Lampu Lalu Lintas Akan Tambah Warna Baru?
Ada usulan penambahan warna putih di lampu lalu lintas sehingga menjadi empat warna
Context.id, JAKARTA - Lampu lalu lintas yang selama ini identik tiga warna dan digunakan hampir di seluruh dunia, rencananya akan mengalami desain ulang. Desain itu terkait dengan penambahan warna putih di lampu lalu lintas sehingga menjadi empat warna.
Ali Hajibabaei, profesor teknik di North Carolina State University (NCSU) menyampaikan usulan soal adanya penambahan warna baru yaitu putih agar kendaraan tanpa pengemudi dapat menerima respon sinyal lalu lintas.
Saat ini, banyak pabrikan mobil yang mulai melirik kendaraan yang berjalan secara otomatis alias tanpa pengemudi dan kemajuan teknologi otomotif ini perlu direspon oleh otoritas yang mengatur lalu lintas.
Manusia dan mobil otonom menggunakan serangkaian isyarat visual yang berbeda ketika menafsirkan sistem pencahayaan. Warna yang berbeda – terkadang berkedip untuk menunjukkan bahwa perubahan sudah dekat itu bekerja paling baik untuk otak manusia, sementara satu lampu bekerja lebih baik untuk mobil otonom.
Oleh karena itu, lampu keempat dan kemungkinan besar berwarna putih akan ditambahkan untuk kepentingan mobil tanpa pengemudi. Lampu putih akan diartikan oleh mobil yang mengemudi sendiri sebagai instruksi untuk “terus berjalan kecuali diinstruksikan sebaliknya”.
BACA JUGA
Penciptaan lampu lalu lintas empat warna ini diharapkan dapat membantu menekan kerugian akibat kemacetan dan juga kecelakaan. Sebagai informasi, INRIX mencatat kerugian akibat kecelakaan dan kemacetan di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat mencapai U$2,2 miliar
Sejak Kapan Lampu Lalu Lintas Ada?
Lampu lalu lintas dipasang pertama kalinya pada 10 Desember 1868, tepatnya di Parliament Square, London, Inggris. Saat itu, persimpanngan tempat pemasangan lampu lalu lintas pertama kalinya itu menjadi lokasi kemacetan kereta kuda yang parah.
Berbeda halnya dengan lampu lalu lintas saat ini, pada waktu itu lampu lalu lintas menyerupai tanda salib. Lampu lalu lintas tersebut memiliki lengan yang dapat memberikan sinyal semafor dengan cara kerja yang bergerak ke atas dan ke bawah yang menyerupai gestur polisi.
Jika di malam hari, lampu lalu lintas tersebut akan memancarkan lampu gas merah dan hijau kendati tetap diperlukan polisi dalam pengoperasiannya.
Sayangnya, desain lampu lalu lintas awal itu sempat mengalami kebocoran gas dari pipa suplai di bawahnya sehingga memicu ledakan dan melukai polisi yang mengoperasikannya.
Dianggap membahayakan keselamatan, lampu lalu lintas segera dicopot dan lampu lalu lintas dilarang sama sekali selama 60 tahun berikutnya. Mereka akhirnya kembali ke jalan-jalan Inggris pada tahun 1929, setelah penemuan sistem sinyal tiga lampu pada tahun 1921 di Detroit.
Lampu lalu lintas pertama yang ditenagai listrik ditemukan pada tahun 1923 oleh penemu keturunan Afrika-Amerika, Garrett Morgan. Dia akhirnya menjual desainnya ke General Electric seharga US$40.000 (US$730.000 dalam uang hari ini, disesuaikan dengan inflasi).
Awal Lampu Tiga Warna
Lalu, bagaimana awal mula penggunaan warna merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas? Sebenarnya hal ini mengacu pada sistem lampu navigasi kapal laut.
Melalui penggunaan lampu merah dan hijau, awak kapal yang mendekat dapat langsung mengetahui arah perjalanan kapal. Sistem penerangan ini berfungsi sebagai sistem pencegah tabrakan dini, terutama pada malam hari dalam kondisi jarak pandang rendah.
Lampu kuning yang digunakan pada lampu lalu lintas modern baru diperkenalkan pada tahun 1921 ketika penemu William Potts membawa lampu lalu lintas tiga warna ke Detroit.
Lampu kuning diciptakan sebagai penanda ‘hati-hati’ bahwa akan terjadinya pergantian lampu pada lampu lalu lintas.
Lampu lalu lintas empat arah tiga warna pertama dipasang di persimpangan Woodward Avenue dan Fort Street di Detroit pada tahun 1921 dan pada pertengahan tahun 1930-an, standar ini telah tersebar luas di seluruh negeri dan juga dunia hingga saat ini.
Penulis: Diandra Zahra
RELATED ARTICLES
Lampu Lalu Lintas Akan Tambah Warna Baru?
