Stories - 21 June 2022

Utang Indonesia Tembus Rp7 Triliun, Masih Aman?

Sri Mulyani menyebut rasio utang pemerintah posisinya turun ke angka Rp7.040,32 triliun, atau 39,9 persen dari PDB.


Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan dalam seminar Indonesia Economic & Investment Outlook 2020 di Jakarta, Senin (17/2/2020). -bisnis-

Context, JAKARTA - Posisi utang pemerintah Indonesia pada saat ini masih ada di level yang aman. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada acara UI International Conference on G20 di hari senin (20/6/2022). 

Jika benar, tentu hal ini jadi kabar baik buat warga Indonesia. Soalnya, pandemi yang terjadi saat ini telah membuat banyak negara mengalami krisis ekonomi berkepanjangan. Hal ini dikarenakan terhentinya kegiatan perekonomian di negara-negara tersebut.

Saat ini menurut Sri Mulyani, pada April 2022 rasio utang pemerintah posisinya turun ke angka Rp7.040,32 triliun, atau 39,9 persen dari PDB. Angka ini menjadikan rasio utang Indonesia masih ada di bawah batas aman atau di bawah 60% dari PDB.

“Dengan penerimaan kuat yang kita nikmati karena commodity boom, rasio utang kita terhadap PDB sebenarnya sekarang turun menjadi 38 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani.


TANDANYA INDONESIA SELAMAT DARI PANDEMI?

Ketika Pandemi, banyak negara yang menjalankan kebijakan lockdown sehingga perekonomian di negara-negara tersebut terhenti. Karena itu lah, banyak negara, terutama negara berkembang harus menerima kenyataan kalau perekonomian negaranya ambruk. 

Saat berpidato di Rakernas II PDIP, Jokowi mengatakan kalau berdasarkan data Bank Dunia, ada 60 negara yang perekonomiannya terancam runtuh. Ia pun menyampaikan, meskipun Indonesia tidak masuk daftar tersebut, tapi masyarakat Indonesia harus tetap waspada.

“Bank Dunia menyampaikan, IMF menyampaikan, UN/PBB menyampaikan, terakhir baru kemarin, saya mendapatkan informasi 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana,” - kata Jokowi.

Hal ini juga disampaikan oleh Sri Mulyani. Menurutnya, runtuhnya perekonomian 60 negara disebabkan oleh tidak adanya pilihan lain untuk menghadapi pandemi. Karena terhentinya kegiatan perekonomian, defisit anggaran menjadi tidak terhindarkan.

Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai, membuat banyak negara, terutama negara berpenghasilan rendah terpaksa harus meningkatkan utangnya. Ini dilakukan karena saat itu berhutang menjadi satu-satunya jalan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan warganya dari krisis pandemi.

“Beberapa negara sudah [mencatatkan rasio utang] di atas 60 [persen], bahkan ada yang 80 persen, bahkan 100 persen. Jadi mereka sekarang memiliki rasio utang terhadap PDB yang lebih drastis,” jelas Sri Mulyani.

Karena rasio utang Indonesia masih di batas aman, ini menjadi salah satu tanda jika Indonesia sudah berhasil selamat dari krisis pandemi. 

Diketahui, sebelumnya Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang menolak lockdown. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Corona adalah dengan melakukan pembatasan kegiatan, seperti PSBB dan PPKM. Karena kebijakan ini, perekonomian masyarakat masih bisa berjalan walaupun harus dibatasi.


Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024