Share

Stories 17 September 2024

Generasi yang Potensial Berbisnis, Baby Boomers, Milenial atau Gen Z?

Baby Boomers itu memang sukses memindahkan kekayaannya, tapi bagaimana dengan bisnisnya? Siapakah yang cocok jadi penerusnya?

Ilustrasi bisnis keluarga/Collider

Context.id, JAKARTA - Laporan Forbes belum lama ini memperlihatkan bagaimana taipan-taipan dari generasi Baby Boomers ramai-ramai mengalihkan kekayaannya kepada anak-anaknya yang sebagian besar masih dalam kategori generasi Milenial dan Generasi Z. 

Rata-rata yang diturunkan bukanlah unit usahanya, melainkan warisannya yang berupa harta benda atau uang. Namun ada juga yang memberikan saham perusahaan. Perilaku inilah yang melahirkan remaja ultra nepo alias anak muda terkaya dunia karena warisan. 

Namun, bukan itu yang ingin kita bahas. Hal penting yang ingin kita bahas soal generasi apa sih yang paling mungkin atau paling terlihat sukses dalam berbisnis?

Nah, para Baby Boomers itu memang sukses memindahkan kekayaannya, tapi bagaimana dengan bisnisnya? Sesudah para Boomers ini istirahat, pensiun atau malah wafat, bisnisnya tidak akan ada yang mengurus. 

Usaha Baby Boomers
Forbes pernah menuliskan bagaimana generasi Baby Boomer, yang didefinisikan sebagai orang-orang yang lahir antara tahun 1946 dan 1964, menguasai sekitar 40 persen kepemilikan usaha kecil atau waralaba. 

Selain taipan-taipan yang sangat kaya raya dan tentunya hanya berapa persen saja, mayoritas mereka berbisnis dengan berbasis layanan seperti restoran, bengkel mobil, kelontongan atau toko ritel, perusahaan reparasi perangkat keras, dan banyak lagi.

Seperti disinggung di awal, para pewaris kekayaan yang rata-rata milenial dan Gen Z mungkin tidak tertarik untuk mengambil alih kendali. 

Pasalnya, generasi milenial merasa sudah nyaman dengan kariernya atau paling tidak memiliki lebih banyak pilihan karier yang tidak pernah ada bagi orang tua mereka dan sebaliknya juga menunjukkan keinginan untuk lebih banyak fleksibilitas dan kemandirian. 

Sebuah laporan dari SmartAsset menggambarkan banyak orang dari generasi ini tertarik pada pekerjaan di bidang teknologi, perawatan kesehatan, media, dan operasi. Generasi Z juga sama, menurut laporan dari Glassdoor, sebagian besar Generasi Z paling tertarik bekerja di sektor teknologi.

Jika pun kedua generasi ini ingin berbisnis, jarang yang mau meneruskan usaha keluarganya. Tak heran seringkali ada adagium, generasi pertama membangun, generasi kedua membesarkan dan generasi ketiga menghancurkan. 

Para pemilik usaha ini telah membangun bisnis yang sudah melekat dengan masyarakat pendapatan riil, dan pelanggan setia. Jika tidak diteruskan tentunya akan sayang, walakin diteruskan juga bisa saja gulung tikar. 

Hal yang pasti, ini untuk kasus di Amerika Serikat, dari riset statistik Guidant Financial, tiga perempat bisnis milik Baby Boomer menguntungkan dan mempekerjakan banyak orang. 

Harus kita ketahui, setiap generasi dipengaruhi oleh konteks sejarah, ekonomi, dan budaya yang berbeda. Hal ini memengaruhi sikap terhadap kewirausahaan atau bisnis dan juga pergaulan di ruang kerja. 

Berbeda dengan ulasan Forbes, penelitian Javier Bouzas, profesor ekonomi dari Universidade de Santiago de Compostela, Spanyol di Conversation justru menunjukkan bahwa generasi Baby Boomers adalah generasi yang tidak fokus pada bisnis. 

Javier membagi beberapa generasi kelahiran dengan tipikal dan kecenderungan keberhasilan atau punya minat di bisnis, di luar Boomers. 

Generasi X, Y, Z: pengusaha dan pekerja
Anggota Generasi X—mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1980—tumbuh di masa perubahan ekonomi dan teknologi , yang membuat mereka mudah beradaptasi dan terbuka terhadap inovasi. 

