Stories - 30 January 2024

Mengenali Gejala Stiff Person Syndrome yang Dialami Celine Dion

Penyakit ini disebabkan kelainan neurologis autoimun langka yang paling sering menyebabkan kekakuan otot dan kejang nyeri

Context.id, JAKARTA - Penyanyi papan atas Celine Dion mengalami Stiff Person Syndrome (SPS). Itu penyakit apa sih?

Ya, SPS atau sindrom orang kaku adalah kelainan neurologis autoimun langka yang paling sering menyebabkan kekakuan otot dan kejang nyeri yang datang dan pergi dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu.

Namun, beberapa orang mengalami gejala lain seperti gaya berjalan tidak stabil, penglihatan kabur, atau bicara tidak jelas. Gejala SPS diduga terkait dengan jenis SPS yang dimiliki seseorang.

Dilansir dari Hopkins Medicine, meskipun tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan sindrom orang kaku, bekerja sama dengan spesialis dan menjaga pengendalian gejala dapat mempermudah hidup dengan kondisi tersebut.

SPS paling sering berkembang pada orang berusia 40 hingga 50 tahun, namun dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.

SPS diperkirakan mempengaruhi satu hingga dua dari satu juta orang. Namun, para ahli SPS kini menganggap sindrom ini sebagai suatu spektrum kelainan, yang berarti kemungkinan lebih umum terjadi daripada perkiraan semula, meski masih jarang.

Gejala

Sindrom ini paling sering menyebabkan kontraksi dan kejang otot yang menyakitkan yang sering kali dimulai pada kaki dan punggung.

Kejang juga dapat menyerang perut, dan lebih jarang terjadi pada batang tubuh bagian atas, lengan, leher, dan wajah.

Kejang dapat terjadi dalam beberapa episode, terutama ketika penderita SPS terkejut atau kaget, atau bergerak secara tiba-tiba.

Suhu dingin dan stres emosional juga bisa memicu kejang otot. Pada beberapa orang, kejang disebabkan oleh latihan atau sentuhan tertentu.

Area di mana kontraksi otot terjadi bisa menjadi kaku dan seperti papan. Tergantung pada bagian tubuh mana yang terkena.

Kontraksi dapat menyebabkan kesulitan berjalan, dan orang tersebut mungkin memberi jarak pada kakinya lebar-lebar agar merasa lebih stabil.

Postur tubuh yang kaku karena kejang yang terus-menerus di punggung atau badan dapat mengakibatkan ketidakstabilan. 

Alhasil, penderita akan terjatuh karena kejang mendadak yang dapat mengakibatkan cedera. Bahkan tak jarang penderita akan mengalami sesak napas jika SPS mempengaruhi otot dada.

Selain itu ada juga lengkungan yang berlebihan (hiperlordosis) di punggung bawah yang berkembang seiring berjalannya waktu karena ketegangan otot. 

Gejala lain yang tidak terlalu umum adalah masalah pergerakan mata yang menyebabkan penglihatan ganda dan masalah bicara.

Bagi sebagian orang, kondisi ini dimulai dengan kram atau kaku pada kaki yang berangsur-angsur memburuk selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun. 


Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024