Share

Home Stories

Stories 23 Juli 2025

Bye-bye Microsoft! Negara Bagian Jerman Ini Beralih Total ke Linux

Microsoft merupakan perusahaan AS. mereka ingin memastikan data sensitif pemerintah dan warga tetap berada di bawah yurisdiksi Jerman

Ilustrasi Windows, MacOS dan Linux/nahil.com.sa

Context.id, JAKARTA - "Kita sudah selesai dengan Teams!" seru Menteri Digitalisasi Dirk Schrödter, melalui platform video sumber terbuka, dalam pengumuman yang mengejutkan. 

Negara bagian Schleswig-Holstein di Jerman akan menghapus semua perangkat lunak Microsoft dari kantor-kantor pemerintahannya. 

Tujuannya? Beralih sepenuhnya ke Linux dan program sumber terbuka dalam tiga bulan ke depan!

Keputusan ini bukan main-main. Ini akan memengaruhi sekitar 30.000 pegawai negeri sipil, polisi, dan hakim. Nantinya, guru sekolah dan pegawai negeri lainnya juga akan ikut beralih. 

Langkah radikal ini dipuji sebagai lompatan besar menuju kedaulatan digital dan sinyal kuat dari penolakan Eropa terhadap ketergantungan pada raksasa teknologi AS. 

Seperti dilaporkan Arstechnica, selain Jerman, Denmark juga mengumumkan akan meninggalkan Microsoft.

Keputusan Schleswig-Holstein sebenarnya sudah dipersiapkan sejak April 2024. Holstein khawatir soal penanganan data, termasuk potensi aliran data ke luar negeri. 

Schrödter menekankan, sebagai negara bagian, mereka memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan data warga dan perusahaan, serta harus selalu mengendalikan solusi TI yang digunakan agar bisa bertindak secara independen.

"Perkembangan geopolitik beberapa bulan terakhir telah memperkuat minat terhadap jalur yang telah kami ambil. Perang di Ukraina menunjukkan ketergantungan energi kami, dan sekarang kami melihat adanya ketergantungan digital juga," tambah Schrödter.

Selain masalah kedaulatan data, Schleswig-Holstein juga punya alasan lain untuk menendang Microsoft. Pertama soal keamanan data. 

Transfer data ke AS
Seperti diketahui, Microsoft merupakan perusahaan AS. mereka ingin memastikan data sensitif pemerintah dan warga tetap berada di bawah yurisdiksi Jerman dan tidak tunduk pada potensi akses oleh perusahaan AS. 

Ini berarti data yang sebelumnya ada di Microsoft Azure akan dipindahkan ke cloud berbasis Eropa.

Kedua soal penghematan biaya. Negara bagian Jerman ini berharap dapat menghemat puluhan juta euro dengan menghilangkan biaya lisensi Microsoft dan biaya pembaruan wajib yang tidak dapat diprediksi (mungkin Schrödter mengacu pada migrasi dari Windows 10 ke 11).

Nantinya peralihan ke Linux dan teknologi sumber terbuka ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, yang sudah berjalan, adalah mengganti Word dan Excel dengan LibreOffice.

Setelah itu, implementasi Open-Xchange akan menyusul, dan Thunderbird akan digunakan untuk menggantikan Exchange dan Outlook.

Terakhir, Windows akan digantikan oleh Linux. Meskipun belum disebutkan distribusi Linux desktop spesifik, antarmuka desktop-nya akan menggunakan KDE Plasma. 

Beberapa orang mungkin skeptis, mengingat kegagalan migrasi Linux yang populer di masa lalu, seperti di Munich. 

Ibu kota Bavaria ini beralih dari Windows ke Linux pada tahun 2004, namun kembali ke Windows satu dekade kemudian. 

Sebagian besar alasannya karena walikota ingin Microsoft memindahkan kantor pusat Eropa mereka ke Munich. 

Namun, jika dilihat lebih dekat, meskipun proyek LiMux tidak sepenuhnya berhasil, Munich saat ini masih banyak menggunakan perangkat lunak sumber terbuka, terutama LibreOffice.

