Share

Home Stories

Stories 10 Juni 2022

Kopi Terancam Punah, Bagaimana Bisa?

Hilangnya kopi dari kehidupan manusia bukan omong kosong belaka. Beberapa penelitian mengatakan 60 persen dari 124 spesies kopi dunia terancam punah.

Petani memetik kopi di lereng gunung Sindoro. - Antara -

Context.id, JAKARTA - Apakah kamu seorang pecinta kopi? Kalau iya, pasti kamu sering membeli atau membuat kopi sendiri untuk diminum setiap harinya. Rasanya kalau tidak minum kopi, seperti merasa ada yang kurang, betul tidak?

Kopi memang bukan minuman biasa. Selain dibuat sebagai booster, kopi juga sudah jadi bagian dari budaya dan kebiasaan kita. Kopi bisa kamu minum sambil santai di rumah, untuk menemani kegiatan sehari-hari, bahkan kamu juga bisa menjadikan kedai kopi sebagai tempat berkumpul bersama teman-teman. Di Indonesia sendiri, ada istilah kopdar atau kopi darat yang biasa dipakai dalam suatu komunitas kalau mau mengadakan pertemuan.

Kebiasaan-kebiasaan seperti itu tidak akan bisa terjadi lagi kalau suatu saat nanti kopi punah. Selain hilangnya budaya yang berkaitan dengan kopi, punahnya kopi juga akan merugikan banyak pengusaha kopi. Mulai dari para pekerja dan pemilik kafe, pemilik usaha makanan yang menggunakan kopi sebagai bahan baku, serta petani kopi yang menggantungkan nasibnya cuma dari kopi.

Hilangnya kopi dari kehidupan manusia ini bukan omong kosong belaka. Karena ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa ada beberapa jenis kopi liar yang sudah punah, dan 60 persen dari 124 spesies kopi dunia terancam punah. Hal ini sangat mencemaskan, karena spesies-spesies kopi ini sangat penting untuk kelangsungan tanaman kopi di seluruh dunia.

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances, usaha konservasi yang selama ini dilakukan ternyata belum memadai untuk menjaga keberadaan kopi-kopi liar tersebut. Setidaknya 28 persen spesies kopi liar tumbuh di luar daerah yang dilindungi, jadi akan sangat sulit untuk menjaga mereka agar tidak punah. Ancaman kepunahan kopi ini diakibatkan oleh maraknya penggundulan hutan, banyaknya penyakit yang menyerang tanaman kopi di hutan liar, dan adanya perubahan iklim. Kebanyakan dari tanaman kopi yang terancam punah tersebut berada di Benua Afrika dan Madagaskar.

 

KENAPA HARUS KHAWATIR?

Tentu kita tetap harus khawatir. Meskipun liar, keberadaan spesies-spesies kopi ini sangat berpengaruh dengan keberlangsungan tanaman kopi jenis Arabika dan Robusta juga. Kalau menurut Dr Aaron Davis dari Royal Botanic Gardens, kopi Arabika dan Robusta ini tidak akan bisa bertahan tanpa adanya kopi-kopi liar. Karena menurut sejarah pembudidayaan kopi, kita menggunakan kopi liar untuk membuat tanaman kopi yang kita minum sekarang. 

 

MASA DEPAN KOPI

Menurut penelitian dari Global Change Biology, jenis kopi yang paling banyak diminati, Arabika, populasinya di alam bebas akan berkurang hingga 50 persen pada tahun 2088 jika masalah perubahan iklim tidak bisa diatasi. Meskipun yang berkurang adalah populasi Arabika liar, tapi jenis itu digunakan untuk memasok bibit ke perkebunan-perkebunan kopi yang hasilnya akan berakhir di perut kita.

Sederhananya, kalau Arabika liar itu berkurang, pasokan bibit berkurang. Kalau pasokan bibit langka, harga kopi akan naik. Kalau harga kopi naik, kita tidak akan bisa lagi minum kopi setiap hari. Para penjual kopi juga pasti akan merugi karena konsumennya akan berkurang. Coba kamu bayangkan jika kopi akan benar-benar punah, kerugiannya pasti akan lebih besar.

Karena itu, harus ada penelitian lainnya yang dilakukan untuk mengetahui cara yang tepat agar kopi tidak punah. Penelitian yang dilakukan juga tidak menutup kemungkinan untuk mencari jenis kopi lain yang memiliki rasa enak dan tentunya punya ketahanan dari perubahan iklim yang lebih dari jenis Arabika dan Robusta.

 



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 10 Juni 2022

Kopi Terancam Punah, Bagaimana Bisa?

