Punya Utang Rp54 Ribu Triliun, Revlon Akan Gulung Tikar
Revlon mengajukan kebangkrutannya setelah memiliki utang yang mencapai Rp54.764 triliun.
Context.id, JAKARTA - Perusahaan kecantikan Revlon mengajukan kebangkrutannya setelah memiliki utang yang mencapai Rp54.764 triliun. Kebangkrutan ini diakibatkan oleh masifnya persaingan bisnis dan masalah rantai pasokan akibat pandemi.
Diketahui, banyak perusahaan kosmetik baru yang bermunculan dan didukung oleh selebritis dunia yang mengandalkan basis penggemar untuk menghasilkan sensasi dan penjualan. Mulai dari Fenty Beauty milik Rihanna dan Kylie Cosmetics milik Kylie Jenner.
Selain itu, Revlon juga disebut-sebut tidak mampu mengimbangi saingannya L’Oreal SA dan Estee Lauder Cos yang juga merupakan perusahaan kosmetik besar dunia.
Presiden dan CEO Revlon, Debra Perelman dalam keterangan resminya menyatakan bahwa konsumen setia Revlon masih banyak. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa penyebab kebangkrutan ini adalah struktur modal yang menantang dan masalah ekonomi makro yang semakin bergejolak.
“Permintaan konsumen untuk produk kami tetap banyak. Orang menyukai merek kami dan kami terus memiliki posisi pasar yang sehat. Namun, struktur modal kami yang menantang telah membatasi kemampuan kami untuk mengatur masalah ekonomi makro untuk memenuhi permintaan ini,” ujar Perelman dilansir dari NPR.
Dikutip dari Bloomberg, Revlon kini sedang mengajukan perlindungan pengadilan bab ke 11, di Distrik Selatan New York. Tercatat, ia memiliki aset senilai US$2,3 miliar per April 2022. Yang mana, masih membutuhkan US$1,4 miliar lagi untuk dapat melunasi hutangnya.
Oleh karena itu, saat ini Revlon kemungkinan harus merestrukturisasi kewajibannya kepada kreditur sambil tetap berbisnis.
Diketahui, Revlon merupakan perusahaan kecantikan yang berdiri pada 1932. Awalnya perusahaan ini hanya menjual cat kuku. Namun, semakin lama Revlon semakin berekspansi dan mulai menjual produk lain, seperti lipstik dan cat rambut, serta melebarkan sayapnya ke pasar internasional.
Kemudian, Revlon diambil alih oleh perusahaan induk dari Perelman, yakni MacAndrews & Forbes Inc., yang kemudian membawa Revlon menjadi salah satu merek kecantikan paling populer di Amerika Serikat pada abad ke-20
RELATED ARTICLES
Punya Utang Rp54 Ribu Triliun, Revlon Akan Gulung Tikar
Revlon mengajukan kebangkrutannya setelah memiliki utang yang mencapai Rp54.764 triliun.
Context.id, JAKARTA - Perusahaan kecantikan Revlon mengajukan kebangkrutannya setelah memiliki utang yang mencapai Rp54.764 triliun. Kebangkrutan ini diakibatkan oleh masifnya persaingan bisnis dan masalah rantai pasokan akibat pandemi.
Diketahui, banyak perusahaan kosmetik baru yang bermunculan dan didukung oleh selebritis dunia yang mengandalkan basis penggemar untuk menghasilkan sensasi dan penjualan. Mulai dari Fenty Beauty milik Rihanna dan Kylie Cosmetics milik Kylie Jenner.
Selain itu, Revlon juga disebut-sebut tidak mampu mengimbangi saingannya L’Oreal SA dan Estee Lauder Cos yang juga merupakan perusahaan kosmetik besar dunia.
Presiden dan CEO Revlon, Debra Perelman dalam keterangan resminya menyatakan bahwa konsumen setia Revlon masih banyak. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa penyebab kebangkrutan ini adalah struktur modal yang menantang dan masalah ekonomi makro yang semakin bergejolak.
“Permintaan konsumen untuk produk kami tetap banyak. Orang menyukai merek kami dan kami terus memiliki posisi pasar yang sehat. Namun, struktur modal kami yang menantang telah membatasi kemampuan kami untuk mengatur masalah ekonomi makro untuk memenuhi permintaan ini,” ujar Perelman dilansir dari NPR.
Dikutip dari Bloomberg, Revlon kini sedang mengajukan perlindungan pengadilan bab ke 11, di Distrik Selatan New York. Tercatat, ia memiliki aset senilai US$2,3 miliar per April 2022. Yang mana, masih membutuhkan US$1,4 miliar lagi untuk dapat melunasi hutangnya.
Oleh karena itu, saat ini Revlon kemungkinan harus merestrukturisasi kewajibannya kepada kreditur sambil tetap berbisnis.
Diketahui, Revlon merupakan perusahaan kecantikan yang berdiri pada 1932. Awalnya perusahaan ini hanya menjual cat kuku. Namun, semakin lama Revlon semakin berekspansi dan mulai menjual produk lain, seperti lipstik dan cat rambut, serta melebarkan sayapnya ke pasar internasional.
Kemudian, Revlon diambil alih oleh perusahaan induk dari Perelman, yakni MacAndrews & Forbes Inc., yang kemudian membawa Revlon menjadi salah satu merek kecantikan paling populer di Amerika Serikat pada abad ke-20
POPULAR
RELATED ARTICLES