Stories - 02 February 2024

Ekspor CPO Tahun Ini Diprediksi Anjlok

Peningkatan konsumsi dalam negeri akan memengaruhi ekspor CPO yang diproyeksi akan semakin turun apabila implementasi biodiesel B35 berlanjut dan B40 diberlakukan.

Context.id, JAKARTA- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi ekspor minyak sawit kembali mengalami penurunan pada 2024. Lho, kok bisa?

Riset dari Gapki menunjukkan peningkatan konsumsi minyak sawit domestik menjadi 25,4 juta ton pada 2023 atau naik 9,08% dari 23,28 juta ton pada 2023. Konsumsi biodiesel mendominasi dengan penyerapan 11,6 juta ton.

Ketua Kompartemen Media Relation Gapki Fenny Sofyan mengatakan peningkatan konsumsi dalam negeri akan memengaruhi ekspor CPO yang diproyeksi turun 11,95% apabila implementasi biodiesel B35 berlanjut dan B40 diberlakukan. 

“Kalau di 2024 itu akan meningkat sekitar 9,08%, jadi kalau tadi ditambah 2 juta ton untuk biodiesel [proyeksi konsumsi B40] berarti meningkat ya menjadi 27,4 juta ton konsumsi dalam negeri, ekspor nya turun menjadi 13,95%,” katanya, sebagaimana dikutip, Jumat (2/2/2024).

Menurutnya, laju ekspor minyak sawit mengalami penurunan sejak 2019. Kala itu, volume ekspor mencapai 37,4 juta ton yang kemudian turun menjadi 34 juta ton pada 2020. 

Tren penurunan ekspor juga berlanjut pada 2021, saat itu volume ekspor hanya mencapai 33,6 juta ton, kemudian pada 2022 naik tipis menjadi 33,9 juta ton. Gapki memprediksi ekspor sepanjang 2023 hanya mencapai 32,9 juta ton. 

"Ekspor terus turun, di 2023 ini unik ada sebagian yang menyebutkan ekspor turun itu bukan karena produksi yang stagnan," ujarnya.

Menurut Fenny, ekspor 2023 turun merupakan dampak dari langkah Rusia untuk menandatangani Black Sea Grain Initiative pada 2022.

Perjanjian tersebut membuka jalur perdangan sehingga biji-bijian dan sunflower oil dapat di ekspor dengan harga murah.  Hal ini membuat negara tujuan ekspor utama komoditas tersebut yakni China dan India kebanjiran stok pada tahun 2023.

Stok biji-bijian dan sunflower oil di kedua negara tersebut diproyeksi akan habis pada momentum Imlek tahun ini. 

"Makanya kemudian itu di Oil World, Pakistan juga konsisten bahwa penurunan ekspor dari Indonesia lebih karena mereka [China dan India] punya stok yang cukup tinggi, tetapi kalau lihat disini ya memang produksinya juga stagnan," tuturnya. 

 Adapun, Fenny menuturkan, produksi CPO/CPKO Indonesia stagnan selama 4 tahun, sementara penerapan biodiesel terus memicu peningkatan konsumsi domestik untuk pangan, biodiesel, oleochemical.

 "Dengan adanya el nino di tahun 2023, sedikit banyak akan mempengaruhi penurunan produksi hingga 2024 meskipun tidak terlalu signifikan. Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sangat rendah," pungkasnya.


Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Lepas Tanggung Jawab Iklim, Perusahaan Energi Fosil Jadi Sponsor Olahraga

Lembaga penelitian iklim menemukan aliran dana besar perusahaan migas ke acara olahraga untuk mengelabui masyarakat soal krisis iklim\r\n

Context.id | 18-09-2024

Ini Rahasia Sukses Norwegia Mengganti Mobil Bensin dengan Listrik!

Norwegia, salah satu negara Nordik yang juga penghasil minyak dan gas terbesar di Eropa justru memimpin penggunaan mobil listrik

Context.id | 18-09-2024

Riset IDEA Temukan Kemunduran Demokrasi Dunia Selama 8 Tahun Beruntun

Kredibilitas pemilu dunia terancam oleh menurunnya jumlah pemilih dan hasil pemilu yang digugat serta diragukan.

Fahri N. Muharom | 18-09-2024

Warga Amerika Sebut Kuliah Tidak Lagi Bermanfaat, Kenapa?

Biaya yang semakin tinggi sehingga membuat mahasiswa terjerat utang pinjaman kuliah membuat warga AS banyak yang tidak ingin kuliah

Naufal Jauhar Nazhif | 17-09-2024