Hilangnya kopi dari kehidupan manusia bukan omong kosong belaka. Beberapa penelitian mengatakan 60 persen dari 124 spesies kopi dunia terancam punah.

Petani memetik kopi di lereng gunung Sindoro. - Antara -

Context.id, JAKARTA - Apakah kamu seorang pecinta kopi? Kalau iya, pasti kamu sering membeli atau membuat kopi sendiri untuk diminum setiap harinya. Rasanya kalau tidak minum kopi, seperti merasa ada yang kurang, betul tidak?

Kopi memang bukan minuman biasa. Selain dibuat sebagai booster, kopi juga sudah jadi bagian dari budaya dan kebiasaan kita. Kopi bisa kamu minum sambil santai di rumah, untuk menemani kegiatan sehari-hari, bahkan kamu juga bisa menjadikan kedai kopi sebagai tempat berkumpul bersama teman-teman. Di Indonesia sendiri, ada istilah kopdar atau kopi darat yang biasa dipakai dalam suatu komunitas kalau mau mengadakan pertemuan.

Kebiasaan-kebiasaan seperti itu tidak akan bisa terjadi lagi kalau suatu saat nanti kopi punah. Selain hilangnya budaya yang berkaitan dengan kopi, punahnya kopi juga akan merugikan banyak pengusaha kopi. Mulai dari para pekerja dan pemilik kafe, pemilik usaha makanan yang menggunakan kopi sebagai bahan baku, serta petani kopi yang menggantungkan nasibnya cuma dari kopi.

Hilangnya kopi dari kehidupan manusia ini bukan omong kosong belaka. Karena ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa ada beberapa jenis kopi liar yang sudah punah, dan 60 persen dari 124 spesies kopi dunia terancam punah. Hal ini sangat mencemaskan, karena spesies-spesies kopi ini sangat penting untuk kelangsungan tanaman kopi di seluruh dunia.

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances, usaha konservasi yang selama ini dilakukan ternyata belum memadai untuk menjaga keberadaan kopi-kopi liar tersebut. Setidaknya 28 persen spesies kopi liar tumbuh di luar daerah yang dilindungi, jadi akan sangat sulit untuk menjaga mereka agar tidak punah. Ancaman kepunahan kopi ini diakibatkan oleh maraknya penggundulan hutan, banyaknya penyakit yang menyerang tanaman kopi di hutan liar, dan adanya perubahan iklim. Kebanyakan dari tanaman kopi yang terancam punah tersebut berada di Benua Afrika dan Madagaskar.

 

KENAPA HARUS KHAWATIR?

Tentu kita tetap harus khawatir. Meskipun liar, keberadaan spesies-spesies kopi ini sangat berpengaruh dengan keberlangsungan tanaman kopi jenis Arabika dan Robusta juga. Kalau menurut Dr Aaron Davis dari Royal Botanic Gardens, kopi Arabika dan Robusta ini tidak akan bisa bertahan tanpa adanya kopi-kopi liar. Karena menurut sejarah pembudidayaan kopi, kita menggunakan kopi liar untuk membuat tanaman kopi yang kita minum sekarang. 

 

MASA DEPAN KOPI

Menurut penelitian dari Global Change Biology, jenis kopi yang paling banyak diminati, Arabika, populasinya di alam bebas akan berkurang hingga 50 persen pada tahun 2088 jika masalah perubahan iklim tidak bisa diatasi. Meskipun yang berkurang adalah populasi Arabika liar, tapi jenis itu digunakan untuk memasok bibit ke perkebunan-perkebunan kopi yang hasilnya akan berakhir di perut kita.

Sederhananya, kalau Arabika liar itu berkurang, pasokan bibit berkurang. Kalau pasokan bibit langka, harga kopi akan naik. Kalau harga kopi naik, kita tidak akan bisa lagi minum kopi setiap hari. Para penjual kopi juga pasti akan merugi karena konsumennya akan berkurang. Coba kamu bayangkan jika kopi akan benar-benar punah, kerugiannya pasti akan lebih besar.

Karena itu, harus ada penelitian lainnya yang dilakukan untuk mengetahui cara yang tepat agar kopi tidak punah. Penelitian yang dilakukan juga tidak menutup kemungkinan untuk mencari jenis kopi lain yang memiliki rasa enak dan tentunya punya ketahanan dari perubahan iklim yang lebih dari jenis Arabika dan Robusta.

 



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025

Bagaimana AI Meresap dalam Parfum

AI merevolusi proses pembuatan wewangian atau parfum. Benarkah hasilnya sesuai dengan hasil racikan tangan manusia?

Noviarizal Fernandez . 25 June 2025

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025