Tarif Murah LRT di Indonesia, Malaysia dan Filipina
LRT Jabodebek resmi beroperasi dengan tarif uji coba jauh dekat Rp5000. Selain Indonesia, Malaysia & Filipina punya LRT yang tarifnya tak kalah murah
Context.id, JAKARTA - Light Rail Transit (LRT) Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi) telah resmi beroperasi dan dibuka untuk masyarakat umum mulai Senin, (28/8/2023). Masyarakat terlihat cukup antusias untuk menggunakan kereta tanpa masinis ini di hari perdananya.
Sebelum ada LRT Jabodebek, sebenarnya Jakarta sudah memiliki lebih dulu moda transportasi publik yang dianggap ramah lingkungan, yakni LRT Jakarta dengan rute Rawamangun (Velodrome)-Kelapa Gading dan sebaliknya.
LRT Jakarta mulai dibangun pada 22 Juni 2016 bertepatan dengan HUT Kota Jakarta dan resmi beroperasi hingga saat ini pada 1 Desember 2019 lalu. Untuk operasionalnya, LRT Jakarta beroperasi setiap hari dari Pukul 05.30 - 23.00 WIB.
Naik LRT Jakarta dikenakan tarif sebesar Rp 5.000. Untuk pembelian tiket LRT Jakarta, bisa menggunakan kartu elektronik atau aplikasi uang elektronik dengan minimum saldo Rp8.500 untuk 1 (satu) kali perjalanan.
Namun, LRT Jakarta yang keretanya dibuat oleh Hyundai Rotem (Korea Selatan) ini memang kalah pamor dengan LRT Jabodebek yang baru diresmikan ini. Mungkin selain jarak tempuhnya yang kurang jauh, saat itu LRT Jakarta juga kurang begitu ramai sorotannya.
Kembali lagi ke LRT Jabodebek, menggunakan moda transportasi ini, perjalanan Jakarta - Bekasi dapat ditempuh dengan waktu kurang dari 1 jam. LRT Jabodebek ini melintasi 13 stasiun dengan rata-rata laju kereta LRT Jabodebek 60 - 80 km per jam dan digerakkan tanpa masinis atau driverless
Mulai dari Stasiun LRT Setiabudi, Stasiun LRT Rasuna Said, Stasiun LRT Kuningan, Stasiun LRT Pancoran, Stasiun LRT Cikoko, Stasiun LRT Ciliwung, Stasiun LRT Cawang, Stasiun LRT Halim, Stasiun LRT Jatibening Baru, Stasiun LRT Cikunir 1, Stasiun LRT Cikunir 2 Stasiun LRT Bekasi Barat, dan berakhir di Stasiun LRT Jati Mulya.
Untuk setiap pemberhentian di stasiun, kereta LRT berhenti selama 20 detik untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Namun di Stasiun Transit LRT Cawang, kereta berhenti cukup lama.
Saat masa uji coba dari 28 Agustus-1 September, LRT Jabodebek dikenakan tarif Rp5000 untuk semua rute. Promosi tarif ini diberikan untuk menarik minat masyarakat beralih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.
Nantinya, tarif dasar LRT Jabodebek ditetapkan mulai Rp5.000 untuk 1 km pertama. Kemudian bertambah sebesar Rp700 per km selanjutnya. Namun tarif maksimal LRT Jabodebek sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh dan di bawah Rp20.000 untuk selain jarak terjauh.
Tarif LRT di Malaysia dan Filipina
Selain di Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara juga sudah memiliki moda transportasi ini, bahkan sudah beroperasi cukup lama. Namun, ada beberapa LRT di negara-negara Asia Tenggara yang lebih mirip dengan Mass Rapid Transport (MRT) karena keretanya lebih panjang dan aliran listriknya berada di atas gerbong, seperti di Singapura dan Thailand.
Sementara untuk yang memang memisahkan antara LRT dengan MRT adalah Malaysia dan Filipina. Kedua negara ini sudah mengoperasikan moda transportasi ini jauh lebih dulu dari Indonesia.
Lalu, jika dibandingkan dengan Indonesia, berapa biaya atau tarif LRT di kedua negara tersebut?
Untuk Malaysia, LRT negara ini yang berada di Kuala Lumpur terdiri dari dua jalur, yakni jalur Laluan Ampang atau Sri Petaling dan Laluan Kelana Jaya.
LRT Kelana Jaya berada di bawah tanah, sedangkan Laluan Ampang merupakan kereta LRT dengan jalur layang. Kendati begitu, kedua jalur ini sudah terintegrasi dengan baik.
