Share

Stories 23 Juli 2024

Perubahan Iklim Bisa Picu Letusan Gunung Berapi

Pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan

Degassing from Nishinoshima volcano/Japan Coast Guard

Context.id, JAKARTA - Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan bagi keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Beberapa contoh nyata yang sering kita alami seperti banjir akibat curah hujan ekstrim, siklon tropis yang lebih intens, dan gelombang panas. 

Melansir National Oceanic and Atmospheric Administration, bumi mengalami peningkatan suhu sekitar 1,1 celcius dari 1901 sampai 2020. 

Di beberapa wilayah, peningkatan suhu ini dapat menyebabkan kebakaran hutan dan kekeringan. Kebakaran hutan ini sendiri akan mengakibatkan emisi yang malah memperburuk perubahan iklim dan menyumbang lebih banyak kebakaran hutan. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 994.313,14 hektare (ha) sejak Januari–Oktober 2023.

Selain kebakaran hutan, perubahan iklim juga dapat memicu letusan gunung berapi. Hal ini ditengarai mencairnya gletser. Saat gletser mencair, lelehan air tersebut akan meresap ke dalam kerak bumi dan menyebabkan pelebaran dan pelemahan retakan. 



Mengutip Prevention, antara tahun 2000–2019, gletser dunia mencari sekitar 267 giga ton per tahun. 

Gletser yang mencair ini dapat menyebabkan naiknya permukaan laut– saat ini naik sekitar 3,3 mm per tahun. Hal ini pun dapat memicu banjir dan erosi di daerah pesisir. 

Dalam sebuah penelitian, ditemukan pengaruh antara mencairnya gletser yang diserap oleh kerak bumi dengan aktivitas vulkanik. Pada 4500–5000 tahun lalu, meski hanya sesaat, bumi sedang dilanda iklim dingin yang menyebabkan ekspansi gletser di Islandia. 

Melalui analisis endapan abu vulkanik di seluruh Eropa, aktivitas vulkanik pada periode ini berkurang drastis. Peningkatan aktivitas vulkanik baru terjadi setelah berakhirnya periode tersebut meski rentangnya terpaut ratusan tahun. 

Fenomena ini menjelaskan banyaknya gletser yang menekan kerak bumi di bawahnya. Ini mengakibatkan material yang terbentuk berada di bawah tekanan yang lebih tinggi dan membentuk magma yang akan keluar apabila gunung meletus.

Oleh karena itu, pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan. 

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 23 Juli 2024

Perubahan Iklim Bisa Picu Letusan Gunung Berapi

Pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan

Degassing from Nishinoshima volcano/Japan Coast Guard

Context.id, JAKARTA - Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan bagi keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Beberapa contoh nyata yang sering kita alami seperti banjir akibat curah hujan ekstrim, siklon tropis yang lebih intens, dan gelombang panas. 

Melansir National Oceanic and Atmospheric Administration, bumi mengalami peningkatan suhu sekitar 1,1 celcius dari 1901 sampai 2020. 

Di beberapa wilayah, peningkatan suhu ini dapat menyebabkan kebakaran hutan dan kekeringan. Kebakaran hutan ini sendiri akan mengakibatkan emisi yang malah memperburuk perubahan iklim dan menyumbang lebih banyak kebakaran hutan. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 994.313,14 hektare (ha) sejak Januari–Oktober 2023.

Selain kebakaran hutan, perubahan iklim juga dapat memicu letusan gunung berapi. Hal ini ditengarai mencairnya gletser. Saat gletser mencair, lelehan air tersebut akan meresap ke dalam kerak bumi dan menyebabkan pelebaran dan pelemahan retakan. 



Mengutip Prevention, antara tahun 2000–2019, gletser dunia mencari sekitar 267 giga ton per tahun. 

Gletser yang mencair ini dapat menyebabkan naiknya permukaan laut– saat ini naik sekitar 3,3 mm per tahun. Hal ini pun dapat memicu banjir dan erosi di daerah pesisir. 

Dalam sebuah penelitian, ditemukan pengaruh antara mencairnya gletser yang diserap oleh kerak bumi dengan aktivitas vulkanik. Pada 4500–5000 tahun lalu, meski hanya sesaat, bumi sedang dilanda iklim dingin yang menyebabkan ekspansi gletser di Islandia. 

Melalui analisis endapan abu vulkanik di seluruh Eropa, aktivitas vulkanik pada periode ini berkurang drastis. Peningkatan aktivitas vulkanik baru terjadi setelah berakhirnya periode tersebut meski rentangnya terpaut ratusan tahun. 

Fenomena ini menjelaskan banyaknya gletser yang menekan kerak bumi di bawahnya. Ini mengakibatkan material yang terbentuk berada di bawah tekanan yang lebih tinggi dan membentuk magma yang akan keluar apabila gunung meletus.

Oleh karena itu, pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan. 

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024