Jokowi Masih Mau Mengakui Kader PDI Perjuangan?
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan Jokowi masih merupakan presiden dari dan yang diusung oleh PDI Perjuangan
Context.id, JAKARTA - Setelah digambarkan bersitegang karena berbeda pilihan pada Pilpres 2024, Presiden Jokowi bertemu kembali dengan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI P) Puan Maharani di Istana Kepresidenan, Senin (20/11).
Dalam pertemuan ini, Puan tak sendiri dan kapasitasnya bukan sebagai pimpinan partai, melainkan Ketua DPR. Ia membawa sejumlah pimpinan parlemen negara-negara anggota MIKTA Speakers' Consultation.
MIKTA Speakers' Consultation adalah forum pimpinan parlemen negara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan kesembilan yang bertempat di Jakarta, 20 November 2023.
Pertemuan digelar tertutup sekitar satu jam. Puan dan para pimpinan parlemen dunia memberi keterangan pers sesaat setelah keluar istana.
"Baru saja kami, saya sebagai Ketua MIKTA Indonesia Parlemen, bertemu dengan Presiden bersama ketua DPR dari Korea, Turki, ketua senat dari Australia, dan perwakilan anggota DPR dari Meksiko," kata Puan.
Bersama dengan pimpinan anggota MIKTA, dalam pertemuan itu Jokowi membahas persoalan perang di Gaza, Palestina hingga membahas krisis iklim dan perekonomian dunia.
Terkait posisinya sebagai pimpinan PDI Perjuangan, pertemuan ini kata Puan membuka peluang untuk adanya pertemuan-pertemuan lanjutan dengan Jokowi. Pertemuan lanjutan itu, sambungnya, tak tertutup kemungkinan untuk membahas status Jokowi sebagai kader PDI Perjuangan.
Selain itu, putri presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ini juga menegaskan PDI P masih mendukung penuh pemerintahan Jokowi meski saat ini berbeda pilihan dalam pilpres. PDI Perjuangan, lanjutnya, belum berencana menjadi oposisi.
"Ya Pak Jokowi merupakan presiden dari PDI Perjuangan yang kemarin kami usung dan kami dukung. Jadi posisi sampai hari ini masih seperti itu," ungkap Puan.
Menurut dia, demi menciptakan suasana Pemilu 2024 yang damai, pertemuan antar tokoh politik diperlukan, sehingga pesta demokrasi berjalan dengan gembira dan tak menimbulkan perpecahan.
"Buat saya silaturahmi dengan semua pihak akan menjadi sangat penting apalagi di dalam menjelang pesta demokrasi atau pemilu yang akan datang," sambungnya.
Sebagai informasi, usai Gibran Rakabuming yang merupakan putra sulung Jokowi menjadi cawapres Prabowo Subianto, PDI P kerap melemparkan kritik ke pemerintah Jokowi. Tak terkecuali capres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Banyak politikus PDI Perjuangan yang dulu mati-matian atau menjadi garda terdepan pembela Jokowi seperti Masinton Pasaribu dan Adian Napitupulu kini gencar melancarkan sindiran.
Puncaknya, Gibran Rakabuming dan menantu Jokowi Bobby Nasution yang saat ini berposisi sebagai Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan kemudian secara de facto dinyatakan bukan lagi kader PDI Perjuangan, partai yang mengusung keduanya ke puncak kekuasaan.
Lalu mungkinkah, posisi Jokowi tetap dipertahankan sebagai kader kebanggaan PDI Perjuangan seperti yang dulu pernah digaungkan sementara anak dan menantunya sudah dikeluarkan?
RELATED ARTICLES
Jokowi Masih Mau Mengakui Kader PDI Perjuangan?
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan Jokowi masih merupakan presiden dari dan yang diusung oleh PDI Perjuangan
Context.id, JAKARTA - Setelah digambarkan bersitegang karena berbeda pilihan pada Pilpres 2024, Presiden Jokowi bertemu kembali dengan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI P) Puan Maharani di Istana Kepresidenan, Senin (20/11).
Dalam pertemuan ini, Puan tak sendiri dan kapasitasnya bukan sebagai pimpinan partai, melainkan Ketua DPR. Ia membawa sejumlah pimpinan parlemen negara-negara anggota MIKTA Speakers' Consultation.
MIKTA Speakers' Consultation adalah forum pimpinan parlemen negara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan kesembilan yang bertempat di Jakarta, 20 November 2023.
Pertemuan digelar tertutup sekitar satu jam. Puan dan para pimpinan parlemen dunia memberi keterangan pers sesaat setelah keluar istana.
"Baru saja kami, saya sebagai Ketua MIKTA Indonesia Parlemen, bertemu dengan Presiden bersama ketua DPR dari Korea, Turki, ketua senat dari Australia, dan perwakilan anggota DPR dari Meksiko," kata Puan.
Bersama dengan pimpinan anggota MIKTA, dalam pertemuan itu Jokowi membahas persoalan perang di Gaza, Palestina hingga membahas krisis iklim dan perekonomian dunia.
Terkait posisinya sebagai pimpinan PDI Perjuangan, pertemuan ini kata Puan membuka peluang untuk adanya pertemuan-pertemuan lanjutan dengan Jokowi. Pertemuan lanjutan itu, sambungnya, tak tertutup kemungkinan untuk membahas status Jokowi sebagai kader PDI Perjuangan.
Selain itu, putri presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ini juga menegaskan PDI P masih mendukung penuh pemerintahan Jokowi meski saat ini berbeda pilihan dalam pilpres. PDI Perjuangan, lanjutnya, belum berencana menjadi oposisi.
"Ya Pak Jokowi merupakan presiden dari PDI Perjuangan yang kemarin kami usung dan kami dukung. Jadi posisi sampai hari ini masih seperti itu," ungkap Puan.
Menurut dia, demi menciptakan suasana Pemilu 2024 yang damai, pertemuan antar tokoh politik diperlukan, sehingga pesta demokrasi berjalan dengan gembira dan tak menimbulkan perpecahan.
"Buat saya silaturahmi dengan semua pihak akan menjadi sangat penting apalagi di dalam menjelang pesta demokrasi atau pemilu yang akan datang," sambungnya.
Sebagai informasi, usai Gibran Rakabuming yang merupakan putra sulung Jokowi menjadi cawapres Prabowo Subianto, PDI P kerap melemparkan kritik ke pemerintah Jokowi. Tak terkecuali capres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Banyak politikus PDI Perjuangan yang dulu mati-matian atau menjadi garda terdepan pembela Jokowi seperti Masinton Pasaribu dan Adian Napitupulu kini gencar melancarkan sindiran.
Puncaknya, Gibran Rakabuming dan menantu Jokowi Bobby Nasution yang saat ini berposisi sebagai Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan kemudian secara de facto dinyatakan bukan lagi kader PDI Perjuangan, partai yang mengusung keduanya ke puncak kekuasaan.
Lalu mungkinkah, posisi Jokowi tetap dipertahankan sebagai kader kebanggaan PDI Perjuangan seperti yang dulu pernah digaungkan sementara anak dan menantunya sudah dikeluarkan?
POPULAR
RELATED ARTICLES