Untuk menggunakan LRT, kamu bisa membeli tiket LRT atau menggunakan Touch n Go (TnG) card semacam kartu elektronik versi Malaysia. Cukup melakukan “Tap” pada palang pintu masuk dan mengisi kredit/saldo di mesin top up atau gerai tiket.
Dengan menggunakan TnG, kamu bisa mendapatkan potongan harga sehingga tarifnya lebih murah dari tiket biasa yang awal belinya dikenakan biaya sekitar RM 10 dan minimal top up adalah RM 10 atau sekitar Rp32.000
Misalnya, jika berangkat dari KLCC menuju Bukit Bintang, kamu harus membayar 2,80 ringgit Malaysia (sekitar Rp 9.300) secara tunai, atau 2,60 ringgit Malaysia (sekitar Rp 8.600) jika menggunakan kartu elektronik. LRT Malaysia biasanya beroperasi dari pukul 06.00 hingga 24.00 waktu Malaysia.
Sedangkan untuk di Filipina, LRT Manila atau yang berada di ibu kotanya terdiri dari 2 jalur. Jalur 1 adalah Green Line dan Jalur 2 adalah Blue Line. Green Line adalah jalur yang melewati Quezon City, Caloocan, Manila, Pasay, Parañaque, Las Piñas, Bacoor, dan Cavite, dengan stasiun transit di stasiun North Triangle dan stasiun Piog.
Sementara untuk Blue Line beroperasi di Antipolo, Rizal, Marikina, Pasig, Quezon City, San Juan, dan Manila. Sama seperti LRT Jabodebek nantinya, tarif LRT Manila juga bervariasi dari 12 Peso hingga 30 Peso tergantung jarak tempuhnya. Jika dalam kurs Rupiah sekitar Rp3.000 hingga Rp7.000 saja.
Kedua jalur LRT Manila menggunakan pembayar layaknya di Indonesia dan Malaysia menggunakan kartu elektronik atau disebut juga Beep yang bisa dibeli seharga 30 Peso. Kartu ini bisa kamu isi ulang di minimarket dan halte bus terdekat.
Untuk jam operasionalnya, LRT Manila juga beroperasi mulai dari pukul 05:00 pagi hingga pukul 21:00 atau 21:30 malam waktu Filipina tergantung stasiunnya. Biasanya, kereta datang setiap 3-8 menit.
RELATED ARTICLES
Tarif Murah LRT di Indonesia, Malaysia dan Filipina
LRT Jabodebek resmi beroperasi dengan tarif uji coba jauh dekat Rp5000. Selain Indonesia, Malaysia & Filipina punya LRT yang tarifnya tak kalah murah
Context.id, JAKARTA - Light Rail Transit (LRT) Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi) telah resmi beroperasi dan dibuka untuk masyarakat umum mulai Senin, (28/8/2023). Masyarakat terlihat cukup antusias untuk menggunakan kereta tanpa masinis ini di hari perdananya.
Sebelum ada LRT Jabodebek, sebenarnya Jakarta sudah memiliki lebih dulu moda transportasi publik yang dianggap ramah lingkungan, yakni LRT Jakarta dengan rute Rawamangun (Velodrome)-Kelapa Gading dan sebaliknya.
LRT Jakarta mulai dibangun pada 22 Juni 2016 bertepatan dengan HUT Kota Jakarta dan resmi beroperasi hingga saat ini pada 1 Desember 2019 lalu. Untuk operasionalnya, LRT Jakarta beroperasi setiap hari dari Pukul 05.30 - 23.00 WIB.
Naik LRT Jakarta dikenakan tarif sebesar Rp 5.000. Untuk pembelian tiket LRT Jakarta, bisa menggunakan kartu elektronik atau aplikasi uang elektronik dengan minimum saldo Rp8.500 untuk 1 (satu) kali perjalanan.
Namun, LRT Jakarta yang keretanya dibuat oleh Hyundai Rotem (Korea Selatan) ini memang kalah pamor dengan LRT Jabodebek yang baru diresmikan ini. Mungkin selain jarak tempuhnya yang kurang jauh, saat itu LRT Jakarta juga kurang begitu ramai sorotannya.
Kembali lagi ke LRT Jabodebek, menggunakan moda transportasi ini, perjalanan Jakarta - Bekasi dapat ditempuh dengan waktu kurang dari 1 jam. LRT Jabodebek ini melintasi 13 stasiun dengan rata-rata laju kereta LRT Jabodebek 60 - 80 km per jam dan digerakkan tanpa masinis atau driverless
Mulai dari Stasiun LRT Setiabudi, Stasiun LRT Rasuna Said, Stasiun LRT Kuningan, Stasiun LRT Pancoran, Stasiun LRT Cikoko, Stasiun LRT Ciliwung, Stasiun LRT Cawang, Stasiun LRT Halim, Stasiun LRT Jatibening Baru, Stasiun LRT Cikunir 1, Stasiun LRT Cikunir 2 Stasiun LRT Bekasi Barat, dan berakhir di Stasiun LRT Jati Mulya.
