Share

Home Stories

Stories 31 Januari 2024

Pemerintah Bakal Selenggarakan Student Loan Seperti di AS

Pinjaman pendidikan bagi mahasiswa akan diberikan melalui LPDP.

 

Context.id, JAKARTA - Pemerintah berencana menggulirkan student loan atau pinjaman pendanaan pendidikan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah sudah menjajaki pembahasan pinjaman khusus mahasiswa itu bersama dewan pengawas (dewas) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Pembahasan tersebut berangkat dari banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman, salah satunya untuk membayar kuliah.

“Kami sedang bahas dalam dewas LPDP, meminta LPDP mengembangkan student loan,” ungkapnya seperti dikutip, Rabu (31/1/2024).

Di samping hal itu, Sri Mulyani bersama dewas LPDP tentu melihat adanya potensi masalah yang akan timbul dari kebijakan ini.

Seperti halnya di negara maju Amerika Serikat (AS) yang telah menerapkan produk kredit pendidikan ini, menimbulkan masalah jangka panjang.

Bahkan menurut National Student Clearinghouse Research Center, 40,41 juta peminjam pinjaman mahasiswa tidak menyelesaikan sekolahnya alias berhenti sekolah dan tidak mendapatkan gelar.

Adapun, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah juga telah membahas rencana tersebut bersama perbankan.

“LPDP akan merumuskan, bagaiman kemampuan dari peminjaman itu sehingga tidak memberatkan siswa namun juga mencegah moral hazard dan memberikan afirmasi kepada yang tidak mampu,” jelasnya.

Dia menuturkan bahwa kebijakan ini juga sebagai langkah menuju Indonesia Emas 2045 dengan mempersiapkan SDM yang lebih baik.

Meski demikian, Bendahara Negara tersebut menegaskan bahwa LPDP bukan satu-satunya solusi untuk pendidikan.

Pemerintah telah mengucurkan dana pendidikan melalui transfer ke daerah (TKD), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), BRIN, dan Kementerian Agama.

Kasus Pinjol untuk Bayar Kuliah Baru-baru ini ramai perbincangan PT Inclusive Finance Group (DanaCita) terungkap bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pembayaran uang kuliah tunggal (UKT).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah memanggil platform financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending tersebut.

Hasil penelitian OJK, bahwa DanaCita bukan hanya bekerja sama dengan ITB, namun juga perguruan tinggi lainnya.

Selain itu, suku bunga yang diterapkan DanaCita juga telah sesuai dengan SEOJK Nomor 19/SEOJK.06/2023.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 31 Januari 2024

Pemerintah Bakal Selenggarakan Student Loan Seperti di AS

Pinjaman pendidikan bagi mahasiswa akan diberikan melalui LPDP.

 

Context.id, JAKARTA - Pemerintah berencana menggulirkan student loan atau pinjaman pendanaan pendidikan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah sudah menjajaki pembahasan pinjaman khusus mahasiswa itu bersama dewan pengawas (dewas) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Pembahasan tersebut berangkat dari banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman, salah satunya untuk membayar kuliah.

“Kami sedang bahas dalam dewas LPDP, meminta LPDP mengembangkan student loan,” ungkapnya seperti dikutip, Rabu (31/1/2024).

Di samping hal itu, Sri Mulyani bersama dewas LPDP tentu melihat adanya potensi masalah yang akan timbul dari kebijakan ini.

Seperti halnya di negara maju Amerika Serikat (AS) yang telah menerapkan produk kredit pendidikan ini, menimbulkan masalah jangka panjang.

Bahkan menurut National Student Clearinghouse Research Center, 40,41 juta peminjam pinjaman mahasiswa tidak menyelesaikan sekolahnya alias berhenti sekolah dan tidak mendapatkan gelar.

Adapun, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah juga telah membahas rencana tersebut bersama perbankan.

“LPDP akan merumuskan, bagaiman kemampuan dari peminjaman itu sehingga tidak memberatkan siswa namun juga mencegah moral hazard dan memberikan afirmasi kepada yang tidak mampu,” jelasnya.

Dia menuturkan bahwa kebijakan ini juga sebagai langkah menuju Indonesia Emas 2045 dengan mempersiapkan SDM yang lebih baik.

Meski demikian, Bendahara Negara tersebut menegaskan bahwa LPDP bukan satu-satunya solusi untuk pendidikan.

Pemerintah telah mengucurkan dana pendidikan melalui transfer ke daerah (TKD), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), BRIN, dan Kementerian Agama.

Kasus Pinjol untuk Bayar Kuliah Baru-baru ini ramai perbincangan PT Inclusive Finance Group (DanaCita) terungkap bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pembayaran uang kuliah tunggal (UKT).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah memanggil platform financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending tersebut.

Hasil penelitian OJK, bahwa DanaCita bukan hanya bekerja sama dengan ITB, namun juga perguruan tinggi lainnya.

Selain itu, suku bunga yang diterapkan DanaCita juga telah sesuai dengan SEOJK Nomor 19/SEOJK.06/2023.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025