Swedia-Finlandia Resmi Daftar NATO, Turki Menolak Tegas
Permohonan ini harus disetujui oleh 30 anggota NATO lain jika Rusia-Finlandia ingin bergabung dengan aliansi. Namun, ternyata Turki tidak menyetujui.
Context.id, JAKARTA – Swedia dan Finlandia resmi mengajukan permohonan untuk masuk ke dalam organisasi keamanan Eropa NATO, Rabu (18/5/2022). Namun, ternyata Turki menolak tegas kedua negara tersebut bergabung karena alasan politik.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan jika kedua negara tersebut menyembunyikan orang-orang yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Gerakan Gulen. Kedua kelompok yang mendalangi kudeta Turki pada 2016 dan ingin menggulingkannya. Selain itu, PKK juga masuk ke dalam daftar teroris AS dan Uni Eropa.
“Kami meminta mereka untuk mengekstradisi 30 teroris, tetapi mereka menolak untuk menolaknya,” kata Erdogan melansir dari Al Jazeera.
Erdogan juga menilai dengan bergabungnya Swedia dan Finlandia sebagai anggota NATO akan membuat organisasi keamanan ini menjadi kurang aman.
“Kami sensitif tentang melindungi perbatasan kami dari serangan dari organisasi teror,” ujar Erdogan.
Permohonan masuknya Swedia dan Finlandia sebagai anggota NATO menjadi perhatian publik. Sebab, selama puluhan tahun Swedia dan Finlandia merupakan negara netral yang berada di perbatasan antara Rusia dan daerah NATO. Jadi, jika kedua negara bergabung, sisi barat laut Rusia akan langsung berbatasan dengan NATO dan berpeluang besar membahayakan posisi Rusia.
Rusia Ketar-Ketir
Di sisi lain, mendengar kabar Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan sebagai anggota NATO, telah membuat Rusia ketar-ketir. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, mengatakan bahwa permintaan untuk bergabung ini merupakan persepsi yang salah dan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di dunia.
“Keamanan Swedia dan Finlandia tidak akan jadi lebih kuat berkat keputusan ini, dan ini sangat jelas bagi kami,” ujar Ryabkov kepada Newsweek.
Ryabkov juga menyatakan bahwa dengan diterimanya Finlandia dan Swedia di NATO, tingkat ketegangan militer secara umum akan meningkat dan akan ada potensi tindakan militer di kedua negara tersebut.
RELATED ARTICLES
Swedia-Finlandia Resmi Daftar NATO, Turki Menolak Tegas
Permohonan ini harus disetujui oleh 30 anggota NATO lain jika Rusia-Finlandia ingin bergabung dengan aliansi. Namun, ternyata Turki tidak menyetujui.
Context.id, JAKARTA – Swedia dan Finlandia resmi mengajukan permohonan untuk masuk ke dalam organisasi keamanan Eropa NATO, Rabu (18/5/2022). Namun, ternyata Turki menolak tegas kedua negara tersebut bergabung karena alasan politik.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan jika kedua negara tersebut menyembunyikan orang-orang yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Gerakan Gulen. Kedua kelompok yang mendalangi kudeta Turki pada 2016 dan ingin menggulingkannya. Selain itu, PKK juga masuk ke dalam daftar teroris AS dan Uni Eropa.
“Kami meminta mereka untuk mengekstradisi 30 teroris, tetapi mereka menolak untuk menolaknya,” kata Erdogan melansir dari Al Jazeera.
Erdogan juga menilai dengan bergabungnya Swedia dan Finlandia sebagai anggota NATO akan membuat organisasi keamanan ini menjadi kurang aman.
“Kami sensitif tentang melindungi perbatasan kami dari serangan dari organisasi teror,” ujar Erdogan.
Permohonan masuknya Swedia dan Finlandia sebagai anggota NATO menjadi perhatian publik. Sebab, selama puluhan tahun Swedia dan Finlandia merupakan negara netral yang berada di perbatasan antara Rusia dan daerah NATO. Jadi, jika kedua negara bergabung, sisi barat laut Rusia akan langsung berbatasan dengan NATO dan berpeluang besar membahayakan posisi Rusia.
Rusia Ketar-Ketir
Di sisi lain, mendengar kabar Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan sebagai anggota NATO, telah membuat Rusia ketar-ketir. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, mengatakan bahwa permintaan untuk bergabung ini merupakan persepsi yang salah dan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di dunia.
“Keamanan Swedia dan Finlandia tidak akan jadi lebih kuat berkat keputusan ini, dan ini sangat jelas bagi kami,” ujar Ryabkov kepada Newsweek.
Ryabkov juga menyatakan bahwa dengan diterimanya Finlandia dan Swedia di NATO, tingkat ketegangan militer secara umum akan meningkat dan akan ada potensi tindakan militer di kedua negara tersebut.
POPULAR
RELATED ARTICLES