FMCG Report 2023 Compas: Mengupas Tren Positif Sektor Konsumer di Dagang-el
Tren positif sektor konsumer di 2023 dengan total nilai penjualan mencapai Rp 57,6 triliun diperkirakan akan berlanjut di tahun politik 2024
Context.id, JAKARTA - Pertumbuhan konsumen Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di e-commerce atau dagang-el terus tumbuh positif dari tahun 2012 - 2022. Laporan we are social 2012 - 2022 memperlihatkan pada 2012 terdapat 23,1 juta konsumen dan melonjak menjadi 70,5 juta konsumen pada 2022.
Senada dengan laporan we are social, Compas.co.id, perusahaan teknologi dengan spesialisasi online data crawling and big data analysis dalam laporannya bertajuk FMCG Report 2023 memperlihatkan bagaimana tren positif sektor konsumer terus berlanjut di 2023 dengan total nilai penjualan mencapai Rp 57,6 triliun.
“Melalui metode crawling yang merekam seluruh transaksi di e-commerce secara near real-time, Compas.co.id menemukan nilai penjualan meningkat meningkat Rp 576 miliar dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 57,02 triliun. Jumlah transaksi juga turut meningkat, mencapai 1,56 juta transaksi atau bertambah sekitar 42 juta transaksi dibanding tahun lalu,” ungkap Hanindia Narendrata selaku Co-Founder & CEO Compas.co.id.
Merujuk FMCG Report Compas.co.id, sektor FMCG menghasilkan nilai penjualan terbesarnya pada kuartal IV/2023 yang mencapai Rp16,2 triliun, kemudian diikuti dengan nilai penjualan di kuartal I/2023 dengan Rp14,8 triliun, kuartal II/2023 Rp13,5 triliun dan kuartal III/2023 yang menghasilkan Rp13 triliun.
Tidak hanya memilah berdasarkan perspektif makro, FMCG Report Compas ini juga membahas lebih jauh soal kontribusi tiap kategori dari nilai penjualan Rp57,6 triliun.
Kategori perawatan dan kecantikan memiliki sumbangsih terbesar dengan 49% atau senilai Rp28,2 triliun, disusul makanan dan minuman dengan 20,4% atau Rp11,8 triliun, lalu kesehatan 18,7% atau senilai Rp10,7 triliun, dan terakhir kategori ibu dan bayi dengan 11,9% atau senilai Rp6,8 triliun.
“Pembahasan 4 kategori FMCG di tahun 2023 ini cukup menarik, karena ada beberapa yang tumbuh cukup signifikan, dan ada beberapa penurunan. Pada kategori kecantikan dan perawatan naik 16% atau meningkat Rp3,8 triliun dibandingkan tahun lalu dan pada kategori makanan dan minuman naik 9% atau meningkat Rp932 juta dibandingkan tahun lalu," terang Narendrata.
Menariknya, kenaikkan pada kategori kecantikan dan perawatan ditopang oleh produk parfum yang nilai penjualannya mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan pada kategori makanan dan minuman, lanjut Narendrata, makanan beku menjadi produk yang paling diminati dengan nilai penjualan mencapai Rp1,1 triliun atau meningkat 9% dari tahun sebelumnya.
Lebih lanjut Drata menjelaskan bahwa fenomena mencuatnya penjualan parfum ini dipengaruhi oleh pertumbuhan industri parfum yang meningkat pada 2023 dan dipicu oleh munculnya merek-merek lokal yang mampu bersaing dengan jenama global.
Sementara di kategori makanan dan minuman pertumbuhan dari frozen food diperkirakan adalah dampak dari perubahan perilaku konsumen saat pandemi, yang menyimpan sejumlah makanan dalam cold storage dalam satu kali transaksi, dan dapat dikonsumsi di kemudian hari.
Nampaknya hal ini masih menjadi tren meskipun Indonesia sudah resmi memasuki masa endemik di pertengahan tahun 2023 lalu. Kebiasaan baru yang terbentuk, ditambah kepraktisan yang ditawarkan menjadi value yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Pada kategori Moms & Baby mengalami penurunan 2% atau senilai Rp81 juta dibanding tahun lalu. Fenomena boikot produk yang belum lama ini berlangsung memberikan dampak yang cukup signifikan.
Penurunan yang lebih signifikan terasa di kategori kesehatan, menurun 12% atau senilai Rp1,2 triliun. Pengumuman mengenai endemik diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran penggunaan alat-alat pendukung kesehatan di tahun 2023 lalu.
“Pada perilisan kali ini kami tidak hanya semata-mata memberikan informasi performa secara umum kepada publik, namun kami juga memberikan data terperinci, sehingga kami berharap dapat memberikan manfaat dan membantu bagi para pemilik brand dalam mengevaluasi dan benchmarking dengan industri," kata Narendrata.
Selain itu, laporan dari Compas.co.id juga memberikan informasi market share beragam jenis produk, kaleidoskop kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi e-commerce di tahun 2023, dan juga informasi mengenai perkembangan TikTok Shop.
FMCG Report 2023 ini juga turut menyuguhkan data outlook di tahun 2024 dengan memperkirakan akan terjadi kenaikan nilai penjualan sekitar 3% ke angka Rp58,3 triliun di tahun politik ini.
“Manfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu para pemilik brand dalam membuat strategi dan mengambil keputusan di tahun 2024 berdasarkan data,” tutup Narendrata
RELATED ARTICLES
FMCG Report 2023 Compas: Mengupas Tren Positif Sektor Konsumer di Dagang-el
Tren positif sektor konsumer di 2023 dengan total nilai penjualan mencapai Rp 57,6 triliun diperkirakan akan berlanjut di tahun politik 2024
Context.id, JAKARTA - Pertumbuhan konsumen Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di e-commerce atau dagang-el terus tumbuh positif dari tahun 2012 - 2022. Laporan we are social 2012 - 2022 memperlihatkan pada 2012 terdapat 23,1 juta konsumen dan melonjak menjadi 70,5 juta konsumen pada 2022.
Senada dengan laporan we are social, Compas.co.id, perusahaan teknologi dengan spesialisasi online data crawling and big data analysis dalam laporannya bertajuk FMCG Report 2023 memperlihatkan bagaimana tren positif sektor konsumer terus berlanjut di 2023 dengan total nilai penjualan mencapai Rp 57,6 triliun.
“Melalui metode crawling yang merekam seluruh transaksi di e-commerce secara near real-time, Compas.co.id menemukan nilai penjualan meningkat meningkat Rp 576 miliar dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 57,02 triliun. Jumlah transaksi juga turut meningkat, mencapai 1,56 juta transaksi atau bertambah sekitar 42 juta transaksi dibanding tahun lalu,” ungkap Hanindia Narendrata selaku Co-Founder & CEO Compas.co.id.
Merujuk FMCG Report Compas.co.id, sektor FMCG menghasilkan nilai penjualan terbesarnya pada kuartal IV/2023 yang mencapai Rp16,2 triliun, kemudian diikuti dengan nilai penjualan di kuartal I/2023 dengan Rp14,8 triliun, kuartal II/2023 Rp13,5 triliun dan kuartal III/2023 yang menghasilkan Rp13 triliun.
Tidak hanya memilah berdasarkan perspektif makro, FMCG Report Compas ini juga membahas lebih jauh soal kontribusi tiap kategori dari nilai penjualan Rp57,6 triliun.
Kategori perawatan dan kecantikan memiliki sumbangsih terbesar dengan 49% atau senilai Rp28,2 triliun, disusul makanan dan minuman dengan 20,4% atau Rp11,8 triliun, lalu kesehatan 18,7% atau senilai Rp10,7 triliun, dan terakhir kategori ibu dan bayi dengan 11,9% atau senilai Rp6,8 triliun.
“Pembahasan 4 kategori FMCG di tahun 2023 ini cukup menarik, karena ada beberapa yang tumbuh cukup signifikan, dan ada beberapa penurunan. Pada kategori kecantikan dan perawatan naik 16% atau meningkat Rp3,8 triliun dibandingkan tahun lalu dan pada kategori makanan dan minuman naik 9% atau meningkat Rp932 juta dibandingkan tahun lalu," terang Narendrata.
Menariknya, kenaikkan pada kategori kecantikan dan perawatan ditopang oleh produk parfum yang nilai penjualannya mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan pada kategori makanan dan minuman, lanjut Narendrata, makanan beku menjadi produk yang paling diminati dengan nilai penjualan mencapai Rp1,1 triliun atau meningkat 9% dari tahun sebelumnya.
Lebih lanjut Drata menjelaskan bahwa fenomena mencuatnya penjualan parfum ini dipengaruhi oleh pertumbuhan industri parfum yang meningkat pada 2023 dan dipicu oleh munculnya merek-merek lokal yang mampu bersaing dengan jenama global.
Sementara di kategori makanan dan minuman pertumbuhan dari frozen food diperkirakan adalah dampak dari perubahan perilaku konsumen saat pandemi, yang menyimpan sejumlah makanan dalam cold storage dalam satu kali transaksi, dan dapat dikonsumsi di kemudian hari.
Nampaknya hal ini masih menjadi tren meskipun Indonesia sudah resmi memasuki masa endemik di pertengahan tahun 2023 lalu. Kebiasaan baru yang terbentuk, ditambah kepraktisan yang ditawarkan menjadi value yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Pada kategori Moms & Baby mengalami penurunan 2% atau senilai Rp81 juta dibanding tahun lalu. Fenomena boikot produk yang belum lama ini berlangsung memberikan dampak yang cukup signifikan.
Penurunan yang lebih signifikan terasa di kategori kesehatan, menurun 12% atau senilai Rp1,2 triliun. Pengumuman mengenai endemik diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran penggunaan alat-alat pendukung kesehatan di tahun 2023 lalu.
“Pada perilisan kali ini kami tidak hanya semata-mata memberikan informasi performa secara umum kepada publik, namun kami juga memberikan data terperinci, sehingga kami berharap dapat memberikan manfaat dan membantu bagi para pemilik brand dalam mengevaluasi dan benchmarking dengan industri," kata Narendrata.
Selain itu, laporan dari Compas.co.id juga memberikan informasi market share beragam jenis produk, kaleidoskop kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi e-commerce di tahun 2023, dan juga informasi mengenai perkembangan TikTok Shop.
FMCG Report 2023 ini juga turut menyuguhkan data outlook di tahun 2024 dengan memperkirakan akan terjadi kenaikan nilai penjualan sekitar 3% ke angka Rp58,3 triliun di tahun politik ini.
“Manfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu para pemilik brand dalam membuat strategi dan mengambil keputusan di tahun 2024 berdasarkan data,” tutup Narendrata
POPULAR
RELATED ARTICLES