Share

Stories 07 November 2023

Inikah Pihak yang Dinilai Jokowi Terlalu Banyak Drama?

Presiden Joko Widodo mengatakan dunia perpolitikan Indonesia terlalu banyak dramanya melahirkan tanda tanya apa maksud dari sang kepala negara.

Context.id, JAKARTA - Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Golkar, Senin (6/11/2023) mengatakan dunia perpolitikan Indonesia terlalu banyak dramanya. 

Menurut Jokowi,  seharusnya pada pesta demokrasi seharusnya mengadu gagasan untuk kemajuan bangsa, bukan malah drama yang dimunculkan. 

Sayangnya, Jokowi tidak meneruskan pandangannya terkait kondisi politik saat ini karena dikhawatirkan takut disalah artikan.

Namun, beberapa minggu ini, publik disuguhkan oleh drama dalam perpolitikan ketika putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendampingi Prabowo Subianto dalam kontestasi 2024.  

Gibran yang sejatinya merupakan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) meninggalkan kapal yang ia tumpangi dalam kontestasi Walikota Surakarta demi mendampingi Prabowo.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sedih dan pasrah atas kondisi politik saat ini yang dinilainya sebagai ketidakpatuhan politik, ditambah dengan rekayasa hukum oleh Mahkamah Konsitusi (MK). 

Dia mengatakan bahwa jajaran anak ranting dan ranting partainya banyak yang tidak memercayai kondisi politik yang saat ini terjadi.

Kondisi politik dimaksud terkait dengan putusan MK yang dinilai 'kontroversial', lantaran berhasil memuluskan jalan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawpares) pendamping Prabowo Subianto. 

Putusan MK itu mengabulkan sebagian gugatan pemohon terhadap pasal 169 huruf q Undang-undang (UU) Pemilihan Umum (Pemilu).

Amar putusan itu menyatakan frasa batas usia minimal 40 tahun bagi capres-cawapres bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak berkekuatan hukum mengikat selama tidak dimaknai sedang atau pernah memegang jabatan melalui Pemilu termasuk pemilihan kepala daerah.

"Kami begitu mencintai dan memberikan previledge yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," katanya.

Jadi, apakah yang pihak yang dimaksudkan atau disindir oleh Jokowi sebagai pertarungan perasaan dan banyak dramanya adalah kubu PDI Perjuangan?



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Noviarizal Fernandez

Stories 07 November 2023

Inikah Pihak yang Dinilai Jokowi Terlalu Banyak Drama?

Presiden Joko Widodo mengatakan dunia perpolitikan Indonesia terlalu banyak dramanya melahirkan tanda tanya apa maksud dari sang kepala negara.

Context.id, JAKARTA - Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Golkar, Senin (6/11/2023) mengatakan dunia perpolitikan Indonesia terlalu banyak dramanya. 

Menurut Jokowi,  seharusnya pada pesta demokrasi seharusnya mengadu gagasan untuk kemajuan bangsa, bukan malah drama yang dimunculkan. 

Sayangnya, Jokowi tidak meneruskan pandangannya terkait kondisi politik saat ini karena dikhawatirkan takut disalah artikan.

Namun, beberapa minggu ini, publik disuguhkan oleh drama dalam perpolitikan ketika putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendampingi Prabowo Subianto dalam kontestasi 2024.  

Gibran yang sejatinya merupakan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) meninggalkan kapal yang ia tumpangi dalam kontestasi Walikota Surakarta demi mendampingi Prabowo.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sedih dan pasrah atas kondisi politik saat ini yang dinilainya sebagai ketidakpatuhan politik, ditambah dengan rekayasa hukum oleh Mahkamah Konsitusi (MK). 

Dia mengatakan bahwa jajaran anak ranting dan ranting partainya banyak yang tidak memercayai kondisi politik yang saat ini terjadi.

Kondisi politik dimaksud terkait dengan putusan MK yang dinilai 'kontroversial', lantaran berhasil memuluskan jalan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawpares) pendamping Prabowo Subianto. 

Putusan MK itu mengabulkan sebagian gugatan pemohon terhadap pasal 169 huruf q Undang-undang (UU) Pemilihan Umum (Pemilu).

Amar putusan itu menyatakan frasa batas usia minimal 40 tahun bagi capres-cawapres bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak berkekuatan hukum mengikat selama tidak dimaknai sedang atau pernah memegang jabatan melalui Pemilu termasuk pemilihan kepala daerah.

"Kami begitu mencintai dan memberikan previledge yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," katanya.

Jadi, apakah yang pihak yang dimaksudkan atau disindir oleh Jokowi sebagai pertarungan perasaan dan banyak dramanya adalah kubu PDI Perjuangan?



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Noviarizal Fernandez


RELATED ARTICLES

Jaga Kesehatan Sopir, Jepang Siapkan Jalan Otomatis untuk Logistik

Jepang merancang jalur transportasi otomatis antara Tokyo dan Osaka untuk mengantisipasi krisis pengemudi truk serta lonjakan kebutuhan logistik.

Context.id . 07 November 2024

Kolaborasi Manusia dan Kecerdasan Buatan Mengubah Metode Perawatan Kanker

Teknologi AI merevolusi deteksi, diagnosis, dan perawatan kanker dengan meningkatkan akurasi dan kecepatan, namun perlu kehati-hatian dan keputusa ...

Context.id . 06 November 2024

Jack Ma Berbagi Pelajaran Hidup bagi Generasi Muda

Jack Ma, pendiri Alibaba, mengajarkan kesuksesan datang dari ketekunan menghadapi kegagalan, belajar dari kesalahan dan memberikan dampak positif ...

Context.id . 06 November 2024

Mungkinkah Mars Menjadi Tempat Tinggal? Temuan Baru Soal Kehidupan Mikroba

NASA menemukan area di Mars yang berpotensi mendukung kehidupan mikroba, tersembunyi di bawah lapisan es dan debu.

Context.id . 31 October 2024