Share

Stories 04 Maret 2024

Kontes Eurovision Tolak Lagu Balada Israel yang Kontroversial

Acara tahunan bulan Mei di kota Malmo, Swedia ini menolak lagu balada Israel karena bermuatan politis.

Context.id, JAKARTA - Lagu Balada Israel berjudul 'October Rain' yang akan ditampilkan pada Kontes Lagu Eurovision bergulir menjadi kontroversi. Acara tahunan bulan Mei di kota Malmo, Swedia ini menolak lagu balada itu karena bermuatan politis. 

Selain bermuatan politis, pihak penyelenggara juga menganggap lagu itu bisa memicu sentimen dan serangan dari Hamas. Karena dianggap bermuatan politis, lagu balada tersebut dan penyanyinya Eden Golan yang merupakan keturunan Rusia-Israel berusia 20 tahun, telah melanggar peraturan Eurovision, yang melarang pernyataan politik di acara itu.

Pihak Eurovision menyatakan Israel tidak diizinkan untuk berpartisipasi jika lagu yang diajukan ditolak. Pihak EBU atau European Broadcasting Union, penyelenggara Kontes Eurovision menyatakan bahwa lembaga penyiaran memberikan kesempatan untuk mengganti lagu baru atau mengganti lirik lagu. 

“Jika sebuah lagu dianggap tidak dapat diterima karena alasan apapun, lembaga penyiaran akan diberi kesempatan untuk mengirimkan lagu baru atau lirik baru, sesuai aturan kontes,” ucap EBU seperti dikutip dari VoA, Senin (4/3).

Dikutip dari Reuters, lembaga penyiaran publik Israel, Kan, menyatakan pihaknya sedang "berdialog" dengan EBU tentang tawarannya pada Eurovision sebelum batas waktu pendaftaran 11 Maret.



Lagu October Rain memiliki lirik yang merujuk pada serangan Hamas kepada warga Israel, 7 Oktober 2023 lalu. Jadi lirik itu seakan-akan menunjukkan keadaan warga Israel. 

Inilah sepenggal lirik dari lagu October Rain, “Mereka semua adalah anak-anak yang baik, setiap orang dari mereka.” Lagu itu diakhiri dengan kalimat “tidak ada udara yang tersisa untuk bernafas, tidak ada tempat untukku.”

Meskipun "dijegal" oleh EBU, Kan meminta warga Israel untuk tetap bangga walaupun banyak pihak yang menentangnya. 

“Ketika orang-orang yang membenci kita berusaha untuk menyingkirkan dan memboikot negara Israel dari segala tahap, Israel harus menyuarakan suaranya dengan bangga dan mengangkat benderanya di setiap forum dunia. terutama tahun ini," ujar pernyataan resmi Kan.

Pada 1973, Israel menjadi negara non-Eropa pertama yang mengikuti Eurovision, dan keikutsertaannya serta penyelenggaraan acara ini kerap menuai kontroversi.

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 04 Maret 2024

Kontes Eurovision Tolak Lagu Balada Israel yang Kontroversial

Acara tahunan bulan Mei di kota Malmo, Swedia ini menolak lagu balada Israel karena bermuatan politis.

Context.id, JAKARTA - Lagu Balada Israel berjudul 'October Rain' yang akan ditampilkan pada Kontes Lagu Eurovision bergulir menjadi kontroversi. Acara tahunan bulan Mei di kota Malmo, Swedia ini menolak lagu balada itu karena bermuatan politis. 

Selain bermuatan politis, pihak penyelenggara juga menganggap lagu itu bisa memicu sentimen dan serangan dari Hamas. Karena dianggap bermuatan politis, lagu balada tersebut dan penyanyinya Eden Golan yang merupakan keturunan Rusia-Israel berusia 20 tahun, telah melanggar peraturan Eurovision, yang melarang pernyataan politik di acara itu.

Pihak Eurovision menyatakan Israel tidak diizinkan untuk berpartisipasi jika lagu yang diajukan ditolak. Pihak EBU atau European Broadcasting Union, penyelenggara Kontes Eurovision menyatakan bahwa lembaga penyiaran memberikan kesempatan untuk mengganti lagu baru atau mengganti lirik lagu. 

“Jika sebuah lagu dianggap tidak dapat diterima karena alasan apapun, lembaga penyiaran akan diberi kesempatan untuk mengirimkan lagu baru atau lirik baru, sesuai aturan kontes,” ucap EBU seperti dikutip dari VoA, Senin (4/3).

Dikutip dari Reuters, lembaga penyiaran publik Israel, Kan, menyatakan pihaknya sedang "berdialog" dengan EBU tentang tawarannya pada Eurovision sebelum batas waktu pendaftaran 11 Maret.



Lagu October Rain memiliki lirik yang merujuk pada serangan Hamas kepada warga Israel, 7 Oktober 2023 lalu. Jadi lirik itu seakan-akan menunjukkan keadaan warga Israel. 

Inilah sepenggal lirik dari lagu October Rain, “Mereka semua adalah anak-anak yang baik, setiap orang dari mereka.” Lagu itu diakhiri dengan kalimat “tidak ada udara yang tersisa untuk bernafas, tidak ada tempat untukku.”

Meskipun "dijegal" oleh EBU, Kan meminta warga Israel untuk tetap bangga walaupun banyak pihak yang menentangnya. 

“Ketika orang-orang yang membenci kita berusaha untuk menyingkirkan dan memboikot negara Israel dari segala tahap, Israel harus menyuarakan suaranya dengan bangga dan mengangkat benderanya di setiap forum dunia. terutama tahun ini," ujar pernyataan resmi Kan.

Pada 1973, Israel menjadi negara non-Eropa pertama yang mengikuti Eurovision, dan keikutsertaannya serta penyelenggaraan acara ini kerap menuai kontroversi.

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024