Usaha Bangkit dengan Platform Belanja Daring
Kisah inspiratif Denara Bali membangkitkan usaha dengan strategi pemasaran digital
Context.id,DENPASAR- Merasakan sensasi perawatan tubuh ala Bali, tidak harus datang ke pulau Dewata. Anda bisa merasakan hanya dengan memencet tombol ponsel.
Pola atau tren konsumsi yang berubah dari konsumen sejak masifnya internet dan ponsel pintar menjadi inspirasi dan spirit baru produsen perlengkapan perawatan tubuh, Denara Bali.
Sathya Narayana, CEO Denara menjelaskan pada 1996, orang tuanya memulai usaha dengan memproduksi aroma terapi dan dupa. "Namanya juga usaha, tidak selamanya lancar. Pas 2005 usaha orang tua saya anjlok," ucapnya, Rabu (28/8/2024).
Kegagalan itu tidak membuat Made Diksa Wimona dan Ni Wayan Kesumawati Dewi, orang tua Sathya patah arang. Mereka melihat peluang bisnis di industri kosmetik dan perawatan tubuh terutama produk spa Bali yang sangat menjanjikan pada 2007.
Bermodal keinginan untuk meraih pangsa pasar produk perawatan tubuh, Ni Wayan Kesumawati pun mengikuti kursus pelatihan membuat formula perawatan tubuh. Ilmu yang diperolehnya kemudian diterapkan untuk menciptakan berbagai produk perawatan tubuh, seperti body scrub dan sabun alami, yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Setelah melakukan riset selama satu tahun, akhirnya Made Diksa dan istri mendirikan Denara Bali pada Agustus 2008. Namun, usaha yang mulai berkibar itu nyaris tutup akibat dihantam pandemi Covid-19.
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) itu kolaps karena seluruh sistem pemasarannya masih offline. Melihat dampak dari pandemi, Sathya yang saat itu berusia 26 tahun, turun tangan membantu bisnis tersebut.
Secara perlahan Sathya mulai membangkitkan lagi usaha Denara Bali dengan berinovasi dari segi strategi penjualan. Jika sebelumnya hanya mengandalkan ritel, usahanya kini juga memanfaatkan platform online seperti Tokopedia dan Shop Tokopedia.
Di samping pemasaran, Sathya juga fokus mengembangkan beragam produk yang memanfaatkan bahan baku lokal dari kekayaan alam Indonesia.
"Contohnya, kami memakai kunyit untuk produk Heritage Edition varian turmeric, lidah buaya, bengkoang, dan rumput laut. Kami juga melibatkan puluhan karyawan untuk berkarya karena kami ingin memberi dampak bagi masyarakat sekitar, termasuk dengan ibu rumah tangga yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan usia dan pendidikan," jelasnya.
Menurutnya, sejak mengikuti beragam kampanye dan menggunakan fitur di platform belanja daring, omzetnya meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelum mengikuti kampanye. Melalui platform digital, pihaknya juga mampu menjangkau pelanggan yang lebih luas lagi, di luar Pulau Bali.
Dia pun serius memanfaatkan platform dengan membentuk tim marketing yang didalamnya mencakup content creator yang fokus membuat beragam konten menarik serta mengamati beragam tren.
Bagi Sathya, kehadiran platform yang terhubung dengan media sosial menjadi strategi soft selling yang sangat efektif karena menggabungkan tren di masyarakat dengan tema khusus dan identitas usahanya.
Denara Bali menghadirkan harmoni antara keindahan alam dan rangkaian kecantikan, memberikan sentuhan alami pancaran pesona Pulau Dewata.
Senior Lead Tokopedia and Shop Tokopedia, Rizky Juanita Azuz mengatakan ada temuan menarik terkait tren belanja online masyarakat dan pertumbuhan penjual.
“Tokopedia dan Shop Tokopedia terus bersinergi mendorong kemajuan pelaku usaha di Indonesia. Hasilnya, terdapat kenaikan jumlah penjual di masing-masing platform,” ujar Rizky.
Menurut data internal Tokopedia, Nabire (Papua Tengah, Halmahera Tengah (Maluku Utara), Kepulauan Aru (Maluku), Buton Utara (Sulawesi Tenggara) dan Konawe Utara (Sulawesi Tenggara), tercatat sebagai wilayah dengan peningkatan tertinggi jumlah penjual selama setahun, yaitu dengan rerata kenaikan jumlah penjual lebih dari empat kali lipat.
Sementara itu. di Shop Tokopedia, sejumlah wilayah dengan peningkatan jumlah tertinggi penjual selama tiga bulan ke belakang, yaitu Jakarta, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Banten, dan Bali.
Rata-rata kenaikan jumlah penjual hampir 1,5 kali lipat. Pihaknya juga meluncurkan kampanye beli lokal di berbagai daerah yang menurutnya berdampak signifikan bagi penjualan produk lokal, seperti di Bali.
“Terkait penjualan produk, khusus di Bali, beberapa kategori produk mengalami kenaikan transaksi signifikan selama enam bulan ke belakang, seperti produk kecantikan dan perawatan tubuh melonjak 1,5 kali lipat," terangnya.
Kampanye Beli Lokal yang dilakukan pihaknya juga turut meningkatkan tren belanja online di Shop Tokopedia selama enam bulan ke belakang.
Beberapa produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi, yaitu kecantikan, perawatan tubuh, makanan minuman, perabotan rumah tangga, perlengkapan dapur, dengan rerata mencapai tiga kali lipat.
