Share

Stories 13 Juni 2022

Greysia Polii Pensiun dengan Segudang Prestasi

Greysia Polii, pebulu tangkis andalan Indonesia ini resmi gantung raket.

Greysia Polii berjalan pada acara \"Testimonial Day Greysia Polii\" di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (12/6/2022). - Antara-

 

Context, JAKARTA - Hari Minggu (12/6/2022) yang lalu, bertepatan dengan final Indonesia Master 2022, bisa dibilang jadi hari yang cukup menyedihkan bagi pecinta bulu tangkis Indonesia. Alasannya, di hari itu lah Greysia Polii, pebulu tangkis andalan Indonesia ini resmi gantung raket. Atlet bulu tangkis spesialis ganda putri ini memainkan laga terakhirnya yang bertajuk “Greysia Polii Testimonial Day” di Istora Senayan.

Setelah pensiun, Greysia Polii bilang kalau dia akan lebih fokus untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya. Alasan ini muncul dikarenakan selama menjadi atlet bulu tangkis, ia jarang pulang ke rumah untuk bertemu keluarga. Tapi itu lah resiko yang diterima kalau jadi seorang atlet nasional, bakal sering bepergian ke luar kota, bahkan ke luar negeri.

Meskipun begitu, Greysia Polii juga bilang kalau dia tidak akan jauh-jauh dari dunia bulu tangkis. Ia masih mau mengabdikan dirinya pada bulu tangkis karena ia dibesarkan dari sana.

"Nah makanya ini komisi atlet ini bagian salah satu bentuk dari kepedulian saya terhadap bulu tangkis, terkhusus bulu tangkis dunia. Sebelum atau sesudah olimpiade dari BWF, dia bilang 'Grey kamu boleh ya kamu good role model untuk bisa mengisi tempat ini, mau ya saya daftarkan namanya'. Saya sempat berpikir karena saya sudah menikah, saya juga akan fokus keluarga, mungkin setelah ngobrol dengan suami dia akhirnya oke, asal seimbang saja," kata Greysia.

 


LAGA TERAKHIRNYA DIHADIRI PEBULU TANGKIS DUNIA

Ajang “Greysia Polii Testimonial Day” ini bisa dibilang ajang yang sangat mengharukan. Di laga terakhirnya sebagai atlet, banyak atlet bulu tangkis dunia yang turut hadir. Beberapa di antara mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting, Jonathan Christie, Hendra Setiawan, Wang Chi Lin, Tau Tzu Ying, Wang Yilu, Muralithanan Thinaah, Sapsiree Taerattanachai, Yuta Watanabe, Misaki Matsumoto, Jongkolphan Kititharaku, Shing Seung Chan, Wang Dongping, Gabriela Stoeva, Ashwini Ponnapaa, dan tentu juga ada partner ganda putrinya, Apriyani Rahayu. Selain itu, laga terakhir dari karirnya tersebut juga dihadiri oleh ribuan fans bulu tangkis, para pelatih, dan juga keluarganya. 

Dihadiri orang sebanyak itu membuat Greysia Polii mengaku kalau dia sempat tidak bisa tidur. Ia juga bilang kalau ada perasaan yang sulit ia gambarkan saat tahu kalau dia akan menjalankan laga terakhirnya setelah 30 tahun berada di dunia bulu tangkis. 

"Bingungnya tuh mix feeling, kalau di Olimpiade (Tokyo) juga itu sama karena mau final, tetapi ini tuh rasanya campur aduk lebih daripada final olimpiade, terus persiapan juga, lebih kepada momen tau di mana pada akhirnya saya bisa mengumumkan saya pensiun, itu yang membuat saya sangat mix feeling. Duh bagaimana ya," Greysia menjelaskan.


CINTA BULU TANGKIS SEJAK KECIL

Greysia Polii lahir di Ibu Kota Jakarta pada 11 Agustus 1987. Kecintaannya kepada bulu tangkis muncul saat ia tinggal di Kota Manado sejak umur 5 tahun. Saat itu, ia sangat mengidolakan legenda bulu tangkis Indonesia, yaitu Susy Susanti dan Deyana Lomban. Sampai akhirnya pada tahun 1995, ia memutuskan untuk mengembangkan kemampuan bulu tangkisnya di Klub Jaya Raya Jakarta.

Tidak lama setelah itu, ia berhasil melakoni debut pertamanya sebagai pebulu tangkis Indonesia pada tahun 2003 di ajang Malaysia Satellite. Di umurnya yang baru 16 tahun, ia sudah ditunjuk untuk mewakili Indonesia melalui nomor ganda bersama partnernya saat itu, Heni Budiman. Di ajang pertamanya membela negara itu, Greysia dan Heni berhasil masuk ke babak semifinal. Bahkan, di tahun yang sama mereka bisa menjadi juara nasional.


