Share

Home Stories

Stories 05 Maret 2024

Tips Pasang PLTS Atap agar Tetap Menguntungkan

Kementerian ESDM menghapus ekspor impor tenaga listrik dari pengguna PLTS atap

Context.id, JAKARTA - Kementerian ESDM menghapus ekspor impor tenaga listrik dari pengguna PLTS atap dalam peraturan Menteri ESDM No. 2/2024 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum (IUPTLU).

Pasal 13 aturan tersebut menyatakan kelebihan energi listrik dari sistem PLTS atap yang masuk ke jaringan pemegang IUPTLU tidak diperhitungkan ke dalam penentuan jumlah tagihan listrik pelanggan PLTS atap.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu menjelaskan alasan menghapus skema ekspor-impor tenaga listrik dari pemilik PLTS atap dengan PT PLN (Persero) karena nilai ekspornya tidak lebih dari 2-3%.

“Kenapa kita berani tidak mengeluarkan ekspor impornya karena faktanya dari 149 MW ini untuk yang rumah tangga ini ternyata yang ekspornya itu tidak lebih dari 2-3% angkanya dari PLN. Itu kan memang dimanfaatkan untuk dirinya sendiri kenapa ada ekspor lagi,”jelas Jisman saat acara sosialisasi aturan baru PLTS atap di Kementerian ESDM, Selasa (5/3/2024).

Kehadiran beleid itu, kata Jisman, disadarinya akan membuat pengembangan PLTS atap untuk rumah tangga menjadi kurang menarik. 



Pada rumah tangga, puncak beban listrik berada pada malam hari, sedangkan produksi listrik dari PLTS atap terjadi pada siang hari. Meskipun begitu, pemerintah tetap memberikan insentif untuk menarik pemasangan PLTS atap. 

Pasal 47 tercantum bagi sistem PLTS atap yang telah beroperasi dan terhubung ke jaringan pemegang IUPTLU, ekspor-impor listrik dinyatakan tetap berlaku selama 10 tahun sejak mendapatkan persetujuan dari pemegang IUPTLU.

Selain itu, pelanggan PLTS atap yang telah mendapatkan persetujuan dari pemegang IUPTLU, tetapi belum beroperasi sebelum beleid itu berlaku, mekanisme perhitungan ekspor-impor listrik dan ketentuan biaya kapasitasnya tetap berlaku selama 10 tahun sejak mendapatkan persetujuan dari pemegang IUPTLU.

Jisman juga memberikan tips kepada calon pemasang PLTS rumah tangga untuk memasang PLTS atap agar tetap menguntungkan pengguna.

“Iya kita berharap begini dia memasang makanya kita memberikan edukasi sebaiknya dia memasang PLTS itu yang sesuai dengan kebutuhannya. Jangan hanya berpikir untuk dijual kembali listriknya,” pungkas Jisman.



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 05 Maret 2024

Tips Pasang PLTS Atap agar Tetap Menguntungkan

Kementerian ESDM menghapus ekspor impor tenaga listrik dari pengguna PLTS atap

Context.id, JAKARTA - Kementerian ESDM menghapus ekspor impor tenaga listrik dari pengguna PLTS atap dalam peraturan Menteri ESDM No. 2/2024 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum (IUPTLU).

Pasal 13 aturan tersebut menyatakan kelebihan energi listrik dari sistem PLTS atap yang masuk ke jaringan pemegang IUPTLU tidak diperhitungkan ke dalam penentuan jumlah tagihan listrik pelanggan PLTS atap.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu menjelaskan alasan menghapus skema ekspor-impor tenaga listrik dari pemilik PLTS atap dengan PT PLN (Persero) karena nilai ekspornya tidak lebih dari 2-3%.

“Kenapa kita berani tidak mengeluarkan ekspor impornya karena faktanya dari 149 MW ini untuk yang rumah tangga ini ternyata yang ekspornya itu tidak lebih dari 2-3% angkanya dari PLN. Itu kan memang dimanfaatkan untuk dirinya sendiri kenapa ada ekspor lagi,”jelas Jisman saat acara sosialisasi aturan baru PLTS atap di Kementerian ESDM, Selasa (5/3/2024).

Kehadiran beleid itu, kata Jisman, disadarinya akan membuat pengembangan PLTS atap untuk rumah tangga menjadi kurang menarik. 



Pada rumah tangga, puncak beban listrik berada pada malam hari, sedangkan produksi listrik dari PLTS atap terjadi pada siang hari. Meskipun begitu, pemerintah tetap memberikan insentif untuk menarik pemasangan PLTS atap. 

Pasal 47 tercantum bagi sistem PLTS atap yang telah beroperasi dan terhubung ke jaringan pemegang IUPTLU, ekspor-impor listrik dinyatakan tetap berlaku selama 10 tahun sejak mendapatkan persetujuan dari pemegang IUPTLU.

Selain itu, pelanggan PLTS atap yang telah mendapatkan persetujuan dari pemegang IUPTLU, tetapi belum beroperasi sebelum beleid itu berlaku, mekanisme perhitungan ekspor-impor listrik dan ketentuan biaya kapasitasnya tetap berlaku selama 10 tahun sejak mendapatkan persetujuan dari pemegang IUPTLU.

Jisman juga memberikan tips kepada calon pemasang PLTS rumah tangga untuk memasang PLTS atap agar tetap menguntungkan pengguna.

“Iya kita berharap begini dia memasang makanya kita memberikan edukasi sebaiknya dia memasang PLTS itu yang sesuai dengan kebutuhannya. Jangan hanya berpikir untuk dijual kembali listriknya,” pungkas Jisman.



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Konidin X Nobrands Luncurkan Sepatu Kekinian untuk Generasi Aktif

Konidin gandeng Nobrands luncurkan sepatu edisi terbatas \"The Unstoppable Step \" 14 April 2025, dorong semangat generasi muda terus maju tanpa batas

Media Digital . 17 April 2025

Bagaimana Efek Tarif Trump ke Pekerja Muda?

Tarif resiprokal atau tarif Trump tidak hanya berdampak pada pengusaha, namun juga pekerja muda. Seperti apa?

Renita Sukma . 16 April 2025

Trump Mau AI Ditenagai Batu Bara Indah dan Bersih, Apa Bisa?

Di mata Trump dan Amerika, batu bara adalah energi bersih yang ramah lingkungan

Noviarizal Fernandez . 15 April 2025

Google Gemini Kini Bisa Ubah Dokumen Jadi Podcast

Gemini bakal membacakan isi artikel atau laporan kamu, lengkap dengan intonasi ala penyiar podcast

Noviarizal Fernandez . 14 April 2025