Stories - 10 August 2024
Kalung Emas Indonesia di Olimpiade dari Tahun ke Tahun
Bulu tangkis masih menjadi cabang olahraga penyumbang emas terbanyak bagi Indonesia di Olimpiade
Context.id, JAKARTA - Pada ajang Olimpiade Paris 2024, Indonesia sudah menyabet total 3 medali, dua emas dan satu perunggu.
Ketiga medali tersebut diraih dari tiga cabang olahraga yaitu angkat besi, bulu tangkis, dan panjat tebing.
Medali pertama Indonesia digondol oleh pebulu tangkis tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung pada Senin (5/8/2024).
Dalam perebutan medali perunggu, Gregoria menghadapi pebulu tangkis asal Spanyol Carolina Marin.
Gregoria dipastikan meraih medali perunggu setelah lawannya mengundurkan diri dari pertandingan akibat cedera pada bagian lutut kanan.
BACA JUGA
- Ini Perjalanan Veddriq Leonardo Raih Emas Olimpiade
- Kontroversi dalam Gelaran Olimpiade Paris 2024
- Tradisi Emas Olimpiade yang Memudar
Sebelumnya, Gregoria gagal menembus babak final setelah dikandaskan atlet Korea Selatan An Se Young.
Selain medali perunggu, Indonesia pun berhasil membawa pulang medali emas Olimpiade Paris. Torehan itu dicatatkan oleh Veddriq Leonardo dari nomor panjat tebing dan Rizky Juniansyah dari nomor angkat besi.
Veddriq Leonardo beradu di babak final kelas speed putra melawan atlet China Wu Peng di Le Bourget Climbing venue, Prancis pada Kamis (8/8/2024).
Veddriq unggul Wu Peng dengan mencatatkan waktu 4,75 detik, unggul tipis 0,02 detik dari lawannya yang menorehkan waktu 4,77 detik.
Medali emas kedua Indonesia disusul oleh atlet angkat besi Rizky Juniansyah di nomor 73kg pria pada Jumat (9/8/2024) di South Paris Arena.
Rizky Juniansyah sukses mengangkat beban dengan total angkatan snatch, clean, dan jerk seberat 354 kg.
Bahkan Rizki memecahkan rekor Olimpiade baru di nomor clean and jerk dengan angkatan 199 kg.
Momen bendera merah putih berkibar dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan di Olimpiade bukanlah hal baru.
Raihan medali emas yang menghadirkan momen tersebut sudah pernah dipersembahkan oleh beberapa atlet Indonesia, khususnya cabor bulu tangkis, beberapa di antaranya:
Susi Susanti dan Alan Budikusuma
Duet pasangan emas ini merupakan penoreh tinta emas Indonesia pertama di ajang Olimpiade. Pada gelaran Olimpiade Musim Panas Barcelona 1992, dalam nomor tunggal putri, Susi Susanti menuai medali emas usai mengalahkan delegasi Korea Selatan Bang Soo-hyun (4/8/1992).
Sementara itu, Alan Budikusuma harus menghadapi sesama wakil Indonesia Ardy Bernardus Wiranata di partai puncak tunggal putra.
Alhasil, medali emas berhasil dikalungkan ke leher Alan Budikusuma usai mengalahkan Ardy Wiranata dengan skor 15-12 dan 18-13.
Ricky Subagja dan Rexy Mainaky
Pada gelaran Olimpiade Atlanta 1996, pasangan ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky Subagja lolos ke partai final usai mengalahkan pasangan ganda putra Malaysia Beng Kiang Soo dan Kim Her Tan via skor 15-3 dan 15-5.
Rexy dan Ricky harus menghadapi wakil Malaysia lagi di partai puncak melawan Kim Hock Yap dan Soon Kit Cheah.
Partai final yang berlangsung selama tiga set tersebut berhasil dimenangkan pasangan Indonesia, dengan skor 5-15, 15-13, dan 15-12, yang sekaligus menghantarkan medali emas pulang ke Indonesia.
Tony Gunawan dan Candra Wijaya
Tradisi medali emas Olimpiade seakan tidak pernah surut dari cabor bulu tangkis. Ajang Olimpiade Sydney 2000, Indonesia berhasil lolos ke babak final lewat pasangan ganda putra Candra Wijaya dan Tony Gunawan.
Pasangan tersebut akan bertanding dengan atlet Korea Selatan Lee Dong Soo dan Yoo Yong Sung.
Bermain dalam tiga set, Candra dan Tony sempat unggul di set pertama dengan skor 15-10. Namun, di set kedua, pasangan Korea Selatan berhasil membalas lewat skor 9-15.
Medali emas berhasil ditasbihkan ke Indonesia setelah Candra dan Tony mengentaskan perlawanan Lee Dong Soo dan Yoo Yong Sung di set ketiga dengan skor 15-7.
Kontributor: Fadlan Priatna
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital
Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset\" sirkuit otak
Context.id | 30-10-2024
Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat
Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...
Helen Angelia | 30-10-2024
Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman
Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...
Context.id | 29-10-2024
Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih
Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung
Context.id | 29-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context