Share

Home Stories

Stories 26 November 2024

Apakah Minyak dari Biji-bijian Tidak Sehat Bagi Tubuh?

Selama beberapa tahun terakhir, ketakutan mengenai minyak dari biji-bijian yang tidak baik bagi tubuh dan bersifat inflamasi telah menyebar di internet.

Minyak biji-bijian/FICSI

Context.id, JAKARTA - Minyak dari biji-bijian buruk bagi tubuh? Banyak ahli menepis anggapan ini, dengan mengatakan penelitian menunjukkan memasak dengan minyak sayur yang berasal dari biji-bijian baik untuk Anda.

Robert F. Kennedy (RFK) Jr, pilihan Presiden terpilih Trump untuk jabatan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan salah satu orang yang mendorong perusahaan-perusahaan makanan menggunakan minyak atau lemak goreng dari lemak sapi. 

RFK Jr menuding minyak biji-bijian buruk bagi tubuh. Para pakar gizi meresponnya dengan mengatakan hal itu memicu ketakutan yang tidak perlu dan mengaburkan kebenaran. 

Profesor Richard Bazinet, yang mempelajari bagaimana lemak menjadi bahan bakar otak kita di Universitas Toronto, mengatakan isu minyak biji sebagai "akar segala kejahatan" telah meledak sejak tahun 2020.

"Orang-orang mulai berkata, 'Hei, pemerintah berbohong kepada Anda. Lemak jenuh baik untuk Anda. Minyak biji-bijian justru membunuh Anda dan menyebabkan kanker," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider



Selama berabad-abad, orang-orang di seluruh dunia telah menggunakan minyak lokal, beberapa di antaranya dapat diklasifikasikan sebagai "minyak biji," yang berasal dari biji sawi dan biji rami. 

Tak satu pun dari minyak tersebut yang buruk bagi kesehatan mereka. Saat ini, "minyak biji" lebih merupakan istilah yang merendahkan daripada definisi teknis, merujuk pada minyak yang mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi. 

Ada beberapa biji-bijian yang menghasilkan minyak yang dianggap tidak sehat di antaranya 
kanola, jagung, kedelai, biji kapas, biji anggur, bunga matahari, bunga kesumba dan dedak padi atau bekatul. 

Pihak yang menentang minyak biji mengatakan minyak biji beracun dan sering kali merekomendasikan mentega sebagai gantinya, yang kaya akan asam lemak jenuh dengan hanya sedikit omega-6.

Belum ada bukti sahih bahaya minyak biji
Hanya saja sama seperti dikatakan Bazinet, ahli jantung Dariush Mozaffarian, Direktur Food is Medicine Institute di Universitas Tufts, mengatakan dirinya tidak menemukan bukti kuat minyak biji berbahaya.

Mozaffarian telah menulis lusinan penelitian yang menyelidiki secara independen bagaimana minyak yang kaya akan omega-6 memengaruhi masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, dan penambahan berat badan. 

Dirinya mengatakan telah menemukan banyak bukti justru minyak tersebut baik untuk kesehatan secara keseluruhan, menurunkan angka diabetes tipe 2, dan memperbaiki kadar kolesterol.

Satu abad yang lalu, konsumsi asam lemak omega-6 kurang dari 3% dari total kalori kita. Itu berubah setelah Perang Dunia II, ketika teknologi baru memungkinkan produksi massal jenis baru minyak sayur tak jenuh tunggal dari tanaman yang kaya omega-6.

Kanada menemukan minyak kanola, dan banyak juru masak mengganti lemak trans yang berbahaya dengan minyak yang lebih murah dan mudah didapat ini. 

Produsen makanan juga mulai membuat makanan olahan dengan bahan-bahan seperti minyak kanola atau minyak jagung.

Tiba-tiba, era makan modern kita lahir. Ada beberapa yang bertahan: McDonald's tidak berhenti menggunakan lemak sapi hingga sekitar tahun 1990. 

Tetapi seiring dengan semakin populernya vegetarianisme dan veganisme, minyak biji-bijian menjadi pilihan yang tidak berbahaya dan sangat murah untuk memproduksi, menggoreng, dan memasak makanan bagi masyarakat umum.

"Ada hal-hal yang jauh lebih penting bagi Anda daripada sekadar memikirkan minyak biji. Tapi Saya ingin orang-orang menghindari makanan olahan dan tepung serta gula olahan," kata Mozaffarian. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 26 November 2024

Apakah Minyak dari Biji-bijian Tidak Sehat Bagi Tubuh?

