Stories - 10 September 2024

Pangeran Hisahito, Calon Kaisar Jepang

Kekaisaran Jepang sempat dilanda kekhawatiran soal penerus tahta karena tidak ada anak laki-laki


Pangeran Hisahito dan Ayahnya Putra Mahkota Akishino/ASAHI

Context.id, JAKARTA - Pangeran Hisahito, keponakan Kaisar Naruhito yang merupakan pewaris kedua Tahta Krisan, berusia 18 tahun pada hari Jumat, menjadi anggota laki-laki pertama dari keluarga kekaisaran Jepang yang mencapai usia dewasa dalam rentang waktu 39 tahun setelah ayahnya.

Ini adalah perkembangan penting bagi sebuah keluarga yang telah berkuasa selama lebih dari satu milenium tetapi menghadapi masalah eksistensial yang sama seperti sebagian besar negara – populasi yang menua dengan cepat dan menyusut.

Melansir KyodoNews, ayah dari Pangeran Hisahito, yakni Putra Mahkota Akishino, adalah adik laki-laki Kaisar Naruhito. Sebagai kerajaan yang menganut sistem pewarisan patrilineal yang merujuk pada UU Rumah Kekaisaran 1947, Jepang menetapkan bahwa pewaris tahta adalah laki-laki.

Karena Kaisar Naruhito tidak memiliki putra, posisi pewaris tahta jatuh kepada adiknya, Akishino. Dengan adanya putra laki-laki, Hisahito berpotensi menjadi kaisar di masa depan jika ayahnya meninggal atau mengundurkan diri.

Sebelumnya Jepang pernah memperdebatkan soal pergantian UU Kekaisaran agar mengizinkan perempuan menjadi kaisar atau permaisuri bisa memimpin. Hal itu terkait dengan status Putri Aiko, anak tunggal Kaisar Naruhito dan istrinya Masako yang tidak bisa naik menjadi kaisar. 

Namun, perdebatan yang berlangsung pada 2005 itu akhirnya tidak pernah dibahas lagi setelah pada 2006, Pangeran Hisahito lahir pada bulan September 2006 sebagai anggota laki-laki baru pertama dalam keluarga kekaisaran dalam hampir 41 tahun.

Hanya saja, sebuah panel ahli yang sebagian besar beraliran konservatif yang ditugaskan pemerintah pada bulan Januari 2022 pernah merekomendasikan agar anggota perempuan dapat mempertahankan status kerajaan setelah menikah dengan rakyat biasa sebagai cara untuk mencegah penurunan populasi dalam keluarga kekaisaran. 

Penggemar Serangga 

Pangeran Hisahito saat ini seorang siswa tahun ketiga di sebuah sekolah menengah atas di Tokyo yang terhubung dengan Universitas Tsukuba.

Pangeran ini "sangat tertarik" pada sejarah alam, termasuk habitat serangga, dan telah terlibat dalam kerja lapangan, menghadiri ceramah oleh para ahli, dan membaca materi terkait.

Bahkan dirinya ikut menulis makalah akademis tentang survei capung di lahan perkebunan Akasaka miliknya di Tokyo seperti dikutip dari SCMP. 

Meskipun merupakan kebiasaan untuk mengadakan Upacara Kedewasaan dan konferensi pers untuk menandai acara tersebut, upacara Pangeran Hisahito akan diadakan pada musim semi tahun 2025 atau setelahnya setelah ia lulus sekolah menengah atas agar tidak memengaruhi studinya. 

Pangeran tersebut juga merupakan anggota keluarga kekaisaran pertama yang mencapai usia dewasa berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Jepang yang telah direvisi, yang menurunkan usia dewasa menjadi 18 tahun dari 20 tahun pada bulan April 2022. 

Putri Aiko, 22 tahun, anak tunggal dari Kaisar Naruhito, 64 tahun, dan Permaisuri Masako, 60 tahun, merayakan kedewasaannya setelah menginjak usia 20 tahun pada tahun 2021.

Sang pangeran juga perlahan mulai terlibat dalam tugas kerajaan sambil bersekolah, termasuk menemani ayahnya ke festival budaya nasional untuk sekolah menengah atas di Prefektur Gifu, Jepang tengah pada Juli lau.

Jumlah anggota kerajaan yang melaksanakan tugas tersebut telah menyusut, dengan banyaknya perempuan yang menikah di luar keluarga, termasuk kakak perempuan tertua sang pangeran, mantan Putri Mako, 32 tahun, yang menikahi kekasihnya di universitas pada tahun 2021 dan keluar dari keluarga kerajaan.

Total saat ini mencapai 17, 12 di antaranya perempuan, termasuk Putri Aiko dan Putri Kako, saudara perempuan sang pangeran yang berusia 29 tahun.

Selain pangeran dan putra mahkota, satu-satunya pewaris Tahta Krisan lainnya adalah paman kaisar yang tidak memiliki anak, Pangeran Hitachi yang saat ini sudah berusia 88 tahun


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id | 29-10-2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id | 29-10-2024

Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech

Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak

Context.id | 28-10-2024

Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol

Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.

Context.id | 28-10-2024