Di sisi lain, ada juga kisah sukses migrasi Linux di Eropa, seperti Gendarmerie Prancis. Mereka beralih ke Ubuntu Linux lebih dari satu dekade lalu. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 23 Juli 2025

Bye-bye Microsoft! Negara Bagian Jerman Ini Beralih Total ke Linux

Microsoft merupakan perusahaan AS. mereka ingin memastikan data sensitif pemerintah dan warga tetap berada di bawah yurisdiksi Jerman

Ilustrasi Windows, MacOS dan Linux/nahil.com.sa

Context.id, JAKARTA - "Kita sudah selesai dengan Teams!" seru Menteri Digitalisasi Dirk Schrödter, melalui platform video sumber terbuka, dalam pengumuman yang mengejutkan. 

Negara bagian Schleswig-Holstein di Jerman akan menghapus semua perangkat lunak Microsoft dari kantor-kantor pemerintahannya. 

Tujuannya? Beralih sepenuhnya ke Linux dan program sumber terbuka dalam tiga bulan ke depan!

Keputusan ini bukan main-main. Ini akan memengaruhi sekitar 30.000 pegawai negeri sipil, polisi, dan hakim. Nantinya, guru sekolah dan pegawai negeri lainnya juga akan ikut beralih. 

Langkah radikal ini dipuji sebagai lompatan besar menuju kedaulatan digital dan sinyal kuat dari penolakan Eropa terhadap ketergantungan pada raksasa teknologi AS. 

Seperti dilaporkan Arstechnica, selain Jerman, Denmark juga mengumumkan akan meninggalkan Microsoft.

Keputusan Schleswig-Holstein sebenarnya sudah dipersiapkan sejak April 2024. Holstein khawatir soal penanganan data, termasuk potensi aliran data ke luar negeri. 

Schrödter menekankan, sebagai negara bagian, mereka memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan data warga dan perusahaan, serta harus selalu mengendalikan solusi TI yang digunakan agar bisa bertindak secara independen.

"Perkembangan geopolitik beberapa bulan terakhir telah memperkuat minat terhadap jalur yang telah kami ambil. Perang di Ukraina menunjukkan ketergantungan energi kami, dan sekarang kami melihat adanya ketergantungan digital juga," tambah Schrödter.

Selain masalah kedaulatan data, Schleswig-Holstein juga punya alasan lain untuk menendang Microsoft. Pertama soal keamanan data. 

Transfer data ke AS
Seperti diketahui, Microsoft merupakan perusahaan AS. mereka ingin memastikan data sensitif pemerintah dan warga tetap berada di bawah yurisdiksi Jerman dan tidak tunduk pada potensi akses oleh perusahaan AS. 

Ini berarti data yang sebelumnya ada di Microsoft Azure akan dipindahkan ke cloud berbasis Eropa.

Kedua soal penghematan biaya. Negara bagian Jerman ini berharap dapat menghemat puluhan juta euro dengan menghilangkan biaya lisensi Microsoft dan biaya pembaruan wajib yang tidak dapat diprediksi (mungkin Schrödter mengacu pada migrasi dari Windows 10 ke 11).

Nantinya peralihan ke Linux dan teknologi sumber terbuka ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, yang sudah berjalan, adalah mengganti Word dan Excel dengan LibreOffice.

Setelah itu, implementasi Open-Xchange akan menyusul, dan Thunderbird akan digunakan untuk menggantikan Exchange dan Outlook.

Terakhir, Windows akan digantikan oleh Linux. Meskipun belum disebutkan distribusi Linux desktop spesifik, antarmuka desktop-nya akan menggunakan KDE Plasma. 

Beberapa orang mungkin skeptis, mengingat kegagalan migrasi Linux yang populer di masa lalu, seperti di Munich. 

Ibu kota Bavaria ini beralih dari Windows ke Linux pada tahun 2004, namun kembali ke Windows satu dekade kemudian. 

Sebagian besar alasannya karena walikota ingin Microsoft memindahkan kantor pusat Eropa mereka ke Munich. 

Namun, jika dilihat lebih dekat, meskipun proyek LiMux tidak sepenuhnya berhasil, Munich saat ini masih banyak menggunakan perangkat lunak sumber terbuka, terutama LibreOffice.

Di sisi lain, ada juga kisah sukses migrasi Linux di Eropa, seperti Gendarmerie Prancis. Mereka beralih ke Ubuntu Linux lebih dari satu dekade lalu. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025