Gula Kelapa Banyumas Tembus Pasar Ekspor
Gula kelapa produksi Banyumas, Jawa Tengah menembus pasar internasional.
Context.id, JAKARTA - Berawal dari pengusaha konstruksi, Astin Atsna kini beralih menjadi eksportir gula kelapa organik. Perjalanan bisnis itulah yang kini dilaluinya sejak 2019.
\\r\\nPengalaman Astin di industri gula kelapa dimulai sejak 2012, ketika dia mulai memberikan pendampingan kepada para petani gula kelapa lokal. Dia berupaya meningkatkan kompetensi para petani gula kelapa agar mereka dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka.
\\r\\nSeiring berjalannya waktu, Astin melihat peluang bisnis yang lebih baik. Dia menyadari bahwa gula kelapa tidak hanya dapat memenuhi pasar lokal, namun juga berpotensi menembus pasar ekspor.
\\r\\nDari pengalaman pendampingan tersebut, Astin akhirnya mendirikan CV Hugo Inovasi pada pada 2019 dengan tujuan melakukan ekspor perdana.
\\r\\n“Saat ini, kami melakukan pendampingan kepada sekitar 1.000 petani binaan. CV Hugo Inovasi memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan alat-alat produksi, dengan harapan petani dapat diversifikasi produk, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk,” katanya, Kamis (9/11/2023).
\\r\\nPendampingan yang diberikannya membuahkan hasil. Petani yang tadinya hanya menghasilkan barang mentah berupa nira, kini juga mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti gula cetak, gula cair, dan gula kristal.
\\r\\n“Selain memberikan pendampingan, kami melakukan pertemuan secara berkala untuk berbagi pengetahuan dan wawasan dengan petani untuk menjaga kualitas produk. Pendampingan yang kami lakukan juga ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani gula kelapa hingga 30 persen,” katanya.
\\r\\nHasilnya, produk gula kelapa CV Hugo Inovasi sangat diminati oleh pasar internasional. Produk gula kelapa asal Banyumas ini telah menembus banyak negara.
\\r\\nBeberapa negara yang merasakan legitnya gula Banyumas di antaranya Amerika Serikat, Spanyol, Ghana, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan Australia. Hingga saat ini, lebih dari 90% penjualan CV Hugo Inovasi berasal dari ekspor.
\\r\\nKeberhasilan ini tidak lepas dari kecermatan dalam melihat peluang bisnis, kerja keras, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
\\r\\nSalah satunya adalah memanfaatkan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Penugasan Khusus Ekspor untuk mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor (PKE UKM).
\\r\\nPembiayaan dari LPEI digunakan sebagai modal kerja untuk memenuhi permintaan buyer dari luar negeri serta meningkatkan kapasitas produksi mereka.
\\r\\n“Kehadiran LPEI di tengah-tengah pelaku UKM seperti kami ini sangat membantu. Selain mendapatkan pembiayaan dari LPEI, kami juga dapat berkonsultasi misalnya bagaimana dalam menyusun laporan keuangan yang baik,” ujar Astin.
\\r\\nIa berharap dukungan yang diberikan LPEI ini dapat meningkatkan kapasitas usaha, memperluas akses pasar, sehingga upayanya untuk terus merangkul lebih banyak petani lokal dapat terus berlangsung serta kesejahteraan mereka dapat terus meningkat.
\\r\\n
RELATED ARTICLES
Gula Kelapa Banyumas Tembus Pasar Ekspor
Gula kelapa produksi Banyumas, Jawa Tengah menembus pasar internasional.
Context.id, JAKARTA - Berawal dari pengusaha konstruksi, Astin Atsna kini beralih menjadi eksportir gula kelapa organik. Perjalanan bisnis itulah yang kini dilaluinya sejak 2019.
\\r\\nPengalaman Astin di industri gula kelapa dimulai sejak 2012, ketika dia mulai memberikan pendampingan kepada para petani gula kelapa lokal. Dia berupaya meningkatkan kompetensi para petani gula kelapa agar mereka dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka.
\\r\\nSeiring berjalannya waktu, Astin melihat peluang bisnis yang lebih baik. Dia menyadari bahwa gula kelapa tidak hanya dapat memenuhi pasar lokal, namun juga berpotensi menembus pasar ekspor.
\\r\\nDari pengalaman pendampingan tersebut, Astin akhirnya mendirikan CV Hugo Inovasi pada pada 2019 dengan tujuan melakukan ekspor perdana.
\\r\\n“Saat ini, kami melakukan pendampingan kepada sekitar 1.000 petani binaan. CV Hugo Inovasi memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan alat-alat produksi, dengan harapan petani dapat diversifikasi produk, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk,” katanya, Kamis (9/11/2023).
\\r\\nPendampingan yang diberikannya membuahkan hasil. Petani yang tadinya hanya menghasilkan barang mentah berupa nira, kini juga mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti gula cetak, gula cair, dan gula kristal.
\\r\\n“Selain memberikan pendampingan, kami melakukan pertemuan secara berkala untuk berbagi pengetahuan dan wawasan dengan petani untuk menjaga kualitas produk. Pendampingan yang kami lakukan juga ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani gula kelapa hingga 30 persen,” katanya.
\\r\\nHasilnya, produk gula kelapa CV Hugo Inovasi sangat diminati oleh pasar internasional. Produk gula kelapa asal Banyumas ini telah menembus banyak negara.
\\r\\nBeberapa negara yang merasakan legitnya gula Banyumas di antaranya Amerika Serikat, Spanyol, Ghana, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan Australia. Hingga saat ini, lebih dari 90% penjualan CV Hugo Inovasi berasal dari ekspor.
\\r\\nKeberhasilan ini tidak lepas dari kecermatan dalam melihat peluang bisnis, kerja keras, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
\\r\\nSalah satunya adalah memanfaatkan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Penugasan Khusus Ekspor untuk mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor (PKE UKM).
\\r\\nPembiayaan dari LPEI digunakan sebagai modal kerja untuk memenuhi permintaan buyer dari luar negeri serta meningkatkan kapasitas produksi mereka.
\\r\\n“Kehadiran LPEI di tengah-tengah pelaku UKM seperti kami ini sangat membantu. Selain mendapatkan pembiayaan dari LPEI, kami juga dapat berkonsultasi misalnya bagaimana dalam menyusun laporan keuangan yang baik,” ujar Astin.
\\r\\nIa berharap dukungan yang diberikan LPEI ini dapat meningkatkan kapasitas usaha, memperluas akses pasar, sehingga upayanya untuk terus merangkul lebih banyak petani lokal dapat terus berlangsung serta kesejahteraan mereka dapat terus meningkat.
\\r\\n
POPULAR
RELATED ARTICLES