Rebranding Jaguar Malah Tuai Kontroversi, Kenapa?
Jaguar, produsen mobil maskulin memutuskan untuk melakukan rebranding setelah menjadi produsen mobil listrik.
Context.id, JAKARTA - Produsen mobil mewah asal Inggris Jaguar meluncurkan konsep desain terbaru untuk kendaraan listrik generasi berikutnya. Perubahan logo Jaguar yang menggambarkan maskulinitas dan kegaharan menjadi hanya sebuah tulisan menuai cibiran dari para kritikus.
Beberapa kritikus mengatakan jenama tersebut menjadi aneh karena menampilkan berbagai model dan warna-warna cerah. Kampanye tersebut juga tidak menampilkan mobil apa pun. Bagi pihak Jaguar, kampanye perubahan mode ini memadukan citra mobil yang bercitarasa "modernisme yang luar biasa" .
Kritik pedas dari kritikus maupun warganet soal perubahan Jaguar wajar-wajar saja. Pasalnya rebranding yang dilakukan Jaguar memang terbilang kontroversial, bukan hanya dari segi bisnis, tapi juga secara tradisi!
Jaguar itu dikenal dengan mobil maskulin yang suara mesin dan desainnya sangat ‘British’ banget! Saking kerennya, mobil ini sampai tiga kali muncul di film James Bond dan identik dengan agen ini yang dikenal maskulin, elegan sekaligus flamboyan.
Jadi, rebranding ini sebagai sebuah pemberitahuan dari Jaguar, bahwa pabrikan ini akan sepenuhnya menghentikan produksi mobil bertenaga bensin, dan berubah jadi produsen mobil EV alias mobil listrik
Seperti sudah diulas sebelumnya, rebranding diawali dengan perubahan logo perusahaan, dengan menampilkan video tanpa ada mobilnya. Ada yang bilang promonya itu jelek, tapi ada juga yang mengatakan promo rebranding Jaguar berhasil menarik banyak perhatian dan bikin penasaran
Gerry McGovern, Kepala Bagian Kreatif Jaguar, mengatakan perusahaannya ini akan dibangun di atas modernisme yang luar biasa. Jaguar yang baru pun diharapkan bakal lebih mewah dibandingkan Jaguar versi lama
Sementara itu Chris Bowers, CEO CMB Automotive Marketing melihat Jaguar diprediksi akan meninggalkan konsumen lama, dan menyasar konsumen baru yang lebih muda, kaya, tertarik sama style, dan individualitas.
Tapi masalahnya, rebranding Jaguar jadi produsen EV ini dilakukan ketika penjualan mobil listrik dunia sedang anjlok. Ditambah, Jaguar juga harus bersaing sama produsen EV yang udah settle, dan lebih berpengalaman, kayak Tesla dan Porsche
RELATED ARTICLES
Rebranding Jaguar Malah Tuai Kontroversi, Kenapa?
Jaguar, produsen mobil maskulin memutuskan untuk melakukan rebranding setelah menjadi produsen mobil listrik.
Context.id, JAKARTA - Produsen mobil mewah asal Inggris Jaguar meluncurkan konsep desain terbaru untuk kendaraan listrik generasi berikutnya. Perubahan logo Jaguar yang menggambarkan maskulinitas dan kegaharan menjadi hanya sebuah tulisan menuai cibiran dari para kritikus.
Beberapa kritikus mengatakan jenama tersebut menjadi aneh karena menampilkan berbagai model dan warna-warna cerah. Kampanye tersebut juga tidak menampilkan mobil apa pun. Bagi pihak Jaguar, kampanye perubahan mode ini memadukan citra mobil yang bercitarasa "modernisme yang luar biasa" .
Kritik pedas dari kritikus maupun warganet soal perubahan Jaguar wajar-wajar saja. Pasalnya rebranding yang dilakukan Jaguar memang terbilang kontroversial, bukan hanya dari segi bisnis, tapi juga secara tradisi!
Jaguar itu dikenal dengan mobil maskulin yang suara mesin dan desainnya sangat ‘British’ banget! Saking kerennya, mobil ini sampai tiga kali muncul di film James Bond dan identik dengan agen ini yang dikenal maskulin, elegan sekaligus flamboyan.
Jadi, rebranding ini sebagai sebuah pemberitahuan dari Jaguar, bahwa pabrikan ini akan sepenuhnya menghentikan produksi mobil bertenaga bensin, dan berubah jadi produsen mobil EV alias mobil listrik
Seperti sudah diulas sebelumnya, rebranding diawali dengan perubahan logo perusahaan, dengan menampilkan video tanpa ada mobilnya. Ada yang bilang promonya itu jelek, tapi ada juga yang mengatakan promo rebranding Jaguar berhasil menarik banyak perhatian dan bikin penasaran
Gerry McGovern, Kepala Bagian Kreatif Jaguar, mengatakan perusahaannya ini akan dibangun di atas modernisme yang luar biasa. Jaguar yang baru pun diharapkan bakal lebih mewah dibandingkan Jaguar versi lama
Sementara itu Chris Bowers, CEO CMB Automotive Marketing melihat Jaguar diprediksi akan meninggalkan konsumen lama, dan menyasar konsumen baru yang lebih muda, kaya, tertarik sama style, dan individualitas.
Tapi masalahnya, rebranding Jaguar jadi produsen EV ini dilakukan ketika penjualan mobil listrik dunia sedang anjlok. Ditambah, Jaguar juga harus bersaing sama produsen EV yang udah settle, dan lebih berpengalaman, kayak Tesla dan Porsche
POPULAR
RELATED ARTICLES