Sekolah Vokasi Jadi Solusi Entaskan Pengangguran?
Sekolah vokasi dinilai sebagai jalan mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Namun kenyataannya banyak lulusannya menyumbang angka pengangguran.
Context.id, JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dari keseluruhan pengangguran terbuka, lulusan dari salah satu pendidikan vokasi tingkat menengah, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyumbang 13,55 persen (2020), 11,13 persen (2021), dan 9,42 persen (2022).
Adapun lulusan diploma1-IV berturut-turut menyumbangkan 8,08 persen (2020), 5,87 persen (2021), dan 4,59 persen (2022).
Sebenarnya pemerintah telah menyusun strategi revitalisasi sekolah vokasi pada 2016, mulai dari pola pembelajaran, hingga pengembangan kompetensi, semuanya diatur dalam strategi tersebut. Tapi, implementasinya belum berjalan sesuai harapan, sebab masih tingginya angka pengangguran.
Hal ini terjadi karena masih adanya beberapa masalah. Contohnya, seperti minimnya peran aktif dunia industri yang menghambat peserta didik untuk mengasah keterampilan. Buktinya hanya sepertiga perusahaan menengah yang memberikan pelatihan kepada pekerja.
Bukan itu saja, masih banyak permasalahan pendidikan vokasi lainnya, mulai dari kurikulum yang belum sesuai dunia usaha dan industri. Simak selengkapnya di youtube Context ID.
RELATED ARTICLES
Sekolah Vokasi Jadi Solusi Entaskan Pengangguran?
Sekolah vokasi dinilai sebagai jalan mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Namun kenyataannya banyak lulusannya menyumbang angka pengangguran.
Context.id, JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dari keseluruhan pengangguran terbuka, lulusan dari salah satu pendidikan vokasi tingkat menengah, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyumbang 13,55 persen (2020), 11,13 persen (2021), dan 9,42 persen (2022).
Adapun lulusan diploma1-IV berturut-turut menyumbangkan 8,08 persen (2020), 5,87 persen (2021), dan 4,59 persen (2022).
Sebenarnya pemerintah telah menyusun strategi revitalisasi sekolah vokasi pada 2016, mulai dari pola pembelajaran, hingga pengembangan kompetensi, semuanya diatur dalam strategi tersebut. Tapi, implementasinya belum berjalan sesuai harapan, sebab masih tingginya angka pengangguran.
Hal ini terjadi karena masih adanya beberapa masalah. Contohnya, seperti minimnya peran aktif dunia industri yang menghambat peserta didik untuk mengasah keterampilan. Buktinya hanya sepertiga perusahaan menengah yang memberikan pelatihan kepada pekerja.
Bukan itu saja, masih banyak permasalahan pendidikan vokasi lainnya, mulai dari kurikulum yang belum sesuai dunia usaha dan industri. Simak selengkapnya di youtube Context ID.
POPULAR
RELATED ARTICLES