BERJUANG MENCAPAI IMPIAN

Tapi perjalanan karir dari Greysia Polii tidak selalu mulus, bahkan sempat terpuruk. Momen buruk tersebut terjadi pada Olimpiade Tokyo 2012. Saat itu, Greysia sempat dianggap tidak sportif dan berakhir didiskualifikasi. Padahal emas olimpiade adalah capaian yang ia impikan. 

Setelah dari Tokyo, Greysia mencoba bangkit di Rio de Janeiro. Sayangnya, di sana ia hanya mampu sampai di perempat final. Setahun setelahnya, tandemnya saat itu, Nitya mengalami cedera parah yang mengharuskannya pensiun dari bulu tangkis. Hal ini juga sempat membuat Greysia patah semangat dan berpikir untuk ikut pensiun. 

Tapi, dorongan dari berbagai pihak dan hadirnya Apriyani Rahayu yang jadi tandem barunya itu memompa kembali semangat. Setelah Olimpiade Tokyo dan Rio de Janeiro, ia kembali berjuang di Olimpiade Tokyo 2020. Pada akhirnya, ia berhasil mendapatkan emas olimpiade yang ia impi-impikan.


DERETAN PRESTASI GREYSIA POLII

Kejuaraan Olimpiade
1. Emas Olimpiade Tokyo 2020
2. Emas Asian Games 2014
3. Emas SEA Games 2007, 2014
4. Perak SEA Games 2005, 2007, 2009, 2013, 2019
5. Perunggu Asian Games 2010
6. Perunggu Asian Games 2018 (2 perunggu)
7. Perunggu SEA Games 2005, 2017

Kejuaran Bulu tangkis Internasional
1. Philippine Open 2006
2. Thailand Open 2013, 2017, 2018, 2020
3. Taipei Open 2014, 2015
4. Korea Open 2015
5. Singapore Open 2016
6. French Open 2017
7. India Open 2018
8. Indonesia Masters 2020
9. Spain Masters 2020



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 13 Juni 2022

Greysia Polii Pensiun dengan Segudang Prestasi

Greysia Polii, pebulu tangkis andalan Indonesia ini resmi gantung raket.

Greysia Polii berjalan pada acara \"Testimonial Day Greysia Polii\" di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (12/6/2022). - Antara-

 

Context, JAKARTA - Hari Minggu (12/6/2022) yang lalu, bertepatan dengan final Indonesia Master 2022, bisa dibilang jadi hari yang cukup menyedihkan bagi pecinta bulu tangkis Indonesia. Alasannya, di hari itu lah Greysia Polii, pebulu tangkis andalan Indonesia ini resmi gantung raket. Atlet bulu tangkis spesialis ganda putri ini memainkan laga terakhirnya yang bertajuk “Greysia Polii Testimonial Day” di Istora Senayan.

Setelah pensiun, Greysia Polii bilang kalau dia akan lebih fokus untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya. Alasan ini muncul dikarenakan selama menjadi atlet bulu tangkis, ia jarang pulang ke rumah untuk bertemu keluarga. Tapi itu lah resiko yang diterima kalau jadi seorang atlet nasional, bakal sering bepergian ke luar kota, bahkan ke luar negeri.

Meskipun begitu, Greysia Polii juga bilang kalau dia tidak akan jauh-jauh dari dunia bulu tangkis. Ia masih mau mengabdikan dirinya pada bulu tangkis karena ia dibesarkan dari sana.

"Nah makanya ini komisi atlet ini bagian salah satu bentuk dari kepedulian saya terhadap bulu tangkis, terkhusus bulu tangkis dunia. Sebelum atau sesudah olimpiade dari BWF, dia bilang 'Grey kamu boleh ya kamu good role model untuk bisa mengisi tempat ini, mau ya saya daftarkan namanya'. Saya sempat berpikir karena saya sudah menikah, saya juga akan fokus keluarga, mungkin setelah ngobrol dengan suami dia akhirnya oke, asal seimbang saja," kata Greysia.

 


LAGA TERAKHIRNYA DIHADIRI PEBULU TANGKIS DUNIA

Ajang “Greysia Polii Testimonial Day” ini bisa dibilang ajang yang sangat mengharukan. Di laga terakhirnya sebagai atlet, banyak atlet bulu tangkis dunia yang turut hadir. Beberapa di antara mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting, Jonathan Christie, Hendra Setiawan, Wang Chi Lin, Tau Tzu Ying, Wang Yilu, Muralithanan Thinaah, Sapsiree Taerattanachai, Yuta Watanabe, Misaki Matsumoto, Jongkolphan Kititharaku, Shing Seung Chan, Wang Dongping, Gabriela Stoeva, Ashwini Ponnapaa, dan tentu juga ada partner ganda putrinya, Apriyani Rahayu. Selain itu, laga terakhir dari karirnya tersebut juga dihadiri oleh ribuan fans bulu tangkis, para pelatih, dan juga keluarganya. 

