Lego: dari Usaha Furnitur Jadi Jenama Mainan Terbesar
Lego melaporkan pertumbuhan pendapatan hingga 17% pada 2022 yakni lebih dari Rp140 miliar.
Context.id, JAKARTA - Lego dengan produk mainan ikoniknya tentu telah dikenal luas oleh masyarakat dunia.
Mainan berupa bongkah atau bata plastik kecil yang bisa disusun menjadi berbagai macam bentuk ini bahkan tah hanya menjadi idaman anak-anak, tetapi kini juga menjadi koleksi kaum remaja bahkan orang dewasa.
Produk mainan tersebut diproduksi oleh Lego Group, konglomerasi usaha asal Denmark, yang berdiri sejak 90 tahun yang lalu.
Saat ini, Lego Group dipimpin oleh Kjeld Kirk Kristiansen yang merupakan generasi ketiga atau cucu dari pendiri perusahaan, Ole Kirk Kristiansen. Perusahaan pun tengah bersiap mewariskan perusahaan ke generasi berikutnya.
Namun, tahukah Anda bahwa Lego yang telah melalui empat generasi hingga bertransformasi menjadi perusahaan mainan terbesar di dunia ternyata berawal dari usaha furnitur?
Berikut rangkuman informasi yang dihimpun Context.id terkait perjalanan bisnis Lego Group hingga saat ini:
Berawal dari Usaha Furnitur
Dilansir Bisnis.com, Ole Kirk Kristiansen, seorang pemahat kayu dari Billund, Denmark, mengawali berdirinya Lego pada 10 Agustus 1932. Namun akibat penurunan permintaan, dia mengalihkan usahanya dari produksi furnitur ke mainan kayu.
Nama Lego sendiri merupakan singkatan dari dua kata Denmark "LEg GOdt" yang artinya adalah “bermain dengan baik."
Setelah perang Dunia II atau sekitar 1945, Ole melihat potensi plastik cetakan injeksi di tengah berkembangnya bisnis mainan. Dia pun mulai memroduksi mainan plastik.
Namun baru pada 1958, bata Lego dalam bentuknya yang sekarang diperkenalkan ke publik. Sejalan dengan kehadiran bentuk mainan plastik itu, penjualan Lego mulai meledak pada 1960-an.
Saat itu, Lego berada di bawah kepemimpinan generasi kedua, Godtfred Kirk Kristiansen. Sembari mengembangkan bisnis, Godtfred mempersiapkan generasi berikutnya yakni anaknya, Kjeld Kirk Kristiansen.
Penerus dari generasi ketiga ini seringkali mencoba model dan konsep baru Lego yang dibuat oleh kakeknya. Bahkan, dia juga sering tampil pada sejumlah kemasan produk.
Kjeld lulus sebagai sarjana bisnis dari Aarhus University, di pantai timur Denmark. Dia kemudian menyelesaikan MBA di IMD Business School, Swiss pada 1972.
Baru pada 1974, Kjeld bergabung ke perusahaan keluarga yang berbasis di Billund.
Kjeld adalah orang di balik figur mini ikonik yang pertama kali dirilis pada 1979. Pada tahun yang sama, Kristiansen diangkat menjadi presiden dan CEO perusahaan.
Di bawah kepemimpinan Kjeld Kirk Kristiansen, Lego mengembangkan bisnisnya ke berbagai sektor. Pada dekade 90-an, perusahaan tersebut mengembangkan bisnis taman bermain hingga ekspansi ke Inggris, Jerman dan Amerika Serikat.
Lego juga mengembangkan sayap bisnis ke permainan komputer, film, hingga pakaian. Selain itu, Kjeld Kirk Kristiansen berhasil meraih hak lisensi dari sejumlah karakter film yang menjadi awal mula dirilisnya seri Star Wars pada 1999.
Dengan pengembangan bisnis itu, Kirkbi, perusahaan holding yang memegang 75 persen saham keluarganya di Lego, dibentuk pada 1995. Kjeld Kirk Kristiansen diangkat menjadi Chairman Kirkbi pada 1996.
Namun memasuki pertengahan 2000-an, Lego Group dihadapkan pada kendala. Hadirnya pesaing yakni Hasbro dan Mega Bloks serta tren video gim berhasil mengikis penjualan Lego hingga 35 persen di AS dan 29 persen secara global.
Kondisi itu memunculkan pertanyaan tentang akhir dari era Lego. Apalagi, perusahaan mencatat kerugian terbesar sepanjang masa yaitu hingga US$330 juta.
Generasi Penerus
Kjeld Kirk Kristiansen akhirnya memilih mundur dari jabatan Presiden dan CEO Lego, lalu menunjuk Jørgen Vig Knudstorp sebagai pimpinan baru. Untuk membalikkan keadaan, efisiensi besar-besaran dilakukan dengan menjual unit bisnis yang tidak integral dengan produk utama, seperti properti di luar negeri.
