Dunkin’ Donuts Tidak Bayar THR, Apa yang Terjadi?
Dalam tiga tahun terakhir, Dunkin Donuts tidak membayar THR dan merumahkan pekerjanya secara sepihak.
Context.id, JAKARTA - Restoran Dunkin’ Donuts menjadi sorotan publik terkait polemik pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) pegawai dalam tiga tahun terakhir. Tak hanya itu, restoran donat asal Negeri Paman Sam ini juga diduga merumahkan pekerja secara sepihak.
Hal ini dilaporkan Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) kepada Kementerian Ketenagakerjaan dan meminta tindakan tegas untuk pihak Dunkin’ Donuts.
“THR tahun 2020 yang seharusnya diterima oleh pekerja maksimal 7 hari sebelum datangnya Idulfitri tahun 2020, telah ditunda secara sepihak dan baru dibayarkan pada Maret 2021,” ujar Aspek dalam keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).
Masalah mengenai THR sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 6/2016 tentang THR bagi pekerja atau buruh perusahaan. Adapun perusahaan yang telat membayarkan THR akan dikenakan denda sebesar 5 persen.
Dengan begitu, seharusnya Dunkin’ Donuts membayarkan 5 persen tambahan pada pekerja. Hanya saja, hingga berita ini diterbitkan belum ada informasi terkini terkait pembayaran THR karyawan Dunkin' Donuts
Presiden Aspek, Mirah Sumirat pun akhirnua menyuarakan gerakan “Boikot Dunkin’ Donuts”, sampai adanya kepastian mengenai kepastian para pekerja yang dirumahkan, serta THR dibayarkan.
Dunkin’ Donuts Kalah Bersaing?
Melansir Antara, laporan kinerja keuangan kuartal IV/ 2019 mengatakan bahwa 450 gerai Dunkin’ di Amerika Serikat akan ditutup karena ingin mengganti konsep restoran.
Pasalnya, Dunkin’ awalnya lebih memprioritaskan kualitas saat makan di tempat. Namun, dengan berkembangnya teknologi, perusahaan menyadari kalau sekarang lebih didominasi pickup pinggir jalan, drive thru, dan pesanan via daring.
Sayangnya, sebelum hal itu terealisasi, pandemi Covid-19 datang dan menyerang industri makanan di seluruh dunia. Banyak cabang Dunkin’ Donut yang terpaksa mem-PHK karyawannya karena tidak dapat membayar upah.
Selain itu melansir dari Channel News Asia, seluruh cabang Dunkin’ Donuts Singapura juga ditutup dan hingga sekarang masih belum dibuka kembali. Di sisi lain, Dunkin’ Amerika juga sempat memiliki rencana untuk menutup 800 cabang atau 8 persen dari keseluruhan toko pada 2020.
Dilansir dari Business Insider, pada Juli 2020, penjualan Dunkin’ Donut sudah turun sebanyak 18,7 persen, dan angka tersebut tidak termasuk cabang yang telah tutup.
RELATED ARTICLES
Dunkin’ Donuts Tidak Bayar THR, Apa yang Terjadi?
Dalam tiga tahun terakhir, Dunkin Donuts tidak membayar THR dan merumahkan pekerjanya secara sepihak.
Context.id, JAKARTA - Restoran Dunkin’ Donuts menjadi sorotan publik terkait polemik pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) pegawai dalam tiga tahun terakhir. Tak hanya itu, restoran donat asal Negeri Paman Sam ini juga diduga merumahkan pekerja secara sepihak.
Hal ini dilaporkan Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) kepada Kementerian Ketenagakerjaan dan meminta tindakan tegas untuk pihak Dunkin’ Donuts.
“THR tahun 2020 yang seharusnya diterima oleh pekerja maksimal 7 hari sebelum datangnya Idulfitri tahun 2020, telah ditunda secara sepihak dan baru dibayarkan pada Maret 2021,” ujar Aspek dalam keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).
Masalah mengenai THR sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 6/2016 tentang THR bagi pekerja atau buruh perusahaan. Adapun perusahaan yang telat membayarkan THR akan dikenakan denda sebesar 5 persen.
Dengan begitu, seharusnya Dunkin’ Donuts membayarkan 5 persen tambahan pada pekerja. Hanya saja, hingga berita ini diterbitkan belum ada informasi terkini terkait pembayaran THR karyawan Dunkin' Donuts
Presiden Aspek, Mirah Sumirat pun akhirnua menyuarakan gerakan “Boikot Dunkin’ Donuts”, sampai adanya kepastian mengenai kepastian para pekerja yang dirumahkan, serta THR dibayarkan.
Dunkin’ Donuts Kalah Bersaing?
Melansir Antara, laporan kinerja keuangan kuartal IV/ 2019 mengatakan bahwa 450 gerai Dunkin’ di Amerika Serikat akan ditutup karena ingin mengganti konsep restoran.
Pasalnya, Dunkin’ awalnya lebih memprioritaskan kualitas saat makan di tempat. Namun, dengan berkembangnya teknologi, perusahaan menyadari kalau sekarang lebih didominasi pickup pinggir jalan, drive thru, dan pesanan via daring.
Sayangnya, sebelum hal itu terealisasi, pandemi Covid-19 datang dan menyerang industri makanan di seluruh dunia. Banyak cabang Dunkin’ Donut yang terpaksa mem-PHK karyawannya karena tidak dapat membayar upah.
Selain itu melansir dari Channel News Asia, seluruh cabang Dunkin’ Donuts Singapura juga ditutup dan hingga sekarang masih belum dibuka kembali. Di sisi lain, Dunkin’ Amerika juga sempat memiliki rencana untuk menutup 800 cabang atau 8 persen dari keseluruhan toko pada 2020.
Dilansir dari Business Insider, pada Juli 2020, penjualan Dunkin’ Donut sudah turun sebanyak 18,7 persen, dan angka tersebut tidak termasuk cabang yang telah tutup.
POPULAR
RELATED ARTICLES