Flu Singapura, Tergolong Ringan Namun Penyebarannya Cepat!
Flu Singapura ini memiliki kemiripan dengan flu biasa, namun memiliki gejala lesi di tangan, kaki dan mulut.
Context.id, JAKARTA - Flu Singapura di Indonesia terus meningkat. Penyakit ini tergolong ringan namun memiliki penyebaran yang sangat cepat terutama saat menyerang balita.
Flu Singapura ini memiliki kemiripan dengan flu biasa, namun memiliki gejala lesi di tangan, kaki dan mulut. Sehingga penyakit ini disebut juga sebagai HFMD atau Hand, Foot, and Mouth Disease.
Penyakit ini disebabkan oleh virus RNA dengan dua tipe yaitu Coxsackievirus A16 (Cox 16) dan tipe Enterovirus 71 (EV71) yang sering ditemukan di Asia Tenggara.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyelenggarakan pertemuan untuk membahas penyakit ini.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, dr. Edi Hartoyo mengatakan bahwa flu Singapura bukan berasal dari Singapura namun berasal dari Toronto Kanada pada tahun 1957 dengan munculnya gejala HFMD.
BACA JUGA
Di tahun 1988 penyakit ini telah menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan menyebabkan 78 kematian.
Flu ini dapat menular melalui penularan kontak langsung seperti droplet saluran pernapasan, air liur, feses, cairan vesikel atau sekret, dan penularan kontak tidak langsung melalui barang yang digunakan bersamaan dengan penderita seperti makanan, minuman, hingga barang lainnya.
Metode penularan flu ini mirip dengan covid.
“Hampir mirip Covid ya. Artinya sangat mudah menular bisa lewat kontak langsung bisa juga kontak tidak langsung (perantara)” tambahnya Edi, seperti dikutip Kamis (4/4)
Pada kasus yang jarang terjadi, Flu Singapura dapat menyebabkan komplikasi yang dapat menyerang otak seperti penyakit meningitis dan encephalitis seperti yang terjadi di negara Taiwan dan Singapura.
Hal ini perlu diwaspadai jika mengalami gejala berat, seperti demam tinggi yang mencapai 39 derajat celcius, nyeri kepala, kaku kuduk, nafas sesak, hingga kejang.
Penderita HFMD akan dilakukan pemeriksaan laboratorium mulai dari deteksi virus, deteksi RNA, dan serodiagnosis.
Diagnosis ini dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan seperti swab tenggorokan dan feses untuk mendeteksi adanya virus ini.
Dalam mengobati penyakit ini perlu dilakukannya istirahat yang cukup, mengkonsumsi obat penurun demam, serta tercukupinya cairan dan gizi pada tubuh.
Penyakit ini dapat disembuhkan selama lima hingga tujuh hari jika melakukan anjuran tersebut. Sementara pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan sanitasi maupun lingkungan serta menjaga nutrisi dengan baik.
Dokter Edi juga mengatakan Indonesia belum memiliki vaksin HFMD karena memang belum masuk ke Indonesia.
Penulis: Diandra Zahra
RELATED ARTICLES
Flu Singapura, Tergolong Ringan Namun Penyebarannya Cepat!
Flu Singapura ini memiliki kemiripan dengan flu biasa, namun memiliki gejala lesi di tangan, kaki dan mulut.
Context.id, JAKARTA - Flu Singapura di Indonesia terus meningkat. Penyakit ini tergolong ringan namun memiliki penyebaran yang sangat cepat terutama saat menyerang balita.
Flu Singapura ini memiliki kemiripan dengan flu biasa, namun memiliki gejala lesi di tangan, kaki dan mulut. Sehingga penyakit ini disebut juga sebagai HFMD atau Hand, Foot, and Mouth Disease.
Penyakit ini disebabkan oleh virus RNA dengan dua tipe yaitu Coxsackievirus A16 (Cox 16) dan tipe Enterovirus 71 (EV71) yang sering ditemukan di Asia Tenggara.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyelenggarakan pertemuan untuk membahas penyakit ini.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, dr. Edi Hartoyo mengatakan bahwa flu Singapura bukan berasal dari Singapura namun berasal dari Toronto Kanada pada tahun 1957 dengan munculnya gejala HFMD.
BACA JUGA
Di tahun 1988 penyakit ini telah menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan menyebabkan 78 kematian.
Flu ini dapat menular melalui penularan kontak langsung seperti droplet saluran pernapasan, air liur, feses, cairan vesikel atau sekret, dan penularan kontak tidak langsung melalui barang yang digunakan bersamaan dengan penderita seperti makanan, minuman, hingga barang lainnya.
Metode penularan flu ini mirip dengan covid.
“Hampir mirip Covid ya. Artinya sangat mudah menular bisa lewat kontak langsung bisa juga kontak tidak langsung (perantara)” tambahnya Edi, seperti dikutip Kamis (4/4)
Pada kasus yang jarang terjadi, Flu Singapura dapat menyebabkan komplikasi yang dapat menyerang otak seperti penyakit meningitis dan encephalitis seperti yang terjadi di negara Taiwan dan Singapura.
Hal ini perlu diwaspadai jika mengalami gejala berat, seperti demam tinggi yang mencapai 39 derajat celcius, nyeri kepala, kaku kuduk, nafas sesak, hingga kejang.
Penderita HFMD akan dilakukan pemeriksaan laboratorium mulai dari deteksi virus, deteksi RNA, dan serodiagnosis.
Diagnosis ini dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan seperti swab tenggorokan dan feses untuk mendeteksi adanya virus ini.
Dalam mengobati penyakit ini perlu dilakukannya istirahat yang cukup, mengkonsumsi obat penurun demam, serta tercukupinya cairan dan gizi pada tubuh.
Penyakit ini dapat disembuhkan selama lima hingga tujuh hari jika melakukan anjuran tersebut. Sementara pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan sanitasi maupun lingkungan serta menjaga nutrisi dengan baik.
Dokter Edi juga mengatakan Indonesia belum memiliki vaksin HFMD karena memang belum masuk ke Indonesia.
Penulis: Diandra Zahra
POPULAR
RELATED ARTICLES