Dilarang di 14 Negara, Lightyear Gagal Untung Besar?
Alasan utama dilarang tayangnya film Lightyear di negara-negara tersebut adalah karena menampilkan adegan dari pasangan sesama jenis.
Context, JAKARTA - Film Lightyear dilarang tayang di 14 negara karena adanya adegan ciuman yang dilakukan oleh pasangan LGBT.
Sebagian besar negara-negara tersebut adalah negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Lebanon, Mesir, dan lain sebagainya. Selain itu, ada negara Asia lainnya yakni China, Malaysia, dan bahkan Indonesia yang menyatakan akan melarang penayangan film animasi dari Disney Pixar tersebut.
Alasan utama dilarang tayangnya film Lightyear di negara-negara tersebut adalah karena adegan ciuman singkat dari pasangan sesama jenis. Pasangan itu merupakan seorang ranger luar angkasa perempuan bernama Alisha dan kekasihnya yang juga seorang perempuan.
Khusus untuk China, pelarangannya bukan karena adanya adegan ciuman pasangan LGBT, melainkan karena pihak Disney menolak untuk memenuhi pemotongan yang diminta oleh pihak otoritas China. Hal ini sungguh disayangkan, karena China merupakan pasar film terbesar di dunia saat ini.
Seharusnya, jika tidak ada larangan penayangan, film Lightyear akan ditayangkan pada tanggal 17 Juni 2022. Mendengar kabar banyaknya negara yang secara mendadak melarang penayangan Lightyear, membuat pengisi suara Buzz Lightyear, Chris Evans cukup frustasi.
“Sangat hebat bahwa kami bisa menjadi bagian dari sesuatu yang membuat langkah maju dalam kapasitas inklusi sosial. Tapi ini juga membuat frustasi karena ternyata masih ada tempat yang tidak menerima mereka (LGBT),” kata Evans.
DIPREDIKSI JADI FILM DISNEY DENGAN PENDAPATAN BESAR
Film Lightyear keluaran Disney Pixar ini adalah film animasi yang proses produksinya menghabiskan dana cukup besar. Dana yang dibutuhkan untuk produksinya kurang lebih senilai US$200 juta. Ini belum termasuk dengan biaya pengiklanan dan hal lain di luar proses produksi. Dengan angka sebesar itu, film Lightyear masuk ke deretan film dengan produksi termahal di tahun 2022, bersama dengan Secrets of Dumbledore, Doctor Strange in the Multiverse of Madness, dan Avatar: The Way of Water.
Sebelum adanya pelarangan tayang di sejumlah negara, film Lightyear ini diprediksi menjadi film animasi keluaran Disney Pixar yang sangat laris. Bahkan, Disney juga sempat berharap kalau Lightyear bisa menjadikan Toy Story sebagai seri animasi dengan pendapatan terbesar di industri film.
Saat ini, seri film animasi dengan pendapatan terbesar dipegang oleh Despicable Me (US$3.7 miliar), diikuti oleh Shrek (US$3,5 miliar), Ice Age (US$3,2 miliar), dan baru Toy Story (US$3,04 miliar). Berdasarkan 4 sekuel film Toy Story sebelumnya, Lightyear diprediksi akan mendapatkan banyak penonton. Sehingga, pendapatan dari film ini diperkirakan ada di kisaran US$700 juta hingga US$1,2 miliar. Jika Lightyear berhasil memenuhi perkiraan tersebut, otomatis Toy Story akan menjadi seri film animasi dengan pendapatan terbesar di dunia.
Namun, sayangnya harapan dari Disney ini harus terhalang oleh kenyataan bahwa ada banyak negara yang melarang penayangan Lightyear. Jika tidak ada perubahan keputusan, maka pendapatan dari Lightyear tidak akan sebesar yang diharapkan. Apalagi jika Disney benar-benar tidak bisa mencari solusi dengan pihak otoritas China.
Sebelumnya, Disney sudah beberapa kali mengalami masalah yang serupa. Beberapa film yang mereka buat tidak bisa ditayangkan di beberapa negara karena adanya unsur LGBT. Film keluaran Disney lainnya yang sempat dilarang penayangannya antara lain Dr Strange in The Multiverse of Madness dan The Eternals.