Perusahaan juga merumahkan hingga 3.500 karyawan. Selain itu, salah satu strategi pemulihannya adalah melepas 70 persen bisnis taman bermain senilai US$460 juta kepada perusahaan investasi swasta Blackstone pada 2005.
Perubahan juga terjadi pada budaya kerja yang menekankan pada inovasi pada setiap jajaran staf sehingga menjadikan Lego sebagai produk keluarga terbaik.
Dalam tiga tahun, akhirnya perusahaan bisa kembali meraih penjualan gemilang. Pada 2011, Kjeld melalui Kirkbi mengakuisisi 15 persen saham operator taman bermain Merlin Entertainments Group yang baru dibentuk, hingga meningkat menjadi 36 persen pada 2010. Kini Kirkbi mempertahankan 30 persen saham.
Lego yang menjadi kontributor penghasilan utama bagi Kirkbi, melaporkan pertumbuhan pendapatan hingga 17 persen pada 2022 yakni mencapai 64,6 miliar krona Denmark atau lebih dari Rp140 miliar.
Lego Group juga berhasil memperluas pasar daripada sebelumnya dengan penjualan konsumen bertumbuh 12 persen pada 2022 dengan peningkatan masif di Amerika dan Eropa Barat.
Pada tahun lalu, Lego Group telah membuka 155 toko baru sehingga totalnya mencapai 904 toko di seluruh dunia.
Adapun dilansir Forbes, Kjeld per Rabu (12/7/2023), menempati posisi ke-372 dalam daftar orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$6,8 miliar atau setara Rp101,84 triliun. Di Denmark, dia kini menjadi orang terkaya keempat dengan posisi kedua hingga kelima diisi oleh anak-anaknya.
Saat ini, dia mulai mempersiapkan generasi selanjutnya penerus trah Kristiansen untuk melanjutkan kesuksesan Lego. Kjeld memiliki tiga anak yang masing-masing telah memiliki 25 persen saham di perusahaan induk.
Puteranya, Thomas Kirk Kristiansen tengah bersiap untuk melanjutkan pengembangan Lego di generasi keempat keluarga. Thomas yang telah masuk dalam jajaran taipan di Denmark kini memegang jabatan Chairman Lego.
Forbes melaporkan bahwa Thomas akan menggantikan ayahnya sebagai ketua perusahaan induk keluarga, Kirkbi pada tahun ini. Perusahaan induk ini membawahi berbagai unit bisnis selain Lego, termasuk ISS, NKT Holding, Nilfisk Holding, serta sejumlah proyek real estat di Denmark, Swiss, Jerman, dan Inggris.
RELATED ARTICLES
Lego: dari Usaha Furnitur Jadi Jenama Mainan Terbesar
Lego melaporkan pertumbuhan pendapatan hingga 17% pada 2022 yakni lebih dari Rp140 miliar.
Context.id, JAKARTA - Lego dengan produk mainan ikoniknya tentu telah dikenal luas oleh masyarakat dunia.
Mainan berupa bongkah atau bata plastik kecil yang bisa disusun menjadi berbagai macam bentuk ini bahkan tah hanya menjadi idaman anak-anak, tetapi kini juga menjadi koleksi kaum remaja bahkan orang dewasa.
Produk mainan tersebut diproduksi oleh Lego Group, konglomerasi usaha asal Denmark, yang berdiri sejak 90 tahun yang lalu.
Saat ini, Lego Group dipimpin oleh Kjeld Kirk Kristiansen yang merupakan generasi ketiga atau cucu dari pendiri perusahaan, Ole Kirk Kristiansen. Perusahaan pun tengah bersiap mewariskan perusahaan ke generasi berikutnya.
Namun, tahukah Anda bahwa Lego yang telah melalui empat generasi hingga bertransformasi menjadi perusahaan mainan terbesar di dunia ternyata berawal dari usaha furnitur?
Berikut rangkuman informasi yang dihimpun Context.id terkait perjalanan bisnis Lego Group hingga saat ini:
Berawal dari Usaha Furnitur
Dilansir Bisnis.com, Ole Kirk Kristiansen, seorang pemahat kayu dari Billund, Denmark, mengawali berdirinya Lego pada 10 Agustus 1932. Namun akibat penurunan permintaan, dia mengalihkan usahanya dari produksi furnitur ke mainan kayu.
Nama Lego sendiri merupakan singkatan dari dua kata Denmark "LEg GOdt" yang artinya adalah “bermain dengan baik."
Setelah perang Dunia II atau sekitar 1945, Ole melihat potensi plastik cetakan injeksi di tengah berkembangnya bisnis mainan. Dia pun mulai memroduksi mainan plastik.
Namun baru pada 1958, bata Lego dalam bentuknya yang sekarang diperkenalkan ke publik. Sejalan dengan kehadiran bentuk mainan plastik itu, penjualan Lego mulai meledak pada 1960-an.
Saat itu, Lego berada di bawah kepemimpinan generasi kedua, Godtfred Kirk Kristiansen. Sembari mengembangkan bisnis, Godtfred mempersiapkan generasi berikutnya yakni anaknya, Kjeld Kirk Kristiansen.
