Pengguna Mobil Apa yang Paling Pintar di Jalanan?

Context.id, JAKARTA - Pernah kesal dengan perilaku berkendara sebagian pengemudi mobil dengan jenis tertentu di jalanan?

Misal di Indonesia ada sebuah streotipe yang tengah berkembang di masyarakat terhadap pengemudi mobil LCGC (Low Cost Green Car) dan mobil tipe SUV Ladder Frame yang sering dianggap berkendara secara membahayakan.

Ternyata ada sebuah riset yang mengkorelasikan antara tipe mobil yang dikendarakan seseorang dengan tingkat kecerdasannya. 

Riset ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 2.000 pengemudi diminta untuk mengikuti tes IQ atau kecerdasan, yang skornya menunjukkan seberapa cerdas para partisipan dalam mengendarai mobilnya.

Menurut penelitian tersebut, sekitar dua pertiga populasi umum mempunyai skor IQ antara 85 dan 115, sementara hanya 2,5% yang akan mendapatkan skor di bawah 70 atau di atas 130.

Bagi mereka yang mendapatkan skor lebih dari 130, skor di atas 144 dianggap sebagai “sangat berbakat” atau “sangat maju” – yang pada dasarnya, adalah seorang jenius – menurut Skala Kecerdasan Stanford-Binet.

Dari hasil penelitian tersebut, rata-rata skor IQ dihitung untuk berbagai kelompok pengemudi, yang dikategorikan berdasarkan brand yang mereka kendarai. 

Penelitian menunjukkan bahwa pengemudi Skoda adalah yang paling cerdas di antara 22 merek mobil yang termasuk dalam studi ini, dengan rata-rata skor IQ sebesar 99.

Menariknya, penelitian sebelumnya juga menemukan pengemudi Skoda memiliki kecenderungan psikopat paling rendah, mungkin menunjukkan bahwa mereka lebih tenang di jalan.

Pengemudi Suzuki (98,09), Peugeot (98,09), Mini (97,79), dan Mazda (95,91) juga termasuk dalam lima besar pengemudi paling cerdas ketika dibagi berdasarkan merek mobil, semuanya dengan rata-rata skor IQ di atas 95.

Di sisi lain, penelitian ini menemukan pengemudi BMW umumnya memiliki IQ yang lebih rendah, dengan skor 91,68, diikuti oleh pengemudi Fiat (90,14) dan Land Rover (88,58). 

Namun, perlu diingat bahwa rata-rata IQ di seluruh dunia berada di antara skor 85 dan 115, sehingga semua partisipan yang disurvei masih berada dalam skala tersebut.