDIP: dari Brengosan Berujung Pemecatan
Retaknya hubungan Jokowi dengan PDIP telah mencapai puncaknya. Si Tukang Kayu dari Solo yang bertahun-tahun jadi jagoan PDIP dalam kancah kontestasi politik
Context.id, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan resmi memecat Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, dan Calon Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution sebagai kader partai terhitung sejak Sabtu (14/12) lalu.
Sidang pemecatan Jokowi dan yang lainnya dipimpin langsung oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun. Selain Jokowi, Gibran dan Bobby, ada 27 anggota PDIP lainnya yang dipecat.
Komarudin membacakan tiga surat pemecatan yang masing-masing bernomor 1649, 1650, dan 1651, secara berurutan kepada Jokowi, Gibran, dan Bobby dalam siaran video resmi yang disiarkan oleh PDIP di Jakarta, Senin (16/12).
"Saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengumumkan secara resmi, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai di depan seluruh jajaran ketua DPD partai seluruh Indonesia," kata Komarudin
Kisah romansa Joko Widodo dan PDI Perjuangan alias PDIP yang berlangsung selama kurang lebih 20 tahun, akhirnya kandas. Tapi kalau berbicara Jokowi dan PDIP, kisah mereka udah kayak film-film bergenre romance-thriller,
Pada awalnya mereka terlihat sangat romantis, tapi akhirnya seperti saling menjatuhkan.
Jika kembali ke masa lalu, kisah keduanya berawal sekitar 2004, ketika Jokowi bergabung dengan partai berlambang banteng gemuk moncong putih itu tepatnya di DPC PDIP Solo di daerah Brengosan, Purwosari, Surakarta alias Solo.
Di sana, ia bertemu dengan FX Hadi Rudyatmo, Ketua DPC PDIP Solo yang kemudian menjadi wakil saat Jokowi ikut pilkada untuk menjadi Wali Kota Solo pada 2005
Setelah menjadi Wali Kota Solo, pamor Jokowi terus meningkat, membuatnya memperoleh 90,09% suara di periode keduanya
Selain itu Jokowi selalu menjadi jagoan PDIP dalam berbagai kontestasi politik, mulai dari Pilgub DKI Jakarta 2012, Pilpres 2014, hingga Pilpres 2019. Ibarat simbiosis mutualisme, Jokowi yang terus menerus menang pemilu memberikan efek positif terhadap suara PDIP
Semenjak Jokowi menjadi Presiden, partai berlogo banteng moncong putih itu sudah tiga kali menjadi pemenang pemilu. Tapi kemudian, hubungan Jokowi dengan PDIP pun memburuk.
Keretakan Jokowi-PDIP bermula ketika munculnya isu perpanjangan jabatan presiden tiga periode yang kabarnya diajukan Jokowi dan ditolak Megawati selaku Ketua Umum PDIP.
Alhasil hubungan keduanya semakin memanas menjelang kontestasi Pilpres 2024. Saat itu Jokowi ingin Prabowo-Ganjar, tapi PDIP ingin Ganjar yang jadi presiden dan Prabowo wakilnya.
Hubungan yang sudah panas, makin memanas ketika anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dari Prabowo yang pastinya mendapat dukungan dari Jokowi
Kebersamaan Jokowi dengan PDIP terakhir terihat pada September 2023. Saat itu partai besutan Megawati itu menggelar acara rakernas
Setelahnya, mereka nampak menjauh, tak saling menyapa, hingga akhirnya, hubungan keduanya berakhir pada 4 Desember 2024
RELATED ARTICLES
Kisah Dua Dekade Jokowi dan PDIP: dari Brengosan Berujung Pemecatan
Retaknya hubungan Jokowi dengan PDIP telah mencapai puncaknya. Si Tukang Kayu dari Solo yang bertahun-tahun jadi jagoan PDIP dalam kancah kontestasi politik
Context.id, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan resmi memecat Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, dan Calon Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution sebagai kader partai terhitung sejak Sabtu (14/12) lalu.
Sidang pemecatan Jokowi dan yang lainnya dipimpin langsung oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun. Selain Jokowi, Gibran dan Bobby, ada 27 anggota PDIP lainnya yang dipecat.
Komarudin membacakan tiga surat pemecatan yang masing-masing bernomor 1649, 1650, dan 1651, secara berurutan kepada Jokowi, Gibran, dan Bobby dalam siaran video resmi yang disiarkan oleh PDIP di Jakarta, Senin (16/12).
"Saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengumumkan secara resmi, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai di depan seluruh jajaran ketua DPD partai seluruh Indonesia," kata Komarudin
Kisah romansa Joko Widodo dan PDI Perjuangan alias PDIP yang berlangsung selama kurang lebih 20 tahun, akhirnya kandas. Tapi kalau berbicara Jokowi dan PDIP, kisah mereka udah kayak film-film bergenre romance-thriller,
Pada awalnya mereka terlihat sangat romantis, tapi akhirnya seperti saling menjatuhkan.
Jika kembali ke masa lalu, kisah keduanya berawal sekitar 2004, ketika Jokowi bergabung dengan partai berlambang banteng gemuk moncong putih itu tepatnya di DPC PDIP Solo di daerah Brengosan, Purwosari, Surakarta alias Solo.
Di sana, ia bertemu dengan FX Hadi Rudyatmo, Ketua DPC PDIP Solo yang kemudian menjadi wakil saat Jokowi ikut pilkada untuk menjadi Wali Kota Solo pada 2005
Setelah menjadi Wali Kota Solo, pamor Jokowi terus meningkat, membuatnya memperoleh 90,09% suara di periode keduanya
Selain itu Jokowi selalu menjadi jagoan PDIP dalam berbagai kontestasi politik, mulai dari Pilgub DKI Jakarta 2012, Pilpres 2014, hingga Pilpres 2019. Ibarat simbiosis mutualisme, Jokowi yang terus menerus menang pemilu memberikan efek positif terhadap suara PDIP
Semenjak Jokowi menjadi Presiden, partai berlogo banteng moncong putih itu sudah tiga kali menjadi pemenang pemilu. Tapi kemudian, hubungan Jokowi dengan PDIP pun memburuk.
Keretakan Jokowi-PDIP bermula ketika munculnya isu perpanjangan jabatan presiden tiga periode yang kabarnya diajukan Jokowi dan ditolak Megawati selaku Ketua Umum PDIP.
Alhasil hubungan keduanya semakin memanas menjelang kontestasi Pilpres 2024. Saat itu Jokowi ingin Prabowo-Ganjar, tapi PDIP ingin Ganjar yang jadi presiden dan Prabowo wakilnya.
Hubungan yang sudah panas, makin memanas ketika anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dari Prabowo yang pastinya mendapat dukungan dari Jokowi
Kebersamaan Jokowi dengan PDIP terakhir terihat pada September 2023. Saat itu partai besutan Megawati itu menggelar acara rakernas
Setelahnya, mereka nampak menjauh, tak saling menyapa, hingga akhirnya, hubungan keduanya berakhir pada 4 Desember 2024
POPULAR
RELATED ARTICLES