Selama beberapa tahun terakhir, ketakutan mengenai minyak dari biji-bijian yang tidak baik bagi tubuh dan bersifat inflamasi telah menyebar di internet.

Minyak biji-bijian/FICSI

Context.id, JAKARTA - Minyak dari biji-bijian buruk bagi tubuh? Banyak ahli menepis anggapan ini, dengan mengatakan penelitian menunjukkan memasak dengan minyak sayur yang berasal dari biji-bijian baik untuk Anda.

Robert F. Kennedy (RFK) Jr, pilihan Presiden terpilih Trump untuk jabatan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan salah satu orang yang mendorong perusahaan-perusahaan makanan menggunakan minyak atau lemak goreng dari lemak sapi. 

RFK Jr menuding minyak biji-bijian buruk bagi tubuh. Para pakar gizi meresponnya dengan mengatakan hal itu memicu ketakutan yang tidak perlu dan mengaburkan kebenaran. 

Profesor Richard Bazinet, yang mempelajari bagaimana lemak menjadi bahan bakar otak kita di Universitas Toronto, mengatakan isu minyak biji sebagai "akar segala kejahatan" telah meledak sejak tahun 2020.

"Orang-orang mulai berkata, 'Hei, pemerintah berbohong kepada Anda. Lemak jenuh baik untuk Anda. Minyak biji-bijian justru membunuh Anda dan menyebabkan kanker," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider



Selama berabad-abad, orang-orang di seluruh dunia telah menggunakan minyak lokal, beberapa di antaranya dapat diklasifikasikan sebagai "minyak biji," yang berasal dari biji sawi dan biji rami. 

Tak satu pun dari minyak tersebut yang buruk bagi kesehatan mereka. Saat ini, "minyak biji" lebih merupakan istilah yang merendahkan daripada definisi teknis, merujuk pada minyak yang mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi. 

Ada beberapa biji-bijian yang menghasilkan minyak yang dianggap tidak sehat di antaranya 
kanola, jagung, kedelai, biji kapas, biji anggur, bunga matahari, bunga kesumba dan dedak padi atau bekatul. 

Pihak yang menentang minyak biji mengatakan minyak biji beracun dan sering kali merekomendasikan mentega sebagai gantinya, yang kaya akan asam lemak jenuh dengan hanya sedikit omega-6.

Belum ada bukti sahih bahaya minyak biji
Hanya saja sama seperti dikatakan Bazinet, ahli jantung Dariush Mozaffarian, Direktur Food is Medicine Institute di Universitas Tufts, mengatakan dirinya tidak menemukan bukti kuat minyak biji berbahaya.

Mozaffarian telah menulis lusinan penelitian yang menyelidiki secara independen bagaimana minyak yang kaya akan omega-6 memengaruhi masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, dan penambahan berat badan. 

Dirinya mengatakan telah menemukan banyak bukti justru minyak tersebut baik untuk kesehatan secara keseluruhan, menurunkan angka diabetes tipe 2, dan memperbaiki kadar kolesterol.

Satu abad yang lalu, konsumsi asam lemak omega-6 kurang dari 3% dari total kalori kita. Itu berubah setelah Perang Dunia II, ketika teknologi baru memungkinkan produksi massal jenis baru minyak sayur tak jenuh tunggal dari tanaman yang kaya omega-6.

Kanada menemukan minyak kanola, dan banyak juru masak mengganti lemak trans yang berbahaya dengan minyak yang lebih murah dan mudah didapat ini. 

Produsen makanan juga mulai membuat makanan olahan dengan bahan-bahan seperti minyak kanola atau minyak jagung.

Tiba-tiba, era makan modern kita lahir. Ada beberapa yang bertahan: McDonald's tidak berhenti menggunakan lemak sapi hingga sekitar tahun 1990. 

Tetapi seiring dengan semakin populernya vegetarianisme dan veganisme, minyak biji-bijian menjadi pilihan yang tidak berbahaya dan sangat murah untuk memproduksi, menggoreng, dan memasak makanan bagi masyarakat umum.

"Ada hal-hal yang jauh lebih penting bagi Anda daripada sekadar memikirkan minyak biji. Tapi Saya ingin orang-orang menghindari makanan olahan dan tepung serta gula olahan," kata Mozaffarian. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025