Stories - 20 August 2024
Putri Thaksin Jadi PM Baru Thailand, Trah Shinawatra Kembali Berkuasa
Paetongtarn adalah anggota keempat keluarga Shinawatra yang menjadi perdana menteri
Context.id, JAKARTA - Bagi rakyat Thailand, Paetongtarn Shinawatra bukanlah nama yang asing. Trah politisi sekaligus pebisnis mengalir deras dalam tubuh perdana menteri (PM) anyar ini.
Ya, Paetongtarn adalah putri dari Thaksin Shinawatra, yang juga merupakan mantan perdana menteri di negeri Gajah Putih itu.
Melansir Time, Paetongtarn merupakan pebisnis yang akhirnya meneruskan karier politik seperti keluarga besarnya. Sejak 2011, dirinya lebih banyak mengurusi bisnis kelurga di bidang properti, perhotelan dan telekomunikasi.
Paetongtarn bahkan pernah menjabat sebagai CEO Rende Development Co., sebuah perusahaan hotel yang dikelola oleh saudara perempuannya, Pintongta Shinawatra Kunakornwong.
Dia juga memegang saham terbesar di perusahaan properti publik SC Asset Corp. Pcl, dengan nilai saham mencapai 5,2 miliar baht.
Putri Thaksin ini menempuh pendidikan di Universitas Chulalongkorn, Thailand. Dia kemudian melanjutkan studi untuk meraih gelar master dalam manajemen hotel internasional di University of Surrey, Inggris.
Paetongtarn resmi memulai karier politiknya pada tahun 2021 dengan bergabung ke Partai Pheu Thai sebagai direktur komite inovasi dan inklusivitas.
Dua tahun kemudian, dia memimpin kampanye pra-pemilihan partai tersebut dan mencalonkan diri sebagai salah satu dari tiga kandidat perdana menteri.
Dalam kampanyenya, Paetongtarn berjanji mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan militer yang didominasi oleh Prayuth Chan-ocha.
Paetongtarn bertekad untuk menghentikan siklus kudeta yang terus menimpa keluarganya, seperti yang terjadi pada Thaksin pada 2006 dan bibinya Yingluck pada 2014.
Trah Shinawatra
Kemudian, adik Perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, menjadi perdana menteri dari tahun 2011 hingga 2014.
Baik Somchai maupun Yingluck dipaksa turun dari jabatannya berdasarkan putusan pengadilan.
Dilansir dari Britanica, Thaksin Shinawatra diketahui merupakan mantan polisi yang menjadi taipan telekomunikasi.
Dia menggunakan kekayaannya yang melimpah untuk membiayai jalan politiknya meraih kekuasaan pada 2001.
Basis dukungannya berasal dari pedesaan di daerah utara dan timur laut. Thaksin dikenal sebagai politikus populis dengan kebijakan yang lekat dengan pertanian, kesehatan dan ketenagakerjaan.
Sebagai pemimpin Partai Thai Rak Thai atau Orang Thailand Mencintai Orang Thailand, ia adalah perdana menteri Thailand pertama yang menyelesaikan masa jabatan penuh dan terpilih kembali dengan telak pada 2005.
Thaksin diketahui, lahir dalam keluarga terkemuka etnis Tionghoa pada 1949 di kota utara Chiang Mai.
Jejak bisnisnya diawali dengan memulai sebuah usaha penjualan komputer pada 1987 yang kemudian bekembang pesat menjadi Shin Corporation, gergasi telekomunikasi terbesar di Thailand.
Dia terjun ke dunia politik pada 1990-an, dan pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan kemudian wakil perdana menteri.
Setelah terpilih, dia mendapuk diri sebagai “CEO perdana menteri” pertama Thailand. Oposisi kemudian menuding Shin Corp diuntungkan dari pemerintahannya dengan kontrak-kontrak pemerintah.
Meski disorot oposisi, Thaksin cuek saja dan perusahaan yang terdaftar di bursa saham itu seharga hampir US$2 miliar kepada perusahaan investasi Singapura Temasek.
Oposisi juga makin khawatir dengan pelanggaran hak asasi manusia, di tengah konflik yang semakin dalam di provinsi-provinsi selatan Thailand yang sebagian besar penduduknya Muslim dan perang gadungannya terhadap narkoba.
Di tengah tuduhan bahwa ia telah menghina monarki yang dihormati, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) atau yang dikenal sebagai kelompok kaos kuning turun ke jalan dan pada September 2006.
Gerah dengan gonjang ganjing politik, militer pun turun tangan merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta saat Thaksin dijadwalkan berpidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Dua tahun kemudian, mahkamah agung Thailand menyatakannya bersalah karena melanggar undang-undang konflik kepentingan saat menjabat, dan menjatuhkan hukuman dua tahun penjara secara in absentia.
Thaksin menolak tuduhan tersebut karena bermotif politik dan melarikan diri dengan jaminan untuk pergi ke luar negeri.
Akhirnya setelah hidup di pembuangan sejak 2008, Thaksin kembali ke Thailand lagi menjelang akhir 2023. Dirinya membuat perjanjian dengan musuh-musuh politiknya agar tidak menjebloskannya ke penjara.
Penulis : Noviarizal Fernandez
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman
Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...
Context.id | 29-10-2024
Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih
Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung
Context.id | 29-10-2024
Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech
Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak
Context.id | 28-10-2024
Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol
Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.
Context.id | 28-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context