RELATED ARTICLES
Usaha Bangkit dengan Platform Belanja Daring
Kisah inspiratif Denara Bali membangkitkan usaha dengan strategi pemasaran digital
Context.id,DENPASAR- Merasakan sensasi perawatan tubuh ala Bali, tidak harus datang ke pulau Dewata. Anda bisa merasakan hanya dengan memencet tombol ponsel.
Pola atau tren konsumsi yang berubah dari konsumen sejak masifnya internet dan ponsel pintar menjadi inspirasi dan spirit baru produsen perlengkapan perawatan tubuh, Denara Bali.
Sathya Narayana, CEO Denara menjelaskan pada 1996, orang tuanya memulai usaha dengan memproduksi aroma terapi dan dupa. "Namanya juga usaha, tidak selamanya lancar. Pas 2005 usaha orang tua saya anjlok," ucapnya, Rabu (28/8/2024).
Kegagalan itu tidak membuat Made Diksa Wimona dan Ni Wayan Kesumawati Dewi, orang tua Sathya patah arang. Mereka melihat peluang bisnis di industri kosmetik dan perawatan tubuh terutama produk spa Bali yang sangat menjanjikan pada 2007.
Bermodal keinginan untuk meraih pangsa pasar produk perawatan tubuh, Ni Wayan Kesumawati pun mengikuti kursus pelatihan membuat formula perawatan tubuh. Ilmu yang diperolehnya kemudian diterapkan untuk menciptakan berbagai produk perawatan tubuh, seperti body scrub dan sabun alami, yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Setelah melakukan riset selama satu tahun, akhirnya Made Diksa dan istri mendirikan Denara Bali pada Agustus 2008. Namun, usaha yang mulai berkibar itu nyaris tutup akibat dihantam pandemi Covid-19.
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) itu kolaps karena seluruh sistem pemasarannya masih offline. Melihat dampak dari pandemi, Sathya yang saat itu berusia 26 tahun, turun tangan membantu bisnis tersebut.
Secara perlahan Sathya mulai membangkitkan lagi usaha Denara Bali dengan berinovasi dari segi strategi penjualan. Jika sebelumnya hanya mengandalkan ritel, usahanya kini juga memanfaatkan platform online seperti Tokopedia dan Shop Tokopedia.
Di samping pemasaran, Sathya juga fokus mengembangkan beragam produk yang memanfaatkan bahan baku lokal dari kekayaan alam Indonesia.
"Contohnya, kami memakai kunyit untuk produk Heritage Edition varian turmeric, lidah buaya, bengkoang, dan rumput laut. Kami juga melibatkan puluhan karyawan untuk berkarya karena kami ingin memberi dampak bagi masyarakat sekitar, termasuk dengan ibu rumah tangga yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan usia dan pendidikan," jelasnya.
Menurutnya, sejak mengikuti beragam kampanye dan menggunakan fitur di platform belanja daring, omzetnya meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelum mengikuti kampanye. Melalui platform digital, pihaknya juga mampu menjangkau pelanggan yang lebih luas lagi, di luar Pulau Bali.
Dia pun serius memanfaatkan platform dengan membentuk tim marketing yang didalamnya mencakup content creator yang fokus membuat beragam konten menarik serta mengamati beragam tren.
Bagi Sathya, kehadiran platform yang terhubung dengan media sosial menjadi strategi soft selling yang sangat efektif karena menggabungkan tren di masyarakat dengan tema khusus dan identitas usahanya.
Denara Bali menghadirkan harmoni antara keindahan alam dan rangkaian kecantikan, memberikan sentuhan alami pancaran pesona Pulau Dewata.
Senior Lead Tokopedia and Shop Tokopedia, Rizky Juanita Azuz mengatakan ada temuan menarik terkait tren belanja online masyarakat dan pertumbuhan penjual.
“Tokopedia dan Shop Tokopedia terus bersinergi mendorong kemajuan pelaku usaha di Indonesia. Hasilnya, terdapat kenaikan jumlah penjual di masing-masing platform,” ujar Rizky.
Menurut data internal Tokopedia, Nabire (Papua Tengah, Halmahera Tengah (Maluku Utara), Kepulauan Aru (Maluku), Buton Utara (Sulawesi Tenggara) dan Konawe Utara (Sulawesi Tenggara), tercatat sebagai wilayah dengan peningkatan tertinggi jumlah penjual selama setahun, yaitu dengan rerata kenaikan jumlah penjual lebih dari empat kali lipat.
Sementara itu. di Shop Tokopedia, sejumlah wilayah dengan peningkatan jumlah tertinggi penjual selama tiga bulan ke belakang, yaitu Jakarta, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Banten, dan Bali.
Rata-rata kenaikan jumlah penjual hampir 1,5 kali lipat. Pihaknya juga meluncurkan kampanye beli lokal di berbagai daerah yang menurutnya berdampak signifikan bagi penjualan produk lokal, seperti di Bali.
“Terkait penjualan produk, khusus di Bali, beberapa kategori produk mengalami kenaikan transaksi signifikan selama enam bulan ke belakang, seperti produk kecantikan dan perawatan tubuh melonjak 1,5 kali lipat," terangnya.
Kampanye Beli Lokal yang dilakukan pihaknya juga turut meningkatkan tren belanja online di Shop Tokopedia selama enam bulan ke belakang.
Beberapa produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi, yaitu kecantikan, perawatan tubuh, makanan minuman, perabotan rumah tangga, perlengkapan dapur, dengan rerata mencapai tiga kali lipat.
POPULAR
RELATED ARTICLES