Share

Stories 11 Juli 2023

Fakta Amman Mineral (AMMN), Salah Satu Peraup IPO Jumbo

Amman Mineral meraup dana IPO sebesar Rp10,73 triliun. Simak profil perusahaan ini!

Jajaran direksi PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dalam pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/7/2023) - JIBI

Context.id, JAKARTA - Perusahaan tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) resmi melantai di bursa (IPO) pada Jumat (7/7/2023).

Nilai jumbo hasil penawaran umum itu pun menjadi sorotan utama bagi para pegiat pasar modal di Tanah Air. 

Lantas, bagaimana sebenarnya profil perusahaan pertambangan ini?

Amman Mineral merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, mengoperasikan tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. 

Ketika IPO, Amman Mineral menerbitkan 6,32 miliar saham biasa atau setara dengan 8,8 persen saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp1.695 setiap saham.

Dengan demikian, Amman Mineral meraup dana IPO sebesar Rp10,73 triliun. Saat ini masih merupakan IPO terbesar di Indonesia pada 2023, sekaligus membawa AMMN masuk ke dalam jajaran teratas nilai IPO paling jumbo di Tanah Air, di bawah Bukalapak (BUKA), Mitratel (MTEL), GoTo (GOTO), dan Adaro Energy (ADRO).

Berikut fakta-fakta yang Context.id kumpulkan dari berbagai sumber:

 

Bangun Smelter

Amman Mineral memiliki prospek positif ke depan karena tengah berproses membangun smelter pemurnian tembaga di Sumbawa dengan progres 51 persen. 

Sejalan dengan program penghiliran atau hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, pembangunan smelter bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan bagi perekonomian nasional. 

Dengan demikian, multiplier effect pembangunan Amman Mineral pun bisa makin optimal, seperti penambahan tenaga kerja, integrasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, dan lain sebagainya. 

Berdasarkan rencana penggunaan dana IPO Amman Mineral, sebesar Rp1,79 triliun memang akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Di samping itu, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). 

Terakhir, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Sumbawa Barat, Provinsi NTB.

Calon Jajaran Emiten Tambang Jumbo

Sampai berita ini ditulis, saham AMMN belum pernah turun dari nilai IPO, terbilang stabil di kisaran level Rp1.750 sampai Rp1.760.

Selain disebabkan prospek positif dari berbagai rencana ekspansi, capaian ini juga ditopang kinerja keuangan mentereng dengan perolehan laba bersih periode 2022 terbang hingga 242,7 persen (year-on-year/yoy) menjadi US$1,09 miliar atau setara dengan Rp16,99 triliun, dari sebelumnya hanya US$320,61 juta pada tahun buku 2021.

Kinerja moncer laba bersih utamanya ditopang kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sampai dengan akhir 2022, di mana penjualan bersih mencapai US$2,83 miliar atau sekitar Rp44,12 triliun, meningkat 117,9 persen (yoy) ketimbang 2021. 

Penjualan itu terbagi untuk tembaga ekspor senilai US$1,60 miliar dan penjualan emas untuk ekspor US$1,22 miliar.



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Oktaviano Donald

Stories 11 Juli 2023

Fakta Amman Mineral (AMMN), Salah Satu Peraup IPO Jumbo

Amman Mineral meraup dana IPO sebesar Rp10,73 triliun. Simak profil perusahaan ini!

Jajaran direksi PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dalam pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/7/2023) - JIBI

Context.id, JAKARTA - Perusahaan tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) resmi melantai di bursa (IPO) pada Jumat (7/7/2023).

Nilai jumbo hasil penawaran umum itu pun menjadi sorotan utama bagi para pegiat pasar modal di Tanah Air. 

Lantas, bagaimana sebenarnya profil perusahaan pertambangan ini?

Amman Mineral merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, mengoperasikan tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. 

Ketika IPO, Amman Mineral menerbitkan 6,32 miliar saham biasa atau setara dengan 8,8 persen saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp1.695 setiap saham.

Dengan demikian, Amman Mineral meraup dana IPO sebesar Rp10,73 triliun. Saat ini masih merupakan IPO terbesar di Indonesia pada 2023, sekaligus membawa AMMN masuk ke dalam jajaran teratas nilai IPO paling jumbo di Tanah Air, di bawah Bukalapak (BUKA), Mitratel (MTEL), GoTo (GOTO), dan Adaro Energy (ADRO).

Berikut fakta-fakta yang Context.id kumpulkan dari berbagai sumber:

 

Bangun Smelter

Amman Mineral memiliki prospek positif ke depan karena tengah berproses membangun smelter pemurnian tembaga di Sumbawa dengan progres 51 persen. 

Sejalan dengan program penghiliran atau hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, pembangunan smelter bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan bagi perekonomian nasional. 

Dengan demikian, multiplier effect pembangunan Amman Mineral pun bisa makin optimal, seperti penambahan tenaga kerja, integrasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, dan lain sebagainya. 

Berdasarkan rencana penggunaan dana IPO Amman Mineral, sebesar Rp1,79 triliun memang akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Di samping itu, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). 

Terakhir, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Sumbawa Barat, Provinsi NTB.

Calon Jajaran Emiten Tambang Jumbo

Sampai berita ini ditulis, saham AMMN belum pernah turun dari nilai IPO, terbilang stabil di kisaran level Rp1.750 sampai Rp1.760.

Selain disebabkan prospek positif dari berbagai rencana ekspansi, capaian ini juga ditopang kinerja keuangan mentereng dengan perolehan laba bersih periode 2022 terbang hingga 242,7 persen (year-on-year/yoy) menjadi US$1,09 miliar atau setara dengan Rp16,99 triliun, dari sebelumnya hanya US$320,61 juta pada tahun buku 2021.

Kinerja moncer laba bersih utamanya ditopang kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sampai dengan akhir 2022, di mana penjualan bersih mencapai US$2,83 miliar atau sekitar Rp44,12 triliun, meningkat 117,9 persen (yoy) ketimbang 2021. 

Penjualan itu terbagi untuk tembaga ekspor senilai US$1,60 miliar dan penjualan emas untuk ekspor US$1,22 miliar.



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Oktaviano Donald


RELATED ARTICLES

Dari Taylor Swift hingga Beyoncé, Seleb yang Jadi Subjek Kajian Akademis

Para bintang seperti Taylor Swift dan Beyonc bukan ikon dunia hiburan, tetapi juga menjadi subjek menarik bagi penelitian dan studi akademis.

Context.id . 12 November 2024

Ucapkan Selamat Tinggal pada Kata Sandi

Kunci sandi atau passkeys yang mengandalkan teknologi biometrik seperti sidik jari dan wajah secara perlahan menggantikan kata sandi yang selama i ...

Context.id . 12 November 2024

Hutan Indonesia Dikorbankan untuk Permintaan Biomassa Global

Jutaan hektare area hutan hijau di Indonesia dibabat habis untuk menghasilkan pelet kayu sebagai sumber energi dan diekspor ke Jepang dan Korsel

Context.id . 12 November 2024

COP 29 dan Pilihan Solusi Pembiayaan Iklim yang Efektif

Dunia membutuhkan dana sekitar US 1 triliun per tahun untuk mengatasi krisis iklim dan ada beberapa skema pendanaan untuk membantu negara miskin

Context.id . 12 November 2024