Share

Home Originals

Originals 03 Juni 2022

Sampah Plastik di Indonesia Menggunung, Apa Solusinya?

Tahukah kamu, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia?

Context.id, JAKARTA - Limbah plastik sudah menjadi masalah klasik di setiap belahan dunia. Di Indonesia sendiri, limbah plastik sudah ada sebanyak 7,8 juta ton per tahun, atau sekitar 105 ton dalam sehari, yang jika dihitung beratnya sama dengan 15.000 ekor gajah.

Jumlah sampah yang begitu banyak ini juga menimbulkan banyaknya dampak negatif. Mulai dari kematian biota laut, masuknya plastik mikro ke dalam tubuh, hingga meningkatnya jumlah emisi di udara.

Pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya untuk mengurangi dampak buruk dari limbah plastik ini. Seperti membuat peraturan, target pemotongan limbah plastik, larangan penggunaan plastik, hingga penerapan cukai kantong plastik.

Namun, dari semua upaya tersebut, belum ada satupun yang benar-benar optimal. Pada periode 2018-2020 sampah laut Indonesia baru turun sekitar 15 persen dan untuk 2021 diperkirakan baru turun hingga 28 persen.

Beruntung, beberapa organisasi, perusahaan, dan UMKM sudah mulai mendaur ulang plastik, baik secara kecil-kecilan maupun secara masif. Karena limbah plastik yang diolah menjadi butiran kecil ternyata dapat disulap menjadi berbagai barang baru, seperti plastik baru, baju, tas, spare part mobil, hingga kursi.

Namun, industri ini masih belum dikembangkan secara masif karena terkendala biaya. Menurut sebuah firma pendanaan, dibutuhkan biaya sekitar 2.925-11.700 triliun rupiah untuk membangun satu industri daur ulang. Selain itu, bahan baku daur ulang yang paling umum digunakan ternyata juga masih sangat terbatas stoknya.

Sehingga, produsen membeli plastik bekas dari luar negeri, karena memang harga plastik bekas di luar negeri jauh lebih murah. Padahal, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id

Originals 03 Juni 2022

Sampah Plastik di Indonesia Menggunung, Apa Solusinya?

Tahukah kamu, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia?

Context.id, JAKARTA - Limbah plastik sudah menjadi masalah klasik di setiap belahan dunia. Di Indonesia sendiri, limbah plastik sudah ada sebanyak 7,8 juta ton per tahun, atau sekitar 105 ton dalam sehari, yang jika dihitung beratnya sama dengan 15.000 ekor gajah.

Jumlah sampah yang begitu banyak ini juga menimbulkan banyaknya dampak negatif. Mulai dari kematian biota laut, masuknya plastik mikro ke dalam tubuh, hingga meningkatnya jumlah emisi di udara.

Pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya untuk mengurangi dampak buruk dari limbah plastik ini. Seperti membuat peraturan, target pemotongan limbah plastik, larangan penggunaan plastik, hingga penerapan cukai kantong plastik.

Namun, dari semua upaya tersebut, belum ada satupun yang benar-benar optimal. Pada periode 2018-2020 sampah laut Indonesia baru turun sekitar 15 persen dan untuk 2021 diperkirakan baru turun hingga 28 persen.

Beruntung, beberapa organisasi, perusahaan, dan UMKM sudah mulai mendaur ulang plastik, baik secara kecil-kecilan maupun secara masif. Karena limbah plastik yang diolah menjadi butiran kecil ternyata dapat disulap menjadi berbagai barang baru, seperti plastik baru, baju, tas, spare part mobil, hingga kursi.

Namun, industri ini masih belum dikembangkan secara masif karena terkendala biaya. Menurut sebuah firma pendanaan, dibutuhkan biaya sekitar 2.925-11.700 triliun rupiah untuk membangun satu industri daur ulang. Selain itu, bahan baku daur ulang yang paling umum digunakan ternyata juga masih sangat terbatas stoknya.

Sehingga, produsen membeli plastik bekas dari luar negeri, karena memang harga plastik bekas di luar negeri jauh lebih murah. Padahal, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Industri Otomotif Indonesia, Dulu Menantang Thailand Kini Terancam Malaysia

Kala mimpi besar menjadi raksasa otomotif Asean tersendat oleh kantong rakyat yang makin tipis

Naufal Jauhar Nazhif . 04 June 2025

Indonesia Disebut Negara Paling Proteksionis, Untung atau Buntung?

Indonesia tercatat sebagai negara dengan hambatan perdagangan paling banyak, bersanding dengan Rusia, India, Venezuela, dan Thailand.

Renita Sukma . 02 June 2025

Banyak Hotel-Hotel di Jakarta Dijual, Apa yang Terjadi?

Di Jakarta, kota yang tak pernah benar-benar tidur, hotel-hotel mulai kehilangan tamu. Tak sedikit yang akhirnya kehilangan harapan

Naufal Jauhar Nazhif . 30 May 2025

Siapa Greg Abel, Pewaris Takhta Buffet di Berkshire Hathaway?

Setelah enam dekade duduk di kursi puncak, Warren Buffett akhirnya mengisyaratkan waktunya mendekat ke garis akhir

Naufal Jauhar Nazhif . 26 May 2025