Share

Stories 13 Desember 2024

Parlemen Korea Selatan Desak Penyelidikan Impor Biomassa dari Indonesia

Biomassa Indonesia yang dikirim ke Korea Selatan diduga merusak lingkungan seperti deforestasi

Hutan gundul/Auriga Nusantara

Context.id, JAKARTA – Majelis Nasional Korea Selatan, yang diwakili salah satu politikusnya Moon Dae-Lim, mendesak penghentian impor pelet kayu dari Indonesia dan meminta penyelidikan menyeluruh atas dampak lingkungannya.

Desakan ini muncul setelah data pemerintah dan analisis satelit mengaitkan impor biomassa dengan deforestasi di Indonesia.

“Kita harus menghentikan impor pelet kayu dan penting bagi pemerintah untuk menyelidiki kerusakan lingkungan yang terjadi,” ujar Moon, anggota Partai Demokrat seperti dikutip dari AP News, Jumat (13/12).

Sebelumnya AP News melakukan investigasi soal biomassa dan deforestasi di Indonesia. Dalam laporannya, AP News menuliskan lebih dari 60% biomassa yang diproduksi dari hutan alami Indonesia dikirim ke beberapa negara di Asia Timur dan salah satunya Korea Selatan. 

Moon membenarkan sejak 2021, ekspor pelet kayu Indonesia ke negaranya melonjak dari 50 ton menjadi lebih dari 68.000 ton. Hal itu terkait dengan ambisi Korea Selatan yang ingin melakukan transisi energi dengan energi yang lebih ramah lingkungan dan biomassa menjadi salah satu pilihan. 

Laporan satelit dari organisasi lingkungan Mighty Earth mencatat lebih dari 3.000 hektare hutan telah ditebang untuk produksi pelet kayu, sementara 2.850 hektare lainnya dibuka untuk pembangunan jalan.

Menurut laporan itu juga, perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produksi biomassa mengatakan sudah mematuhi semua peraturan pemerintah, termasuk melakukan penghijauan wilayah penebangan dengan cara reboisasi.

Permintaan biomassa meningkat
Biomassa, yang dapat berasal dari bahan organik seperti kayu dan limbah tanaman, menjadi sumber energi terbarukan utama di Korea Selatan.

Lebih dari 80% bahan baku biomassa negara itu pelet kayu bergantung pada impor, dengan Indonesia menjadi salah satu pemasok terbesar sejak 2023.

“Permintaan bioenergi harus dikelola dengan berkelanjutan,” kata Badan Energi Internasional (IEA).

Kelompok aktivis lingkungan menyambut baik laporan Moon, menganggapnya sebagai langkah penting dalam meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan biomassa di Korea Selatan.

 “Pertanyaan Moon merupakan momen penting... Kami berharap ini memicu evaluasi ulang standar impor dan kebijakan subsidi energi pemerintah,” kata Hansae Song dari Solutions for Our Climate.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 13 Desember 2024

Parlemen Korea Selatan Desak Penyelidikan Impor Biomassa dari Indonesia

Biomassa Indonesia yang dikirim ke Korea Selatan diduga merusak lingkungan seperti deforestasi

Hutan gundul/Auriga Nusantara

Context.id, JAKARTA – Majelis Nasional Korea Selatan, yang diwakili salah satu politikusnya Moon Dae-Lim, mendesak penghentian impor pelet kayu dari Indonesia dan meminta penyelidikan menyeluruh atas dampak lingkungannya.

Desakan ini muncul setelah data pemerintah dan analisis satelit mengaitkan impor biomassa dengan deforestasi di Indonesia.

“Kita harus menghentikan impor pelet kayu dan penting bagi pemerintah untuk menyelidiki kerusakan lingkungan yang terjadi,” ujar Moon, anggota Partai Demokrat seperti dikutip dari AP News, Jumat (13/12).

Sebelumnya AP News melakukan investigasi soal biomassa dan deforestasi di Indonesia. Dalam laporannya, AP News menuliskan lebih dari 60% biomassa yang diproduksi dari hutan alami Indonesia dikirim ke beberapa negara di Asia Timur dan salah satunya Korea Selatan. 

Moon membenarkan sejak 2021, ekspor pelet kayu Indonesia ke negaranya melonjak dari 50 ton menjadi lebih dari 68.000 ton. Hal itu terkait dengan ambisi Korea Selatan yang ingin melakukan transisi energi dengan energi yang lebih ramah lingkungan dan biomassa menjadi salah satu pilihan. 

Laporan satelit dari organisasi lingkungan Mighty Earth mencatat lebih dari 3.000 hektare hutan telah ditebang untuk produksi pelet kayu, sementara 2.850 hektare lainnya dibuka untuk pembangunan jalan.

Menurut laporan itu juga, perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produksi biomassa mengatakan sudah mematuhi semua peraturan pemerintah, termasuk melakukan penghijauan wilayah penebangan dengan cara reboisasi.

Permintaan biomassa meningkat
Biomassa, yang dapat berasal dari bahan organik seperti kayu dan limbah tanaman, menjadi sumber energi terbarukan utama di Korea Selatan.

Lebih dari 80% bahan baku biomassa negara itu pelet kayu bergantung pada impor, dengan Indonesia menjadi salah satu pemasok terbesar sejak 2023.

“Permintaan bioenergi harus dikelola dengan berkelanjutan,” kata Badan Energi Internasional (IEA).

Kelompok aktivis lingkungan menyambut baik laporan Moon, menganggapnya sebagai langkah penting dalam meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan biomassa di Korea Selatan.

 “Pertanyaan Moon merupakan momen penting... Kami berharap ini memicu evaluasi ulang standar impor dan kebijakan subsidi energi pemerintah,” kata Hansae Song dari Solutions for Our Climate.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Menangani Sleep Apnea: Solusi dan Inovasi untuk Tidur yang Lebih Baik

Sleep apnea, gangguan tidur yang mengganggu pernapasan malam, memengaruhi hampir satu miliar orang di seluruh dunia dan banyak solusi dikembangkan ...

Context.id . 13 December 2024

Parlemen Korea Selatan Desak Penyelidikan Impor Biomassa dari Indonesia

Biomassa Indonesia yang dikirim ke Korea Selatan diduga merusak lingkungan seperti deforestasi

Context.id . 13 December 2024

Benua Kedelapan Bumi yang Hilang Akhirnya Terungkap

Ilmuwan akhirnya mengungkap keberadaan benua kedelapan, Zealandia, yang hampir seluruhnya tenggelam di bawah Samudra Pasifik

Context.id . 13 December 2024

Kekayaan Elon Musk Mencapai Rekor US$447 Miliar atau Rp7 Ribu Triliun

Elon Musk mencatat rekor kekayaan bersih US 447 miliar yang bahkan melampaui perusahaan raksasa seperti Costco

Context.id . 13 December 2024