Toyota, Dipakai Orang Suci hingga Kelompok Milisi
Dua sisi mobil merek Toyota, mobilnya keluarga dan juga orang suci sekaligus kendaraan tangguh para milisi
Context.id, JAKARTA - Mobil keluaran produsen otomotif dunia, Toyota sempat menjadi perhatian publik, setelah Paus Fransiskus menggunakan Innova Zenix, Raize dan juga Sienta saat berkunjung ke Indonesia, Papua Nugini serta Timor Leste.
Ketiga mobil itu memang produksi Toyota. Nah, di Indonesia Toyota kerap dicitrakan sebagai mobil keluarga. Tapi di negara konflik, citranya berbeda, tidak digunakan sebagai transportasi, melainkan sarana perang oleh para milisi.
Contohnya di Timur Tengah, ketangguhan dan kualitas mobil Toyota lebih disukai kelompok pemberontak dan pejuang kemerdekaan. Nah, salah satu mobil kegemaran para pejuang di sana adalah Toyota Hilux
Mobil itu selalu melekat dengan kelompok bersenjata, dan mendapatkan reputasi sebagai mobil yang tidak bisa dihancurkan. Mobil ini dapat digunakan untuk membawa muatan berat berupa pejuang, persediaan, hingga persenjataan
Seiring dengan berkembangnya pasar Toyota ke negara berkembang, ketersediaan kendaraan ini pun meluas. Alhasil, dengan mudah para milisi mendapatkan mobil Toyota untuk kebutuhan mereka
BACA JUGA
Gara-gara ini, Departemen Luar Negeri AS pernah mempertanyakan, bagaimana mobil Toyota selalu jatuh ke tangan milisi.
Bahkan ada sebuah konflik yang disebut sebagai ‘Perang Toyota.’ Ini terjadi pada 1987, disaat tentara Chad yang kekurangan jumlah dan senjata, memilih untuk mengandalkan mobil Toyota untuk bergerak cepat. Hebatnya, mereka berhasil mengalahkan pasukan Libya, lengkap dengan tank bajanya
Pada akhirnya, sebagai sebuah merek sekaligus entitas bisnis, warisan dan keberhasilan Toyota yang paling diingat oleh publik adalah kemampuan pabrikan untuk menciptakan produk yang berkualitas, nyaman dan andal digunakan di semua medan.
RELATED ARTICLES
Toyota, Dipakai Orang Suci hingga Kelompok Milisi
Dua sisi mobil merek Toyota, mobilnya keluarga dan juga orang suci sekaligus kendaraan tangguh para milisi
Context.id, JAKARTA - Mobil keluaran produsen otomotif dunia, Toyota sempat menjadi perhatian publik, setelah Paus Fransiskus menggunakan Innova Zenix, Raize dan juga Sienta saat berkunjung ke Indonesia, Papua Nugini serta Timor Leste.
Ketiga mobil itu memang produksi Toyota. Nah, di Indonesia Toyota kerap dicitrakan sebagai mobil keluarga. Tapi di negara konflik, citranya berbeda, tidak digunakan sebagai transportasi, melainkan sarana perang oleh para milisi.
Contohnya di Timur Tengah, ketangguhan dan kualitas mobil Toyota lebih disukai kelompok pemberontak dan pejuang kemerdekaan. Nah, salah satu mobil kegemaran para pejuang di sana adalah Toyota Hilux
Mobil itu selalu melekat dengan kelompok bersenjata, dan mendapatkan reputasi sebagai mobil yang tidak bisa dihancurkan. Mobil ini dapat digunakan untuk membawa muatan berat berupa pejuang, persediaan, hingga persenjataan
Seiring dengan berkembangnya pasar Toyota ke negara berkembang, ketersediaan kendaraan ini pun meluas. Alhasil, dengan mudah para milisi mendapatkan mobil Toyota untuk kebutuhan mereka
BACA JUGA
Gara-gara ini, Departemen Luar Negeri AS pernah mempertanyakan, bagaimana mobil Toyota selalu jatuh ke tangan milisi.
Bahkan ada sebuah konflik yang disebut sebagai ‘Perang Toyota.’ Ini terjadi pada 1987, disaat tentara Chad yang kekurangan jumlah dan senjata, memilih untuk mengandalkan mobil Toyota untuk bergerak cepat. Hebatnya, mereka berhasil mengalahkan pasukan Libya, lengkap dengan tank bajanya
Pada akhirnya, sebagai sebuah merek sekaligus entitas bisnis, warisan dan keberhasilan Toyota yang paling diingat oleh publik adalah kemampuan pabrikan untuk menciptakan produk yang berkualitas, nyaman dan andal digunakan di semua medan.
POPULAR
RELATED ARTICLES