Share

Home Stories

Stories 15 Juli 2024

Nikmatnya Berlibur Saat Shoulder Season

Bepergian saat shoulder season bikin vakansi jadi makin menyenangkan

Ilustrasi liburan/MUFDana

Context.id, JAKARTA - Seringkali kita berlibur ke suatu kawasan pada musim puncak kunjungan wisata. Pada musim puncak tersebut, biaya akomodasi seperti tariff transportasi dan akomodasi meningkat tajam.

Bukan hanya itu saja, kawasan wisata yang mengalami musim puncak, biasanya penuh sesak sehingga terkadang mengganggu kenyamanan.

Karena itu, sudah saatnya mencoba berlibur saat shoulder season. Yuk kita simak penjelasannya berikut ini.

Ya, shoulder season merupakan periode waktu yang berada di antara musim puncak perjalanan (musim ramai) dan juga musim sepi.

Anggaplah periode ini merupakan jeda sebuah destinasi wisata untuk bernapas lega setelah musim puncak liburan yang sibuk, atau sebelum tempat tersebut bersiap untuk musim liburan.



Shoulder season biasanya jatuh pada saat pergantian musim, seperti musim semi dan musim gugur–di banyak tempat di Belahan Bumi Utara dan peralihan antara musim kemarau dan musim hujan di Asia Tenggara.

Banyak alasan mengapa shoulder season menjadi waktu terbaik untuk bepergian. Shoulder season menawarkan alternatif bagi Anda untuk menjalani liburan yang lebih menyenangkan dan terjangkau.

Periode ini cenderung membuat destinasi wisata memiliki biaya yang jauh lebih rendah, antrean yang lebih pendek, dan kemungkinan cuaca yang lebih baik. Berikut beberapa keuntungannya:

1. Biaya yang lebih terjangkau

Shoulder season dapat menawarkan biaya perjalanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan musim puncak, seperti harga tiket pesawat, tur, dan berbagai keperluan lainnya. Dengan begitu, Anda akan memiliki lebih banyak uang untuk membeli oleh-oleh atau bepergian lebih lama.

2. Jumlah pengunjung yang lebih sedikit

Shoulder season menawarkan Anda pengalaman liburan yang lebih santai dan menyenangkan, dimana antrean pengunjung tidak terlalu panjang. Hal ini berbeda dengan musim puncak liburan yang menampung lebih banyak jumlah pengunjung.

3. Cuaca yang lebih baik

Karena terjadi di musim peralihan, shoulder season dapat membuat Anda terhindar dari cuaca ekstrem. Jika Anda pergi ke Eropa pada shoulder season, Anda dapat terhindari dari gelombang panas terik di musim panas dan juga udara dingin pada musim dingin.

4. Pengalaman yang lebih unik

Saat shoulder season, Anda mungkin akan mendapatkan pengalaman yang menarik, seperti melihat dedaunan musim gugur di AS dan Eropa, atau berenang setelah musim panas di pantai-pantai negara tropis.

Selain itu, Anda juga dapat menghadiri berbagai festival atau acara-acara tradisional yang jarang dikunjungi oleh wisatawan lainnya.

5. Santai dan tidak terburu-buru

Apabila bepergian di musim puncak liburan, Anda akan terkena gelombang antrean pengunjung yang membludak. Shoulder season memiliki jumlah pengunjung yang lebih sedikit, memungkinkan Anda untuk menikmati destinasi wisata dengan lebih santai dan tidak terburu-buru.

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 15 Juli 2024

Nikmatnya Berlibur Saat Shoulder Season

Bepergian saat shoulder season bikin vakansi jadi makin menyenangkan

Ilustrasi liburan/MUFDana

Context.id, JAKARTA - Seringkali kita berlibur ke suatu kawasan pada musim puncak kunjungan wisata. Pada musim puncak tersebut, biaya akomodasi seperti tariff transportasi dan akomodasi meningkat tajam.

Bukan hanya itu saja, kawasan wisata yang mengalami musim puncak, biasanya penuh sesak sehingga terkadang mengganggu kenyamanan.

