Paus Fransiskus Minta Pejuang Myanmar Aung San Suu Kyi Dibebaskan!
Mantan pemimpin Myanmar digulingkan dari kekuasaan lewat kudeta militer 2021 dan dijatuhi hukuman 27 tahun penjara
Context.id, JAKARTA - Paus Fransiskus menyerukan pembebasan mantan pemimpin Myanmar dan penerima Nobel Perdamaian yang ditahan, Aung San Suu Kyi. Pemimpin perempuan ini ditahan oleh militer sejak pemerintahannya digulingkan dalam kudeta tahun 2021.
"Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan siap menerima putranya di Roma. Saya menawarkan perlindungan di Vatikan dan akan menerimanya di wilayah kami,” katanya dalam percakapan pribadi selama tur 12 hari di Asia Tenggara baru-baru ini.
Melansir Reuters, Paus juga menawarkan suaka untuk anak lelaki Aung San Suu Kyi. "Vatikan adalah tempat yang aman," kata Paus dalam percakapannya baru-baru ini dengan komunitas Jesuit di Asia seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/9)
Harian Italia Corriere della Sera menerbitkan kabar itu dalam sebuah artikel yang ditulis Pastor Antonio Spadaro, seorang imam Jesuit yang berbasis di Roma.
BACA JUGA
Pastor Spadaro ikut hadir dalam pertemuan dengan para Jesuit dan menulis tentang isi pertemuan itu dengan izin Paus.
Sementara itu Asianews menuliskan bahwa Paus juga sempat ditanya oleh seorang Jesuit asal Myanmar yang meminta nasihat tentang apa yang harus dilakukan setelah tiga tahun konflik sipil.
Saat itu Paus Fransiskus mengatakan tidak ada jawaban universal untuk pertanyaan tersebut namun menegaskan kembali perlunya perdamaian.
"Di Myanmar saat ini Anda tidak bisa tinggal diam. Anda harus melakukan sesuatu! Masa depan negara Anda harus damai berdasarkan penghormatan terhadap martabat dan hak semua orang, penghormatan terhadap tatanan demokratis yang memungkinkan setiap orang memberikan kontribusinya demi kebaikan bersama," kata Paus seperti dikutip Pastor Spadaro.
Hingga kini, tidak jelas di mana wanita berusia 78 tahun yang sangat populer itu. Apakah memang ditahan dalam penjara atau apakah dia diizinkan menerima pengunjung.
Aung San Suu Kyi adalah putri pahlawan kemerdekaan Myanmar Aung San, yang mengenyam pendidikan di Inggris dan telah dipenjara di Myanmar selama total 27 tahun.
Dia dipenjara dengan berbagai tuduhan, mulai dari pengkhianatan dan penyuapan hingga pelanggaran undang-undang telekomunikasi dan manajemen bencana, namun dia membantahnya.
Para pendukungnya mengatakan, kasus-kasus yang dituduhkan tersebut bermotif politik untuk menjauhkannya dari publik, dan meredam kekuatan pro-demokrasi.
Rezim militer di Myanmar bersikukuh bahwa Aung San Suu Kyi telah menjalani proses pengadilan seperti yang semestinya.
Sebagai informasi, Paus Fransiskus yang sekarang berusia 87 tahun pernah mengunjungi Myanmar pada Desember 2017.
Setelah satu dekade demokrasi dan reformasi ekonomi yang tentatif, Myanmar kini terjebak dalam "perang saudara", antara gerakan perlawanan bersenjata yang bersekutu dengan separatis etnis minoritas, dan militer yang telah kehilangan kendali di sebagian besar wilayah negara itu.
RELATED ARTICLES
Paus Fransiskus Minta Pejuang Myanmar Aung San Suu Kyi Dibebaskan!
Mantan pemimpin Myanmar digulingkan dari kekuasaan lewat kudeta militer 2021 dan dijatuhi hukuman 27 tahun penjara
Context.id, JAKARTA - Paus Fransiskus menyerukan pembebasan mantan pemimpin Myanmar dan penerima Nobel Perdamaian yang ditahan, Aung San Suu Kyi. Pemimpin perempuan ini ditahan oleh militer sejak pemerintahannya digulingkan dalam kudeta tahun 2021.
"Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan siap menerima putranya di Roma. Saya menawarkan perlindungan di Vatikan dan akan menerimanya di wilayah kami,” katanya dalam percakapan pribadi selama tur 12 hari di Asia Tenggara baru-baru ini.
Melansir Reuters, Paus juga menawarkan suaka untuk anak lelaki Aung San Suu Kyi. "Vatikan adalah tempat yang aman," kata Paus dalam percakapannya baru-baru ini dengan komunitas Jesuit di Asia seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/9)
Harian Italia Corriere della Sera menerbitkan kabar itu dalam sebuah artikel yang ditulis Pastor Antonio Spadaro, seorang imam Jesuit yang berbasis di Roma.
BACA JUGA
Pastor Spadaro ikut hadir dalam pertemuan dengan para Jesuit dan menulis tentang isi pertemuan itu dengan izin Paus.
Sementara itu Asianews menuliskan bahwa Paus juga sempat ditanya oleh seorang Jesuit asal Myanmar yang meminta nasihat tentang apa yang harus dilakukan setelah tiga tahun konflik sipil.
Saat itu Paus Fransiskus mengatakan tidak ada jawaban universal untuk pertanyaan tersebut namun menegaskan kembali perlunya perdamaian.
"Di Myanmar saat ini Anda tidak bisa tinggal diam. Anda harus melakukan sesuatu! Masa depan negara Anda harus damai berdasarkan penghormatan terhadap martabat dan hak semua orang, penghormatan terhadap tatanan demokratis yang memungkinkan setiap orang memberikan kontribusinya demi kebaikan bersama," kata Paus seperti dikutip Pastor Spadaro.
Hingga kini, tidak jelas di mana wanita berusia 78 tahun yang sangat populer itu. Apakah memang ditahan dalam penjara atau apakah dia diizinkan menerima pengunjung.
Aung San Suu Kyi adalah putri pahlawan kemerdekaan Myanmar Aung San, yang mengenyam pendidikan di Inggris dan telah dipenjara di Myanmar selama total 27 tahun.
Dia dipenjara dengan berbagai tuduhan, mulai dari pengkhianatan dan penyuapan hingga pelanggaran undang-undang telekomunikasi dan manajemen bencana, namun dia membantahnya.
Para pendukungnya mengatakan, kasus-kasus yang dituduhkan tersebut bermotif politik untuk menjauhkannya dari publik, dan meredam kekuatan pro-demokrasi.
Rezim militer di Myanmar bersikukuh bahwa Aung San Suu Kyi telah menjalani proses pengadilan seperti yang semestinya.
Sebagai informasi, Paus Fransiskus yang sekarang berusia 87 tahun pernah mengunjungi Myanmar pada Desember 2017.
Setelah satu dekade demokrasi dan reformasi ekonomi yang tentatif, Myanmar kini terjebak dalam "perang saudara", antara gerakan perlawanan bersenjata yang bersekutu dengan separatis etnis minoritas, dan militer yang telah kehilangan kendali di sebagian besar wilayah negara itu.
POPULAR
RELATED ARTICLES