Dihadiri orang sebanyak itu membuat Greysia Polii mengaku kalau dia sempat tidak bisa tidur. Ia juga bilang kalau ada perasaan yang sulit ia gambarkan saat tahu kalau dia akan menjalankan laga terakhirnya setelah 30 tahun berada di dunia bulu tangkis. 

"Bingungnya tuh mix feeling, kalau di Olimpiade (Tokyo) juga itu sama karena mau final, tetapi ini tuh rasanya campur aduk lebih daripada final olimpiade, terus persiapan juga, lebih kepada momen tau di mana pada akhirnya saya bisa mengumumkan saya pensiun, itu yang membuat saya sangat mix feeling. Duh bagaimana ya," Greysia menjelaskan.


CINTA BULU TANGKIS SEJAK KECIL

Greysia Polii lahir di Ibu Kota Jakarta pada 11 Agustus 1987. Kecintaannya kepada bulu tangkis muncul saat ia tinggal di Kota Manado sejak umur 5 tahun. Saat itu, ia sangat mengidolakan legenda bulu tangkis Indonesia, yaitu Susy Susanti dan Deyana Lomban. Sampai akhirnya pada tahun 1995, ia memutuskan untuk mengembangkan kemampuan bulu tangkisnya di Klub Jaya Raya Jakarta.

Tidak lama setelah itu, ia berhasil melakoni debut pertamanya sebagai pebulu tangkis Indonesia pada tahun 2003 di ajang Malaysia Satellite. Di umurnya yang baru 16 tahun, ia sudah ditunjuk untuk mewakili Indonesia melalui nomor ganda bersama partnernya saat itu, Heni Budiman. Di ajang pertamanya membela negara itu, Greysia dan Heni berhasil masuk ke babak semifinal. Bahkan, di tahun yang sama mereka bisa menjadi juara nasional.


BERJUANG MENCAPAI IMPIAN

Tapi perjalanan karir dari Greysia Polii tidak selalu mulus, bahkan sempat terpuruk. Momen buruk tersebut terjadi pada Olimpiade Tokyo 2012. Saat itu, Greysia sempat dianggap tidak sportif dan berakhir didiskualifikasi. Padahal emas olimpiade adalah capaian yang ia impikan. 

Setelah dari Tokyo, Greysia mencoba bangkit di Rio de Janeiro. Sayangnya, di sana ia hanya mampu sampai di perempat final. Setahun setelahnya, tandemnya saat itu, Nitya mengalami cedera parah yang mengharuskannya pensiun dari bulu tangkis. Hal ini juga sempat membuat Greysia patah semangat dan berpikir untuk ikut pensiun. 

Tapi, dorongan dari berbagai pihak dan hadirnya Apriyani Rahayu yang jadi tandem barunya itu memompa kembali semangat. Setelah Olimpiade Tokyo dan Rio de Janeiro, ia kembali berjuang di Olimpiade Tokyo 2020. Pada akhirnya, ia berhasil mendapatkan emas olimpiade yang ia impi-impikan.


DERETAN PRESTASI GREYSIA POLII

Kejuaraan Olimpiade
1. Emas Olimpiade Tokyo 2020
2. Emas Asian Games 2014
3. Emas SEA Games 2007, 2014
4. Perak SEA Games 2005, 2007, 2009, 2013, 2019
5. Perunggu Asian Games 2010
6. Perunggu Asian Games 2018 (2 perunggu)
7. Perunggu SEA Games 2005, 2017

Kejuaran Bulu tangkis Internasional
1. Philippine Open 2006
2. Thailand Open 2013, 2017, 2018, 2020
3. Taipei Open 2014, 2015
4. Korea Open 2015
5. Singapore Open 2016
6. French Open 2017
7. India Open 2018
8. Indonesia Masters 2020
9. Spain Masters 2020



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Apakah Curhat Membantu atau Justru Memperburuk Amarah?

Penelitian menunjukkan mengeluh atau curhat malah tidak baik bagi kesehatan mental

Context.id . 08 November 2024

Donald Trump Menang, Harga Bitcoin Melambung

Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024 disambut positif oleh pasar kripto, dengan harga Bitcoin yang melambung hingga US 75 ribu atau sekitar ...

Context.id . 08 November 2024

Jaga Kesehatan Sopir, Jepang Siapkan Jalan Otomatis untuk Logistik

Jepang merancang jalur transportasi otomatis antara Tokyo dan Osaka untuk mengantisipasi krisis pengemudi truk serta lonjakan kebutuhan logistik.

Context.id . 07 November 2024

Kolaborasi Manusia dan Kecerdasan Buatan Mengubah Metode Perawatan Kanker

Teknologi AI merevolusi deteksi, diagnosis, dan perawatan kanker dengan meningkatkan akurasi dan kecepatan, namun perlu kehati-hatian dan keputusa ...

Context.id . 06 November 2024