Karena itu, sudah saatnya mencoba berlibur saat shoulder season. Yuk kita simak penjelasannya berikut ini.

Ya, shoulder season merupakan periode waktu yang berada di antara musim puncak perjalanan (musim ramai) dan juga musim sepi.

Anggaplah periode ini merupakan jeda sebuah destinasi wisata untuk bernapas lega setelah musim puncak liburan yang sibuk, atau sebelum tempat tersebut bersiap untuk musim liburan.



Shoulder season biasanya jatuh pada saat pergantian musim, seperti musim semi dan musim gugur–di banyak tempat di Belahan Bumi Utara dan peralihan antara musim kemarau dan musim hujan di Asia Tenggara.

Banyak alasan mengapa shoulder season menjadi waktu terbaik untuk bepergian. Shoulder season menawarkan alternatif bagi Anda untuk menjalani liburan yang lebih menyenangkan dan terjangkau.

Periode ini cenderung membuat destinasi wisata memiliki biaya yang jauh lebih rendah, antrean yang lebih pendek, dan kemungkinan cuaca yang lebih baik. Berikut beberapa keuntungannya:

1. Biaya yang lebih terjangkau

Shoulder season dapat menawarkan biaya perjalanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan musim puncak, seperti harga tiket pesawat, tur, dan berbagai keperluan lainnya. Dengan begitu, Anda akan memiliki lebih banyak uang untuk membeli oleh-oleh atau bepergian lebih lama.

2. Jumlah pengunjung yang lebih sedikit

Shoulder season menawarkan Anda pengalaman liburan yang lebih santai dan menyenangkan, dimana antrean pengunjung tidak terlalu panjang. Hal ini berbeda dengan musim puncak liburan yang menampung lebih banyak jumlah pengunjung.

3. Cuaca yang lebih baik

Karena terjadi di musim peralihan, shoulder season dapat membuat Anda terhindar dari cuaca ekstrem. Jika Anda pergi ke Eropa pada shoulder season, Anda dapat terhindari dari gelombang panas terik di musim panas dan juga udara dingin pada musim dingin.

4. Pengalaman yang lebih unik

Saat shoulder season, Anda mungkin akan mendapatkan pengalaman yang menarik, seperti melihat dedaunan musim gugur di AS dan Eropa, atau berenang setelah musim panas di pantai-pantai negara tropis.

Selain itu, Anda juga dapat menghadiri berbagai festival atau acara-acara tradisional yang jarang dikunjungi oleh wisatawan lainnya.

5. Santai dan tidak terburu-buru

Apabila bepergian di musim puncak liburan, Anda akan terkena gelombang antrean pengunjung yang membludak. Shoulder season memiliki jumlah pengunjung yang lebih sedikit, memungkinkan Anda untuk menikmati destinasi wisata dengan lebih santai dan tidak terburu-buru.

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Google VEO 3, AI yang Bisa Bikin Video dari Teks

Bayangkan kamu cukup menulis cerita dan dalam hitungan menit, video sinematik pun tercipta

Renita Sukma . 30 May 2025

Dua Dekade Marjin Kiri, Bernapas di Sela-Sela Penjegalan dan Pasar Buku

Penerbit Marjin Kiri bertahan hingga usia dua puluh tahun. Bertarung melawan modal besar hingga keengganan membaca buku serius

Renita Sukma . 28 May 2025

Bahasa Inggris, Tiket ke Panggung Global

Keinginan masyarakat Indonesia untuk menembus dunia kerja dan pendidikan global terus meningkat. Namun satu hal mendasar justru tertinggal, kemamp ...

Renita Sukma . 27 May 2025

Soeharto Tetap Membayangi Meskipun Sudah 27 Tahun Lengser

Dua puluh tujuh tahun setelah Soeharto mengakhiri 32 tahun kekuasaannya, Indonesia kembali bergulat dengan warisan Orde Baru

Renita Sukma . 26 May 2025