RELATED ARTICLES
Dilarang di 14 Negara, Lightyear Gagal Untung Besar?
Alasan utama dilarang tayangnya film Lightyear di negara-negara tersebut adalah karena menampilkan adegan dari pasangan sesama jenis.
Context, JAKARTA - Film Lightyear dilarang tayang di 14 negara karena adanya adegan ciuman yang dilakukan oleh pasangan LGBT.
Sebagian besar negara-negara tersebut adalah negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Lebanon, Mesir, dan lain sebagainya. Selain itu, ada negara Asia lainnya yakni China, Malaysia, dan bahkan Indonesia yang menyatakan akan melarang penayangan film animasi dari Disney Pixar tersebut.
Alasan utama dilarang tayangnya film Lightyear di negara-negara tersebut adalah karena adegan ciuman singkat dari pasangan sesama jenis. Pasangan itu merupakan seorang ranger luar angkasa perempuan bernama Alisha dan kekasihnya yang juga seorang perempuan.
Khusus untuk China, pelarangannya bukan karena adanya adegan ciuman pasangan LGBT, melainkan karena pihak Disney menolak untuk memenuhi pemotongan yang diminta oleh pihak otoritas China. Hal ini sungguh disayangkan, karena China merupakan pasar film terbesar di dunia saat ini.
Seharusnya, jika tidak ada larangan penayangan, film Lightyear akan ditayangkan pada tanggal 17 Juni 2022. Mendengar kabar banyaknya negara yang secara mendadak melarang penayangan Lightyear, membuat pengisi suara Buzz Lightyear, Chris Evans cukup frustasi.
“Sangat hebat bahwa kami bisa menjadi bagian dari sesuatu yang membuat langkah maju dalam kapasitas inklusi sosial. Tapi ini juga membuat frustasi karena ternyata masih ada tempat yang tidak menerima mereka (LGBT),” kata Evans.
DIPREDIKSI JADI FILM DISNEY DENGAN PENDAPATAN BESAR
Film Lightyear keluaran Disney Pixar ini adalah film animasi yang proses produksinya menghabiskan dana cukup besar. Dana yang dibutuhkan untuk produksinya kurang lebih senilai US$200 juta. Ini belum termasuk dengan biaya pengiklanan dan hal lain di luar proses produksi. Dengan angka sebesar itu, film Lightyear masuk ke deretan film dengan produksi termahal di tahun 2022, bersama dengan Secrets of Dumbledore, Doctor Strange in the Multiverse of Madness, dan Avatar: The Way of Water.
Sebelum adanya pelarangan tayang di sejumlah negara, film Lightyear ini diprediksi menjadi film animasi keluaran Disney Pixar yang sangat laris. Bahkan, Disney juga sempat berharap kalau Lightyear bisa menjadikan Toy Story sebagai seri animasi dengan pendapatan terbesar di industri film.
Saat ini, seri film animasi dengan pendapatan terbesar dipegang oleh Despicable Me (US$3.7 miliar), diikuti oleh Shrek (US$3,5 miliar), Ice Age (US$3,2 miliar), dan baru Toy Story (US$3,04 miliar). Berdasarkan 4 sekuel film Toy Story sebelumnya, Lightyear diprediksi akan mendapatkan banyak penonton. Sehingga, pendapatan dari film ini diperkirakan ada di kisaran US$700 juta hingga US$1,2 miliar. Jika Lightyear berhasil memenuhi perkiraan tersebut, otomatis Toy Story akan menjadi seri film animasi dengan pendapatan terbesar di dunia.
Namun, sayangnya harapan dari Disney ini harus terhalang oleh kenyataan bahwa ada banyak negara yang melarang penayangan Lightyear. Jika tidak ada perubahan keputusan, maka pendapatan dari Lightyear tidak akan sebesar yang diharapkan. Apalagi jika Disney benar-benar tidak bisa mencari solusi dengan pihak otoritas China.
Sebelumnya, Disney sudah beberapa kali mengalami masalah yang serupa. Beberapa film yang mereka buat tidak bisa ditayangkan di beberapa negara karena adanya unsur LGBT. Film keluaran Disney lainnya yang sempat dilarang penayangannya antara lain Dr Strange in The Multiverse of Madness dan The Eternals.
POPULAR
RELATED ARTICLES