Stories - 26 August 2024
Murat Ülker, Raja Makanan dari Turki yang Rendah Hati
Selain lihai berbisnis, Ulker juga mencintai seni dan olahraga serta taipan yang sangat mencintai negaranya
Context.id, JAKARTA - Siapa raja bisnis makanan dan minuman di Eropa? Tidak lain dan tidak bukan adalah Murat Ülker, sang miliarder dari Turki.
Dilansir dari Turkiyetoday, Murat yang mengendalikan Yıldız Holding, memiliki kekayaan sebesar US$5,34 miliar.
Murat Ülker berasal dari keluarga pebisnis terkemuka. Ayahnya, Sabri Ülker, adalah pendiri Yıldız Holding, dan ibunya, Gülsüm Ülker, adalah seorang ibu rumah tangga.
Adapun Yıldız Holding, merupakan perusahaan makanan terbesar di kawasan Turki dan sekitarnya.
Holding itu memiliki beberapa merek terkenal, termasuk Ülker, Godiva Chocolatier, United Biscuits, dan DeMet's Candy Company.
Pladis, bisnis global yang dibentuk dengan menggabungkan Ülker, United Biscuits, dan DeMet's Candy Company, juga merupakan bagian dari Yıldız Holding.
Murat Ülker telah meraih kesuksesan luar biasa di dunia bisnis. Ia telah memperluas operasi Yıldız Holding secara global dan melakukan beberapa akuisisi strategis.
Di tangannya, perusahaan tersebut menjadi pemain utama dalam industri makanan. Kepemimpinan dan visinya telah berperan penting dalam pertumbuhan dan keberhasilan Yıldız Holding.
Karena berbagai capaian, pria ini telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya terhadap dunia bisnis.
Dia dinobatkan sebagai pebisnis terkaya di Turki pada 2018 dengan kekayaan bersih sebesar US$4,8 miliar.
Filantropis
Murat yang lahir pada 21 Maret 1959, di Istanbul, Turki menempuh pendidikan menengah di İstanbul Erkek Lisesi dan kemudian lulus dari Universitas Boğaziçi dengan gelar di bidang administrasi bisnis.
Demi memuaskan hasratnay belajar bisnis, Murat pergi ke American Institute of Baking (AIB), konsultan makanan dan minuman di AS dan Zentralfachschule der Deutschen Süßwarenwirtschaft (ZDS).
Ia juga memperoleh pengalaman berharga dengan magang di Continental Baking Company di AS dan mengerjakan berbagai proyek International Executive Service Corps.
Selain dikenal sebagai pebisnis tangguh, Murat juga telah diakui atas upaya filantropisnya, termasuk pendirian Sabri Ulker Foundation dan kontribusinya terhadap Universitas Harvard.
Murat pun dikenal karena kecintaannya pada seni dan olahraga lho. Ia adalah seorang kolektor seni dan mensponsori pameran seni retrospektif Fifty Years of Urban Walls di Istanbul pada 2012.
DIa juga memainkan peran penting dalam pendirian klub basket Ülkerspor pada 1993, yang kemudian menjadi Fenerbahçe Ülker.
Ia membeli hak penamaan Stadion Fenerbahçe Şükrü Saracoğlu selama sepuluh tahun dan mensponsori Arena Olahraga Ülker.
Rendah Hati
Ulker termasuk salah satu miliarder langka yang tidak memiliki jet pribadi. Saat semua taipan dan pesohor dunia termasuk anak pejabat negara berlomba-lomba ingin punya jet pribadi, Ulker malah menjual dua jetnya 10-15 tahun lalu, dengan alasan kebutuhan untuk berinvestasi dan menabung.
"Saya tidak menjual jet tersebut karena jet pribadi akan membuat saya bangkrut, tetapi untuk menunjukkan pentingnya menabung dan berinvestasi selama masa itu," imbuhnya.
Ketika ditanya tentang keterlibatannya untuk membuat perusahaan media, Ulker tertawa dan berkata dengan rendah hati bahwa dirinya adalah pembuat biskuit dan cokelat, bukan taipan media.
Dalam sebuah wawancara, Ulker mengungkapkan dirinya juga tidak memiliki properti apa pun di luar Turki, dan lebih suka menginap di hotel selama perjalanannya.
“Saya berkeliling dunia, saya punya bisnis di mana-mana, tetapi saya hanya punya rumah di Turki. Saya juga tidak punya paspor asing, dan saya juga tidak berencana untuk memilikinya,” tegas Ulker.
Ulker juga menegaskan dirinya tidak memindahkan modal ke luar negeri, hanya berekspansi secara global dengan reputasi yang saya peroleh di negara saya dan tetap saja investasi terbesarnya ada di Turki.
Penulis : Noviarizal Fernandez
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman
Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...
Context.id | 29-10-2024
Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih
Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung
Context.id | 29-10-2024
Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech
Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak
Context.id | 28-10-2024
Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol
Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.
Context.id | 28-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context