Stories - 02 May 2024

Bentrokan Warnai Aksi Demo Dukung Palestina di Kampus AS

Gesekan terjadi di kampus UCLA dan Universitas Columbia


Demonstrasi di Universitas Columbia/Consortium

Context.id, JAKARTA- Aksi demonstrasi mendukung Palestina terus merebak di sejumlah kampus Amerika Serikat dan menyebabkan terjadi gesekan.

Bentrokan dengan kekerasan meletus pada hari Rabu (1/5/2024) di kampus Universitas of California di Los Angeles (UCLA) antara pengunjuk rasa pro-Palestina dan sekelompok demonstran tandingan.

Surat kabar mahasiswa UCLA, Daily Bruin, mengatakan para pendukung Israel telah mencoba merobohkan perkemahan protes pro-Palestina di kampus tersebut.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan dan serangan Israel berikutnya di daerah kantong Palestina, telah memicu gelombang besar aktivisme mahasiswa AS sejak protes antirasisme pada 2020.

Rekaman udara dari stasiun televisi menunjukkan orang-orang menggunakan tongkat atau tiang barikade darurat untuk melindungi pengunjuk rasa pro-Palestina, beberapa di antaranya memegang plakat atau payung.

Adapun Pada Selasa (30/4/2024) malam, polisi Kota New York menangkap puluhan demonstran pro-Palestina yang bersembunyi di gedung akademik di kampus Universitas Columbia di New York dan membubarkan kamp protes. 

Tak lama setelah polisi bergerak, Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik mengeluarkan surat yang meminta polisi tetap berada di kampus setidaknya hingga 17 Mei  atau  dua hari setelah kelulusan.

Langkah ini diambil untuk menjaga ketertiban dan memastikan bahwa perkemahan tidak dibangun kembali.

Dalam waktu tiga jam kampus tersebut telah dibersihkan dari pengunjuk rasa, kata seorang juru bicara polisi, sambil menambahkan bahwa lusinan penangkapan telah dilakukan.

Pada awal operasi polisi sekitar jam 9 malam, aparat yang mengenakan helm berbaris menuju gedung-gedung kampus. 

Segera setelah itu, barisan panjang petugas memasuki gedung yang di dalamnya ada puluhan pengunjuk rasa. Polisi masuk melalui jendela lantai dua, menggunakan kendaraan polisi yang dilengkapi tangga.

Para pengunjuk rasa menuntut agar Universitas Columbia mendorong divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendukung pemerintah Israel.

Lalu transparansi yang lebih besar dalam keuangan universitas dan amnesti bagi mahasiswa dan dosen yang disiplin dalam protes tersebut.

Rektor Shafik pekan ini mengatakan Colombia tidak akan melakukan divestasi keuangan di Israel.

Sebaliknya, ia menawarkan investasi di bidang kesehatan dan pendidikan di Gaza dan menjadikan investasi langsung lebih transparan.

Dalam suratnya yang dirilis pada hari Selasa, Shafik mengatakan para penghuni Hamilton Hall telah merusak properti universitas dan melakukan pelanggaran, dan bahwa pengunjuk rasa di perkemahan ditangguhkan karena melakukan pelanggaran.

Universitas sebelumnya memperingatkan bahwa mahasiswa yang mengambil bagian dalam pendudukan Hamilton Hall akan menghadapi pengusiran akademis.

Para pengunjuk rasa bahkan mengganti nama Hamilton Hall menjadi "Aula Hind", sebaga penghormatan untuk seorang anak Palestina berusia 6 tahun yang dibunuh di Gaza oleh militer Israel.

Pada konferensi pers malam yang diadakan beberapa jam sebelum polisi memasuki Universitas Columbia, Wali Kota Eric Adams dan pejabat polisi kota mengatakan pengambilalihan Hamilton Hall dipicu oleh agitator yang tidak memiliki afiliasi dengan kampus itu.

Polisi mengatakan mereka mendasarkan kesimpulan mereka pada peningkatan taktik pendudukan, termasuk vandalisme, penggunaan barikade untuk memblokir pintu masuk dan penghancuran kamera keamanan.

Salah satu pemimpin mahasiswa yang melakukan protes, Mahmoud Khalil, seorang sarjana Palestina yang bersekolah di Sekolah Hubungan Internasional dan Masyarakat Universitas Columbia, membantah pernyataan bahwa pendudukan dipimpin oleh pihak luar.

“Gangguan di kampus telah menciptakan lingkungan yang mengancam bagi banyak mahasiswa dan dosen Yahudi kami dan gangguan bising yang mengganggu pengajaran, pembelajaran, dan persiapan ujian akhir,” seperti dikutip dari keterangan resmi universitas. 


Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Napak Tilas Perjalanan Haji di Indonesia, Sudah Mulai Sejak 1800-an

Bahkan, saking tingginya muslim Indonesia yang ingin menjadi tamu Allah, daftar tunggu naik haji bisa belasan tahun.

Context.id | 16-05-2024

Teknologi Biobank IPB Bantu Konservasi Satwa Langka

Pemerintah terus mengupayakan berbagai langkah konservasi termasuk pemanfaatan teknologi biobank buatan IPB.

Context.id | 16-05-2024

Deretan Desainer Indonesia yang Karyanya Mendunia

Banyak karya desainer Indonesia yang tembus internasional dan digunakan selebritas dunia

Context.id | 16-05-2024

RUU Penyiaran dan Sejarah Pemberedelan Pers

Beberapa pasal yang terkandung di dalamnya, dinilai membungkam kebebasan pers di Indonesia.

Noviarizal Fernandez | 15-05-2024