Mereka dianggap memiliki pendekatan pragmatis terhadap pekerjaan dan menjadi pengelola sumber daya yang baik. Dalam konteks kewirausahaan, mereka cenderung memiliki potensi kewirausahaan yang moderat, dan mereka menghargai keamanan dan otonomi dalam karier mereka .

Sementara generasi Y, yang juga dikenal sebagai milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, dikenal karena peralihan mereka dari tradisi yang kolot menuju kebebasan. Generasi ini mengalami periode analog menuju digital sekaligus otoriter sekaligus demokratik.  

Generasi milenial kebanyakan para pekerja. Mereka mengalami euforia kemunculan beragam tipe pekerjaan yang tidak pernah dimiliki orang tuanya. Sehingga mereka rata-rata mentok di karier yang mulai mapan dan jarang sekali yang menjadi pengusaha.  

Generasi Z, yang lahir sejak 1997 dan seterusnya, tumbuh sepenuhnya di era digital, yang memberi mereka keterampilan alami dalam teknologi dan media sosial. Namun, potensi kewirausahaan mereka mungkin lebih rendah daripada generasi sebelumnya.

Kelompok in yang sekarang berbondong-bondong memasuki pasar tenaga kerja—memiliki skor rata-rata yang relatif lebih rendah dalam bidang-bidang seperti keterampilan komunikasi, kepercayaan diri, keinginan untuk sukses, dan pengendalian internal. 

Alhasil semua ini menghasilkan potensi kewirausahaan yang lebih rendah. Keterampilan komunikasi mereka yang buruk mungkin akibat dari mereka menjadi generasi pertama penduduk asli digital. 

Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman mereka, karakteristik ini cenderung berkembang, dan para peneliti harus memperhatikan hal ini.

Generasi paling berjiwa wirausaha
Berdasarkan penelitian yang ada, generasi baby boomers dan milenial tampaknya merupakan generasi dengan potensi kewirausahaan terbesar.

Anggota generasi ini menunjukkan kecenderungan signifikan terhadap kewirausahaan, terutama dengan milenial yang walaupun bukan anak kandung digital tapi masih familiar dengan teknologi baru, dan cenderung memulai bisnis di usia yang lebih muda dibandingkan generasi sebelumnya.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 17 September 2024

Generasi yang Potensial Berbisnis, Baby Boomers, Milenial atau Gen Z?

Baby Boomers itu memang sukses memindahkan kekayaannya, tapi bagaimana dengan bisnisnya? Siapakah yang cocok jadi penerusnya?

Ilustrasi bisnis keluarga/Collider

Context.id, JAKARTA - Laporan Forbes belum lama ini memperlihatkan bagaimana taipan-taipan dari generasi Baby Boomers ramai-ramai mengalihkan kekayaannya kepada anak-anaknya yang sebagian besar masih dalam kategori generasi Milenial dan Generasi Z. 

Rata-rata yang diturunkan bukanlah unit usahanya, melainkan warisannya yang berupa harta benda atau uang. Namun ada juga yang memberikan saham perusahaan. Perilaku inilah yang melahirkan remaja ultra nepo alias anak muda terkaya dunia karena warisan. 

Namun, bukan itu yang ingin kita bahas. Hal penting yang ingin kita bahas soal generasi apa sih yang paling mungkin atau paling terlihat sukses dalam berbisnis?

Nah, para Baby Boomers itu memang sukses memindahkan kekayaannya, tapi bagaimana dengan bisnisnya? Sesudah para Boomers ini istirahat, pensiun atau malah wafat, bisnisnya tidak akan ada yang mengurus. 

Usaha Baby Boomers
Forbes pernah menuliskan bagaimana generasi Baby Boomer, yang didefinisikan sebagai orang-orang yang lahir antara tahun 1946 dan 1964, menguasai sekitar 40 persen kepemilikan usaha kecil atau waralaba. 

Selain taipan-taipan yang sangat kaya raya dan tentunya hanya berapa persen saja, mayoritas mereka berbisnis dengan berbasis layanan seperti restoran, bengkel mobil, kelontongan atau toko ritel, perusahaan reparasi perangkat keras, dan banyak lagi.

Seperti disinggung di awal, para pewaris kekayaan yang rata-rata milenial dan Gen Z mungkin tidak tertarik untuk mengambil alih kendali. 