Ada usulan penambahan warna putih di lampu lalu lintas sehingga menjadi empat warna
Context.id, JAKARTA - Lampu lalu lintas yang selama ini identik tiga warna dan digunakan hampir di seluruh dunia, rencananya akan mengalami desain ulang. Desain itu terkait dengan penambahan warna putih di lampu lalu lintas sehingga menjadi empat warna.
Ali Hajibabaei, profesor teknik di North Carolina State University (NCSU) menyampaikan usulan soal adanya penambahan warna baru yaitu putih agar kendaraan tanpa pengemudi dapat menerima respon sinyal lalu lintas.
Saat ini, banyak pabrikan mobil yang mulai melirik kendaraan yang berjalan secara otomatis alias tanpa pengemudi dan kemajuan teknologi otomotif ini perlu direspon oleh otoritas yang mengatur lalu lintas.
Manusia dan mobil otonom menggunakan serangkaian isyarat visual yang berbeda ketika menafsirkan sistem pencahayaan. Warna yang berbeda – terkadang berkedip untuk menunjukkan bahwa perubahan sudah dekat itu bekerja paling baik untuk otak manusia, sementara satu lampu bekerja lebih baik untuk mobil otonom.
Oleh karena itu, lampu keempat dan kemungkinan besar berwarna putih akan ditambahkan untuk kepentingan mobil tanpa pengemudi. Lampu putih akan diartikan oleh mobil yang mengemudi sendiri sebagai instruksi untuk “terus berjalan kecuali diinstruksikan sebaliknya”.
BACA JUGA
Penciptaan lampu lalu lintas empat warna ini diharapkan dapat membantu menekan kerugian akibat kemacetan dan juga kecelakaan. Sebagai informasi, INRIX mencatat kerugian akibat kecelakaan dan kemacetan di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat mencapai U$2,2 miliar
Sejak Kapan Lampu Lalu Lintas Ada?
Lampu lalu lintas dipasang pertama kalinya pada 10 Desember 1868, tepatnya di Parliament Square, London, Inggris. Saat itu, persimpanngan tempat pemasangan lampu lalu lintas pertama kalinya itu menjadi lokasi kemacetan kereta kuda yang parah.
Berbeda halnya dengan lampu lalu lintas saat ini, pada waktu itu lampu lalu lintas menyerupai tanda salib. Lampu lalu lintas tersebut memiliki lengan yang dapat memberikan sinyal semafor dengan cara kerja yang bergerak ke atas dan ke bawah yang menyerupai gestur polisi.
Jika di malam hari, lampu lalu lintas tersebut akan memancarkan lampu gas merah dan hijau kendati tetap diperlukan polisi dalam pengoperasiannya.
Sayangnya, desain lampu lalu lintas awal itu sempat mengalami kebocoran gas dari pipa suplai di bawahnya sehingga memicu ledakan dan melukai polisi yang mengoperasikannya.
Dianggap membahayakan keselamatan, lampu lalu lintas segera dicopot dan lampu lalu lintas dilarang sama sekali selama 60 tahun berikutnya. Mereka akhirnya kembali ke jalan-jalan Inggris pada tahun 1929, setelah penemuan sistem sinyal tiga lampu pada tahun 1921 di Detroit.
Lampu lalu lintas pertama yang ditenagai listrik ditemukan pada tahun 1923 oleh penemu keturunan Afrika-Amerika, Garrett Morgan. Dia akhirnya menjual desainnya ke General Electric seharga US$40.000 (US$730.000 dalam uang hari ini, disesuaikan dengan inflasi).
Awal Lampu Tiga Warna
Lalu, bagaimana awal mula penggunaan warna merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas? Sebenarnya hal ini mengacu pada sistem lampu navigasi kapal laut.
Melalui penggunaan lampu merah dan hijau, awak kapal yang mendekat dapat langsung mengetahui arah perjalanan kapal. Sistem penerangan ini berfungsi sebagai sistem pencegah tabrakan dini, terutama pada malam hari dalam kondisi jarak pandang rendah.
Lampu kuning yang digunakan pada lampu lalu lintas modern baru diperkenalkan pada tahun 1921 ketika penemu William Potts membawa lampu lalu lintas tiga warna ke Detroit.
Lampu kuning diciptakan sebagai penanda ‘hati-hati’ bahwa akan terjadinya pergantian lampu pada lampu lalu lintas.
Lampu lalu lintas empat arah tiga warna pertama dipasang di persimpangan Woodward Avenue dan Fort Street di Detroit pada tahun 1921 dan pada pertengahan tahun 1930-an, standar ini telah tersebar luas di seluruh negeri dan juga dunia hingga saat ini.
Penulis: Diandra Zahra
POPULAR
RELATED ARTICLES