Untuk setiap pemberhentian di stasiun, kereta LRT berhenti selama 20 detik untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Namun di Stasiun Transit LRT Cawang, kereta berhenti cukup lama.
Saat masa uji coba dari 28 Agustus-1 September, LRT Jabodebek dikenakan tarif Rp5000 untuk semua rute. Promosi tarif ini diberikan untuk menarik minat masyarakat beralih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.
Nantinya, tarif dasar LRT Jabodebek ditetapkan mulai Rp5.000 untuk 1 km pertama. Kemudian bertambah sebesar Rp700 per km selanjutnya. Namun tarif maksimal LRT Jabodebek sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh dan di bawah Rp20.000 untuk selain jarak terjauh.
Tarif LRT di Malaysia dan Filipina
Selain di Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara juga sudah memiliki moda transportasi ini, bahkan sudah beroperasi cukup lama. Namun, ada beberapa LRT di negara-negara Asia Tenggara yang lebih mirip dengan Mass Rapid Transport (MRT) karena keretanya lebih panjang dan aliran listriknya berada di atas gerbong, seperti di Singapura dan Thailand.
Sementara untuk yang memang memisahkan antara LRT dengan MRT adalah Malaysia dan Filipina. Kedua negara ini sudah mengoperasikan moda transportasi ini jauh lebih dulu dari Indonesia.
Lalu, jika dibandingkan dengan Indonesia, berapa biaya atau tarif LRT di kedua negara tersebut?
Untuk Malaysia, LRT negara ini yang berada di Kuala Lumpur terdiri dari dua jalur, yakni jalur Laluan Ampang atau Sri Petaling dan Laluan Kelana Jaya.
LRT Kelana Jaya berada di bawah tanah, sedangkan Laluan Ampang merupakan kereta LRT dengan jalur layang. Kendati begitu, kedua jalur ini sudah terintegrasi dengan baik.
Untuk menggunakan LRT, kamu bisa membeli tiket LRT atau menggunakan Touch n Go (TnG) card semacam kartu elektronik versi Malaysia. Cukup melakukan “Tap” pada palang pintu masuk dan mengisi kredit/saldo di mesin top up atau gerai tiket.
Dengan menggunakan TnG, kamu bisa mendapatkan potongan harga sehingga tarifnya lebih murah dari tiket biasa yang awal belinya dikenakan biaya sekitar RM 10 dan minimal top up adalah RM 10 atau sekitar Rp32.000
Misalnya, jika berangkat dari KLCC menuju Bukit Bintang, kamu harus membayar 2,80 ringgit Malaysia (sekitar Rp 9.300) secara tunai, atau 2,60 ringgit Malaysia (sekitar Rp 8.600) jika menggunakan kartu elektronik. LRT Malaysia biasanya beroperasi dari pukul 06.00 hingga 24.00 waktu Malaysia.
Sedangkan untuk di Filipina, LRT Manila atau yang berada di ibu kotanya terdiri dari 2 jalur. Jalur 1 adalah Green Line dan Jalur 2 adalah Blue Line. Green Line adalah jalur yang melewati Quezon City, Caloocan, Manila, Pasay, Parañaque, Las Piñas, Bacoor, dan Cavite, dengan stasiun transit di stasiun North Triangle dan stasiun Piog.
Sementara untuk Blue Line beroperasi di Antipolo, Rizal, Marikina, Pasig, Quezon City, San Juan, dan Manila. Sama seperti LRT Jabodebek nantinya, tarif LRT Manila juga bervariasi dari 12 Peso hingga 30 Peso tergantung jarak tempuhnya. Jika dalam kurs Rupiah sekitar Rp3.000 hingga Rp7.000 saja.
Kedua jalur LRT Manila menggunakan pembayar layaknya di Indonesia dan Malaysia menggunakan kartu elektronik atau disebut juga Beep yang bisa dibeli seharga 30 Peso. Kartu ini bisa kamu isi ulang di minimarket dan halte bus terdekat.
Untuk jam operasionalnya, LRT Manila juga beroperasi mulai dari pukul 05:00 pagi hingga pukul 21:00 atau 21:30 malam waktu Filipina tergantung stasiunnya. Biasanya, kereta datang setiap 3-8 menit.
POPULAR
RELATED ARTICLES