Melihat Perjuangan Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Dibunuh Israel
Israel mengumumkan telah membunuh Yahya Sinwar, pemimpin Hamas. Kematiannya menjadi kemenangan Israel tapi dianggap martir oleh para pendukungnya.
Context.id, JAKARTA - Yahya Sinwar, tokoh penting perjuangan Palestina dinyatakan tewas dalam pertempurannya melawan Israel. Kematiannya disambut tangisan pendukung Palestina, tapi disambut bahagia oleh Israel dan sekutunya
Bahkan, Presiden AS menganggap ini sebuah kemenangan bagi dunia, karena pelaku ‘holocaust’ di era terkini telah tiada. Siapa sebenarnya Yahya Sinwar dan mengapa dia sangat diincar Israel?
Sinwar alias Abu Ibrahim adalah seorang asli Gaza, Palestina, yang lahir pada 1962 di kamp pengungsi di Khan Younis. Sebelumnya, keluarga Sinwar tinggal di desa al-Majdal, namun dihancurkan oleh Israel untuk membangun kota Ashkelon.
Sebagai seorang Palestina ditambah lahir di pengungsian, Sinwar paham betul arti perjuangan melawan penjajahan Zionis Israel. Sejak remaja, Sinwar sudah ikut berjuang melawan Israel. Bahkan dirinya sudah beberapa kali ditangkap Israel karena aktivitasnya
Pada 1985, Sinwar bertemu dengan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, saat sama-sama sedang dipenjara oleh Israel. Berguru langsung dengan Syeikh Yassin, Sinwar pun semakin radikal.
Selepas keluar penjara, tepatnya pada usia 25 tahun, dia mendirikan Organisasi Keamanan Internal Hamas, al-Majd, yang membuatnya mendapatkan reputasi sebagai Si Tukang Jagal dari Khan Younis.
Sinwar sempat dipenjara lagi pada 1988, dan setelah bebas pada 2011, dia mulai menempati sejumlah posisi penting di Hamas. Sampai akhirnya pada 2023, Sinwar dituduh Israel dan AS sebagai dalang di balik serangan Hamas pada 7 Oktober
Presiden AS Biden pun menganggap Sinwar bertanggung jawab atas tewasnya ribuan warga Israel, Palestina, AS, dan lebih dari 30 negara lainnya dalam beberapa tahun terakhir hingga menyebutnya sebagai pelaku Holocaust terparah bagi orang Yahudi setelah Hitler.
Tapi di satu sisi, bagi pembela Palestina, seperti Iran dan komunitas muslim dunia menyebut kematian Sinwar justru menjadikannya sebagai seorang martir perjuangan
RELATED ARTICLES
Melihat Perjuangan Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Dibunuh Israel
Israel mengumumkan telah membunuh Yahya Sinwar, pemimpin Hamas. Kematiannya menjadi kemenangan Israel tapi dianggap martir oleh para pendukungnya.
Context.id, JAKARTA - Yahya Sinwar, tokoh penting perjuangan Palestina dinyatakan tewas dalam pertempurannya melawan Israel. Kematiannya disambut tangisan pendukung Palestina, tapi disambut bahagia oleh Israel dan sekutunya
Bahkan, Presiden AS menganggap ini sebuah kemenangan bagi dunia, karena pelaku ‘holocaust’ di era terkini telah tiada. Siapa sebenarnya Yahya Sinwar dan mengapa dia sangat diincar Israel?
Sinwar alias Abu Ibrahim adalah seorang asli Gaza, Palestina, yang lahir pada 1962 di kamp pengungsi di Khan Younis. Sebelumnya, keluarga Sinwar tinggal di desa al-Majdal, namun dihancurkan oleh Israel untuk membangun kota Ashkelon.
Sebagai seorang Palestina ditambah lahir di pengungsian, Sinwar paham betul arti perjuangan melawan penjajahan Zionis Israel. Sejak remaja, Sinwar sudah ikut berjuang melawan Israel. Bahkan dirinya sudah beberapa kali ditangkap Israel karena aktivitasnya
Pada 1985, Sinwar bertemu dengan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, saat sama-sama sedang dipenjara oleh Israel. Berguru langsung dengan Syeikh Yassin, Sinwar pun semakin radikal.
Selepas keluar penjara, tepatnya pada usia 25 tahun, dia mendirikan Organisasi Keamanan Internal Hamas, al-Majd, yang membuatnya mendapatkan reputasi sebagai Si Tukang Jagal dari Khan Younis.
Sinwar sempat dipenjara lagi pada 1988, dan setelah bebas pada 2011, dia mulai menempati sejumlah posisi penting di Hamas. Sampai akhirnya pada 2023, Sinwar dituduh Israel dan AS sebagai dalang di balik serangan Hamas pada 7 Oktober
Presiden AS Biden pun menganggap Sinwar bertanggung jawab atas tewasnya ribuan warga Israel, Palestina, AS, dan lebih dari 30 negara lainnya dalam beberapa tahun terakhir hingga menyebutnya sebagai pelaku Holocaust terparah bagi orang Yahudi setelah Hitler.
Tapi di satu sisi, bagi pembela Palestina, seperti Iran dan komunitas muslim dunia menyebut kematian Sinwar justru menjadikannya sebagai seorang martir perjuangan
POPULAR
RELATED ARTICLES