Menengok Perseteruan Apple vs Epic Games, Spotify dan Xbox
Perseteruan antara Apple dan raksasa teknologi lainnya seperti Spotify, Xbox dan Epic Games semakin memanas.
Context.id, JAKARTA - Perseteruan antara Apple dan raksasa teknologi lainnya meruncing pekan ini.Hal ini bermula ketika Apple merilis rencananya untuk mematuhi Digital Markets Act (DMA) pada Maret 2024, yang memancing reaksi keras dari Epic Games, Spotify dan Xbox.
Ketiga perusahaan itu mengkritik kebijakan terbaru Apple yang akan berlaku di wilayah Uni Eropa.
Sederhananya, kebijakan Apple ini akan mengizinkan pengguna iPhone di wilayah Uni Eropa memasang (install) aplikasi pihak ketiga di luar App Store alias sideload.
Apple tidak memungut biaya transaksi yang dilakukan secara sideload. Namun, pengembang (developer) aplikasi wajib membayar 0,50 euro (sekitar Rp 8.554) per instalasi dan per akun setiap tahunnya, apabila jumlah pemasangan aplikasi tersebut melebihi satu juta install.
Apple juga menurunkan komisi transaksi di App Store dari semula 30 persen ke 17 persen, dan hal ini berlaku bagi semua aplikasi yang ada di App Store, meski aplikasi tersebut menawarkan sistem pembayaran atau transaksi pihak ketiga.
Kebijakan ini muncul sebagai solusi dari desakan regulator Uni Eropa, supaya Apple mematuhi Undang-Undang Pasar Digital (Digital Markets Act) untuk menciptakan kompetisi pasar yang adil dan sehat.
Bos Epic Games, Tim Sweeney, menyebut rencana Apple sebagai sampah panas, sedangkan CEO Spotify, Daniel Ek, menyebut rencana itu sebagai sebuah pemerasan.
Terakhir, juragan Xbox, Sarah Bond, ikut mengkritik kebijakan baru tersebut,dan menyatakan bahwa rencana yang dilakukan berkaitan dengan syarat dan ketentuan agar aplikasi bisa hadir di Appstore adalah sebuah langkah yang salah.
"Kami yakin pembicaraan konstruktif mendorong perubahan dan kemajuan menuju platform terbuka dan persaingan yang lebih besar. Kebijakan baru Apple adalah langkah ke arah yang salah. Kami berharap mereka mendengarkan masukan mengenai rencana yang mereka usulkan dan berupaya menuju masa depan yang lebih inklusif untuk semua," kata Sarah Bond melalui akun X-nya @BondSarah_Bond, dikutip, Kamis (1/2/2024).
Daniel Ek menilai Apple memaksa pengembang untuk tetap pada status quo sedangkan Sarah Bond menekankan bahwa adanya dialog konstruktif adalah kunci untuk menuju platform terbuka dan persaingan yang lebih besar.
Rencananya, kebijakan Apple di pasar Uni Eropa ini akan berlaku pada 7 Maret 2024 mendatang, dan regulator akan melihat apakah kebijakan ini efektif dan mematuhi DMA, apabila telah melewati proses pengulasan Apple dan diterapkan sepenuhnya.
RELATED ARTICLES
Menengok Perseteruan Apple vs Epic Games, Spotify dan Xbox
Perseteruan antara Apple dan raksasa teknologi lainnya seperti Spotify, Xbox dan Epic Games semakin memanas.
Context.id, JAKARTA - Perseteruan antara Apple dan raksasa teknologi lainnya meruncing pekan ini.Hal ini bermula ketika Apple merilis rencananya untuk mematuhi Digital Markets Act (DMA) pada Maret 2024, yang memancing reaksi keras dari Epic Games, Spotify dan Xbox.
Ketiga perusahaan itu mengkritik kebijakan terbaru Apple yang akan berlaku di wilayah Uni Eropa.
Sederhananya, kebijakan Apple ini akan mengizinkan pengguna iPhone di wilayah Uni Eropa memasang (install) aplikasi pihak ketiga di luar App Store alias sideload.
Apple tidak memungut biaya transaksi yang dilakukan secara sideload. Namun, pengembang (developer) aplikasi wajib membayar 0,50 euro (sekitar Rp 8.554) per instalasi dan per akun setiap tahunnya, apabila jumlah pemasangan aplikasi tersebut melebihi satu juta install.
Apple juga menurunkan komisi transaksi di App Store dari semula 30 persen ke 17 persen, dan hal ini berlaku bagi semua aplikasi yang ada di App Store, meski aplikasi tersebut menawarkan sistem pembayaran atau transaksi pihak ketiga.
Kebijakan ini muncul sebagai solusi dari desakan regulator Uni Eropa, supaya Apple mematuhi Undang-Undang Pasar Digital (Digital Markets Act) untuk menciptakan kompetisi pasar yang adil dan sehat.
Bos Epic Games, Tim Sweeney, menyebut rencana Apple sebagai sampah panas, sedangkan CEO Spotify, Daniel Ek, menyebut rencana itu sebagai sebuah pemerasan.
Terakhir, juragan Xbox, Sarah Bond, ikut mengkritik kebijakan baru tersebut,dan menyatakan bahwa rencana yang dilakukan berkaitan dengan syarat dan ketentuan agar aplikasi bisa hadir di Appstore adalah sebuah langkah yang salah.
"Kami yakin pembicaraan konstruktif mendorong perubahan dan kemajuan menuju platform terbuka dan persaingan yang lebih besar. Kebijakan baru Apple adalah langkah ke arah yang salah. Kami berharap mereka mendengarkan masukan mengenai rencana yang mereka usulkan dan berupaya menuju masa depan yang lebih inklusif untuk semua," kata Sarah Bond melalui akun X-nya @BondSarah_Bond, dikutip, Kamis (1/2/2024).
Daniel Ek menilai Apple memaksa pengembang untuk tetap pada status quo sedangkan Sarah Bond menekankan bahwa adanya dialog konstruktif adalah kunci untuk menuju platform terbuka dan persaingan yang lebih besar.
Rencananya, kebijakan Apple di pasar Uni Eropa ini akan berlaku pada 7 Maret 2024 mendatang, dan regulator akan melihat apakah kebijakan ini efektif dan mematuhi DMA, apabila telah melewati proses pengulasan Apple dan diterapkan sepenuhnya.
POPULAR
RELATED ARTICLES