Pasalnya, generasi milenial merasa sudah nyaman dengan kariernya atau paling tidak memiliki lebih banyak pilihan karier yang tidak pernah ada bagi orang tua mereka dan sebaliknya juga menunjukkan keinginan untuk lebih banyak fleksibilitas dan kemandirian. 

Sebuah laporan dari SmartAsset menggambarkan banyak orang dari generasi ini tertarik pada pekerjaan di bidang teknologi, perawatan kesehatan, media, dan operasi. Generasi Z juga sama, menurut laporan dari Glassdoor, sebagian besar Generasi Z paling tertarik bekerja di sektor teknologi.

Jika pun kedua generasi ini ingin berbisnis, jarang yang mau meneruskan usaha keluarganya. Tak heran seringkali ada adagium, generasi pertama membangun, generasi kedua membesarkan dan generasi ketiga menghancurkan. 

Para pemilik usaha ini telah membangun bisnis yang sudah melekat dengan masyarakat pendapatan riil, dan pelanggan setia. Jika tidak diteruskan tentunya akan sayang, walakin diteruskan juga bisa saja gulung tikar. 

Hal yang pasti, ini untuk kasus di Amerika Serikat, dari riset statistik Guidant Financial, tiga perempat bisnis milik Baby Boomer menguntungkan dan mempekerjakan banyak orang. 

Harus kita ketahui, setiap generasi dipengaruhi oleh konteks sejarah, ekonomi, dan budaya yang berbeda. Hal ini memengaruhi sikap terhadap kewirausahaan atau bisnis dan juga pergaulan di ruang kerja. 

Berbeda dengan ulasan Forbes, penelitian Javier Bouzas, profesor ekonomi dari Universidade de Santiago de Compostela, Spanyol di Conversation justru menunjukkan bahwa generasi Baby Boomers adalah generasi yang tidak fokus pada bisnis. 

Javier membagi beberapa generasi kelahiran dengan tipikal dan kecenderungan keberhasilan atau punya minat di bisnis, di luar Boomers. 

Generasi X, Y, Z: pengusaha dan pekerja
Anggota Generasi X—mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1980—tumbuh di masa perubahan ekonomi dan teknologi , yang membuat mereka mudah beradaptasi dan terbuka terhadap inovasi. 

Mereka dianggap memiliki pendekatan pragmatis terhadap pekerjaan dan menjadi pengelola sumber daya yang baik. Dalam konteks kewirausahaan, mereka cenderung memiliki potensi kewirausahaan yang moderat, dan mereka menghargai keamanan dan otonomi dalam karier mereka .

Sementara generasi Y, yang juga dikenal sebagai milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, dikenal karena peralihan mereka dari tradisi yang kolot menuju kebebasan. Generasi ini mengalami periode analog menuju digital sekaligus otoriter sekaligus demokratik.  

Generasi milenial kebanyakan para pekerja. Mereka mengalami euforia kemunculan beragam tipe pekerjaan yang tidak pernah dimiliki orang tuanya. Sehingga mereka rata-rata mentok di karier yang mulai mapan dan jarang sekali yang menjadi pengusaha.  

Generasi Z, yang lahir sejak 1997 dan seterusnya, tumbuh sepenuhnya di era digital, yang memberi mereka keterampilan alami dalam teknologi dan media sosial. Namun, potensi kewirausahaan mereka mungkin lebih rendah daripada generasi sebelumnya.

Kelompok in yang sekarang berbondong-bondong memasuki pasar tenaga kerja—memiliki skor rata-rata yang relatif lebih rendah dalam bidang-bidang seperti keterampilan komunikasi, kepercayaan diri, keinginan untuk sukses, dan pengendalian internal. 

Alhasil semua ini menghasilkan potensi kewirausahaan yang lebih rendah. Keterampilan komunikasi mereka yang buruk mungkin akibat dari mereka menjadi generasi pertama penduduk asli digital. 

Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman mereka, karakteristik ini cenderung berkembang, dan para peneliti harus memperhatikan hal ini.

Generasi paling berjiwa wirausaha
Berdasarkan penelitian yang ada, generasi baby boomers dan milenial tampaknya merupakan generasi dengan potensi kewirausahaan terbesar.

Anggota generasi ini menunjukkan kecenderungan signifikan terhadap kewirausahaan, terutama dengan milenial yang walaupun bukan anak kandung digital tapi masih familiar dengan teknologi baru, dan cenderung memulai bisnis di usia yang lebih muda dibandingkan generasi sebelumnya.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024