Penerus dari generasi ketiga ini seringkali mencoba model dan konsep baru Lego yang dibuat oleh kakeknya. Bahkan, dia juga sering tampil pada sejumlah kemasan produk.
Kjeld lulus sebagai sarjana bisnis dari Aarhus University, di pantai timur Denmark. Dia kemudian menyelesaikan MBA di IMD Business School, Swiss pada 1972.
Baru pada 1974, Kjeld bergabung ke perusahaan keluarga yang berbasis di Billund.
Kjeld adalah orang di balik figur mini ikonik yang pertama kali dirilis pada 1979. Pada tahun yang sama, Kristiansen diangkat menjadi presiden dan CEO perusahaan.
Di bawah kepemimpinan Kjeld Kirk Kristiansen, Lego mengembangkan bisnisnya ke berbagai sektor. Pada dekade 90-an, perusahaan tersebut mengembangkan bisnis taman bermain hingga ekspansi ke Inggris, Jerman dan Amerika Serikat.
Lego juga mengembangkan sayap bisnis ke permainan komputer, film, hingga pakaian. Selain itu, Kjeld Kirk Kristiansen berhasil meraih hak lisensi dari sejumlah karakter film yang menjadi awal mula dirilisnya seri Star Wars pada 1999.
Dengan pengembangan bisnis itu, Kirkbi, perusahaan holding yang memegang 75 persen saham keluarganya di Lego, dibentuk pada 1995. Kjeld Kirk Kristiansen diangkat menjadi Chairman Kirkbi pada 1996.
Namun memasuki pertengahan 2000-an, Lego Group dihadapkan pada kendala. Hadirnya pesaing yakni Hasbro dan Mega Bloks serta tren video gim berhasil mengikis penjualan Lego hingga 35 persen di AS dan 29 persen secara global.
Kondisi itu memunculkan pertanyaan tentang akhir dari era Lego. Apalagi, perusahaan mencatat kerugian terbesar sepanjang masa yaitu hingga US$330 juta.
Generasi Penerus
Kjeld Kirk Kristiansen akhirnya memilih mundur dari jabatan Presiden dan CEO Lego, lalu menunjuk Jørgen Vig Knudstorp sebagai pimpinan baru. Untuk membalikkan keadaan, efisiensi besar-besaran dilakukan dengan menjual unit bisnis yang tidak integral dengan produk utama, seperti properti di luar negeri.
Perusahaan juga merumahkan hingga 3.500 karyawan. Selain itu, salah satu strategi pemulihannya adalah melepas 70 persen bisnis taman bermain senilai US$460 juta kepada perusahaan investasi swasta Blackstone pada 2005.
Perubahan juga terjadi pada budaya kerja yang menekankan pada inovasi pada setiap jajaran staf sehingga menjadikan Lego sebagai produk keluarga terbaik.
Dalam tiga tahun, akhirnya perusahaan bisa kembali meraih penjualan gemilang. Pada 2011, Kjeld melalui Kirkbi mengakuisisi 15 persen saham operator taman bermain Merlin Entertainments Group yang baru dibentuk, hingga meningkat menjadi 36 persen pada 2010. Kini Kirkbi mempertahankan 30 persen saham.
Lego yang menjadi kontributor penghasilan utama bagi Kirkbi, melaporkan pertumbuhan pendapatan hingga 17 persen pada 2022 yakni mencapai 64,6 miliar krona Denmark atau lebih dari Rp140 miliar.
Lego Group juga berhasil memperluas pasar daripada sebelumnya dengan penjualan konsumen bertumbuh 12 persen pada 2022 dengan peningkatan masif di Amerika dan Eropa Barat.
Pada tahun lalu, Lego Group telah membuka 155 toko baru sehingga totalnya mencapai 904 toko di seluruh dunia.
Adapun dilansir Forbes, Kjeld per Rabu (12/7/2023), menempati posisi ke-372 dalam daftar orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$6,8 miliar atau setara Rp101,84 triliun. Di Denmark, dia kini menjadi orang terkaya keempat dengan posisi kedua hingga kelima diisi oleh anak-anaknya.
Saat ini, dia mulai mempersiapkan generasi selanjutnya penerus trah Kristiansen untuk melanjutkan kesuksesan Lego. Kjeld memiliki tiga anak yang masing-masing telah memiliki 25 persen saham di perusahaan induk.
Puteranya, Thomas Kirk Kristiansen tengah bersiap untuk melanjutkan pengembangan Lego di generasi keempat keluarga. Thomas yang telah masuk dalam jajaran taipan di Denmark kini memegang jabatan Chairman Lego.
Forbes melaporkan bahwa Thomas akan menggantikan ayahnya sebagai ketua perusahaan induk keluarga, Kirkbi pada tahun ini. Perusahaan induk ini membawahi berbagai unit bisnis selain Lego, termasuk ISS, NKT Holding, Nilfisk Holding, serta sejumlah proyek real estat di Denmark, Swiss, Jerman, dan Inggris.
POPULAR
RELATED ARTICLES