Perubahan Iklim Bisa Picu Letusan Gunung Berapi
Pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan
Context.id, JAKARTA - Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan bagi keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Beberapa contoh nyata yang sering kita alami seperti banjir akibat curah hujan ekstrim, siklon tropis yang lebih intens, dan gelombang panas.
Melansir National Oceanic and Atmospheric Administration, bumi mengalami peningkatan suhu sekitar 1,1 celcius dari 1901 sampai 2020.
Di beberapa wilayah, peningkatan suhu ini dapat menyebabkan kebakaran hutan dan kekeringan. Kebakaran hutan ini sendiri akan mengakibatkan emisi yang malah memperburuk perubahan iklim dan menyumbang lebih banyak kebakaran hutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 994.313,14 hektare (ha) sejak Januari–Oktober 2023.
Selain kebakaran hutan, perubahan iklim juga dapat memicu letusan gunung berapi. Hal ini ditengarai mencairnya gletser. Saat gletser mencair, lelehan air tersebut akan meresap ke dalam kerak bumi dan menyebabkan pelebaran dan pelemahan retakan.
BACA JUGA
Mengutip Prevention, antara tahun 2000–2019, gletser dunia mencari sekitar 267 giga ton per tahun.
Gletser yang mencair ini dapat menyebabkan naiknya permukaan laut– saat ini naik sekitar 3,3 mm per tahun. Hal ini pun dapat memicu banjir dan erosi di daerah pesisir.
Dalam sebuah penelitian, ditemukan pengaruh antara mencairnya gletser yang diserap oleh kerak bumi dengan aktivitas vulkanik. Pada 4500–5000 tahun lalu, meski hanya sesaat, bumi sedang dilanda iklim dingin yang menyebabkan ekspansi gletser di Islandia.
Melalui analisis endapan abu vulkanik di seluruh Eropa, aktivitas vulkanik pada periode ini berkurang drastis. Peningkatan aktivitas vulkanik baru terjadi setelah berakhirnya periode tersebut meski rentangnya terpaut ratusan tahun.
Fenomena ini menjelaskan banyaknya gletser yang menekan kerak bumi di bawahnya. Ini mengakibatkan material yang terbentuk berada di bawah tekanan yang lebih tinggi dan membentuk magma yang akan keluar apabila gunung meletus.
Oleh karena itu, pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan.
Kontributor: Fadlan Priatna
RELATED ARTICLES
Perubahan Iklim Bisa Picu Letusan Gunung Berapi
Pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan
Context.id, JAKARTA - Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan bagi keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Beberapa contoh nyata yang sering kita alami seperti banjir akibat curah hujan ekstrim, siklon tropis yang lebih intens, dan gelombang panas.
Melansir National Oceanic and Atmospheric Administration, bumi mengalami peningkatan suhu sekitar 1,1 celcius dari 1901 sampai 2020.
Di beberapa wilayah, peningkatan suhu ini dapat menyebabkan kebakaran hutan dan kekeringan. Kebakaran hutan ini sendiri akan mengakibatkan emisi yang malah memperburuk perubahan iklim dan menyumbang lebih banyak kebakaran hutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 994.313,14 hektare (ha) sejak Januari–Oktober 2023.
Selain kebakaran hutan, perubahan iklim juga dapat memicu letusan gunung berapi. Hal ini ditengarai mencairnya gletser. Saat gletser mencair, lelehan air tersebut akan meresap ke dalam kerak bumi dan menyebabkan pelebaran dan pelemahan retakan.
BACA JUGA
Mengutip Prevention, antara tahun 2000–2019, gletser dunia mencari sekitar 267 giga ton per tahun.
Gletser yang mencair ini dapat menyebabkan naiknya permukaan laut– saat ini naik sekitar 3,3 mm per tahun. Hal ini pun dapat memicu banjir dan erosi di daerah pesisir.
Dalam sebuah penelitian, ditemukan pengaruh antara mencairnya gletser yang diserap oleh kerak bumi dengan aktivitas vulkanik. Pada 4500–5000 tahun lalu, meski hanya sesaat, bumi sedang dilanda iklim dingin yang menyebabkan ekspansi gletser di Islandia.
Melalui analisis endapan abu vulkanik di seluruh Eropa, aktivitas vulkanik pada periode ini berkurang drastis. Peningkatan aktivitas vulkanik baru terjadi setelah berakhirnya periode tersebut meski rentangnya terpaut ratusan tahun.
Fenomena ini menjelaskan banyaknya gletser yang menekan kerak bumi di bawahnya. Ini mengakibatkan material yang terbentuk berada di bawah tekanan yang lebih tinggi dan membentuk magma yang akan keluar apabila gunung meletus.
Oleh karena itu, pencairan gletser yang berlangsung sebagai dampak pemanasan global berpeluang melonjakkan aktivitas vulkanik di masa depan.
Kontributor: Fadlan Priatna
POPULAR
RELATED ARTICLES