Share

Home Stories

Stories 06 Maret 2024

Perhitungan TKDN Akan Ditata Kembali

Penyesuaian terhadap perhitungan TKDN ini sejalan dengan arahan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.

Context.id, JAKARTA - Kementerian Perindustrian akan melakukan penyesuaian penghitungan tingkat komponen dalam negeri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa penyesuaian terhadap perhitungan TKDN ini sejalan dengan arahan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.

On going process, di mana kami akan melakukan penyesuaian cara menghitung TKDN, ini ada yang terakhir dari presiden yang kami terima tadi malam,” katanya, sebagaimana dikutip, Rabu (6/3/2023).

Dia menjelaskan bahwa Kemenperin akan mengevaluasi cara penghitungan TKDN lantaran subsektor industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Nantinya, penghitungan TKDN akan menyesuaikan dengan karakteristik industri masing-masing.

 “Jadi kita akan mengevaluasi misalnya yang selama ini perhitungannya dilakukan dengan cost base, itu nanti kita akan evaluasi apakah lebih baik subsektor tersebut atau produk tersebut kita hitung melalui process base,” ujarnya.



Penyesuaian penghitungan tersebut diharapkan dapat mendorong industri memenuhi tingkat komponen dalam negeri.

“Salah satu cara kita untuk bisa mempercepat, tanpa kita mengorbankan industri dalam negeri itu sendiri,” ucap Agus.

Salah satu sektor yang perhitungan TKDN-nya bakal disesuaikan adalah mobil listrik. Tujuan dilakukan penghitungan ini agar mendorong percepatan struktur bagi ekosistem mobil listrik di Indonesia.

“Bobot ini akan lebih dorong percepatan dari pendalaman struktur khususnya bagi ekosistem mobil listrik di Indonesia,” kata Agus Gumiwang.

Adapun, bobot TKDN untuk kendaraan listrik telah diatur dalam Permenperin Nomor 6 Tahun 2022 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

Pada pasal 10 ayat (1) tertuang TKDN untuk komponen utama untuk mobil listrik periode 2020-2023 meliputi bodi, kabin, dan/atau sasis diperhitungkan sebesar 10 persen. Kemudian untuk baterai sebesar 30 persen, dan sistem penggerak motor listrik sebesar 10 persen.

Kemudian pada pasal 10 ayat (2) perhitungan bobot komponen utama TKDN untuk 2024 pun ditingkatkan menjadi bodi, kabin, dan/atau sasis diperhitungkan sebesar 11 persen. Berikutnya untuk baterai sebesar 35 persen, dan sistem penggerak motor listrik 12 persen.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 Maret 2024

Perhitungan TKDN Akan Ditata Kembali

Penyesuaian terhadap perhitungan TKDN ini sejalan dengan arahan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.

Context.id, JAKARTA - Kementerian Perindustrian akan melakukan penyesuaian penghitungan tingkat komponen dalam negeri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa penyesuaian terhadap perhitungan TKDN ini sejalan dengan arahan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.

On going process, di mana kami akan melakukan penyesuaian cara menghitung TKDN, ini ada yang terakhir dari presiden yang kami terima tadi malam,” katanya, sebagaimana dikutip, Rabu (6/3/2023).

Dia menjelaskan bahwa Kemenperin akan mengevaluasi cara penghitungan TKDN lantaran subsektor industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Nantinya, penghitungan TKDN akan menyesuaikan dengan karakteristik industri masing-masing.

 “Jadi kita akan mengevaluasi misalnya yang selama ini perhitungannya dilakukan dengan cost base, itu nanti kita akan evaluasi apakah lebih baik subsektor tersebut atau produk tersebut kita hitung melalui process base,” ujarnya.



Penyesuaian penghitungan tersebut diharapkan dapat mendorong industri memenuhi tingkat komponen dalam negeri.

“Salah satu cara kita untuk bisa mempercepat, tanpa kita mengorbankan industri dalam negeri itu sendiri,” ucap Agus.

Salah satu sektor yang perhitungan TKDN-nya bakal disesuaikan adalah mobil listrik. Tujuan dilakukan penghitungan ini agar mendorong percepatan struktur bagi ekosistem mobil listrik di Indonesia.

“Bobot ini akan lebih dorong percepatan dari pendalaman struktur khususnya bagi ekosistem mobil listrik di Indonesia,” kata Agus Gumiwang.

Adapun, bobot TKDN untuk kendaraan listrik telah diatur dalam Permenperin Nomor 6 Tahun 2022 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

Pada pasal 10 ayat (1) tertuang TKDN untuk komponen utama untuk mobil listrik periode 2020-2023 meliputi bodi, kabin, dan/atau sasis diperhitungkan sebesar 10 persen. Kemudian untuk baterai sebesar 30 persen, dan sistem penggerak motor listrik sebesar 10 persen.

Kemudian pada pasal 10 ayat (2) perhitungan bobot komponen utama TKDN untuk 2024 pun ditingkatkan menjadi bodi, kabin, dan/atau sasis diperhitungkan sebesar 11 persen. Berikutnya untuk baterai sebesar 35 persen, dan sistem penggerak motor listrik 12 persen.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025