Stories - 20 June 2023
Kapal Selam Tur Reruntuhan Titanic Hilang Kontak
Kapal selam untuk tur melihat reruntuhan bangkai Titanic hilang kontak pada Minggu (17/6/2023) pukul 4 dini hari. Oksigen hanya bertahan 60 jam
Context.id, JAKARTA - Siapa yang tidak kenal dengan Titanic? Kapal super besar pada awal Abad 20 yang tenggelam di Samudera Atlantik karena menabrak gunung es saat berlayar dari Inggris menuju Amerika Serikat. .
Saat ini, bangkai kapal tersebut menjadi destinasi wisata orang-orang berkantong tebal. Pasalnya, untuk dapat melihat bangkai kapal mereka harus menggunakan kapal selam untuk melihatnya yang pastinya sangat mahal. Kegiatan wisata ini dioperasikan oleh Ekspedisi OceanGate.
Masalahnya, beberapa hari lalu, tepatnya Minggu (18/6) pukul 4 pagi waktu setempat, salah satu kapal selam yang melakukan tur bangkai Titanic hilang kontak sekitar 1.450 km dari pantai Amerika. Diperkirakan, alasan hilang kontak itu karena terperangkap di antara bangkai kapal Titanic.
Walaupun kapal selam tersebut hanya diisi oleh lima orang, tapi mereka merupakan orang-orang berpengaruh dan satu di antaranya adalah Stockton Rush, CEO dari OceanGate itu sendiri.
Selain itu, ada Hamish Harding miliuner Inggris dan pendiri dari Ekspedisi OceanGate, Shahzada Dawood dan putranya yang merupakan keluarga bisnis paling terkemuka di Pakistan serta pilot kapal selam yang merupakan veteran angkatan laut Perancis PH Nargeolet.
Hingg saat ini pencarian masih dilakukan. Dikutip dari New York Times, pasukan udara gabungan dari Amerika Serikat dan Kanada serta pelampung sonar telah diarahkan untuk membantu pencarian dari udara dan laut. Penjaga pantai juga berkoordinasi dengan kapal komersial setempat untuk membantu operasi pencarian.
“Ini adalah daerah terpencil dan merupakan tantangan untuk melakukan pencarian di daerah terpencil itu, tetapi kami mengerahkan semua aset yang tersedia untuk memastikan bahwa kami dapat menemukan kapal itu dan menyelamatkan orang-orang di dalamnya,” ujar penjaga pantai Amerika, Laksamana Muda John Mauger, dikutip dari New York Times.
Namun dikutip dari Daily Mail, sudah lebih dari 30 jam, masih belum ada tanda-tanda bahwa penyelamatan berbuah manis. Padahal, menurut situs dari OceanGate, kapal selam itu hanya bisa bertahan hingga 96 jam di bawah air. Alhasil, sisa oksigen di dalam kapal tersebut diperkirakan hanya cukup untuk 60 jam lagi.’
Fakta Tentang Ekspedisi OceanGate
Oceangate merupakan satu-satunya perusahaan yang menawarkan tur untuk melihat bangkai dari Kapal Titanic. Adapun harga tiket yang ditawarkan mencapai US$250.000 atau senilai Rp3,7 miliar.
Dikutip dari Instagram Hamish Harding, misi ini kemungkinan akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic pada 2023. Pasalnya, saat ini di Newfoundland sedang dilanda musim dingin yang buruk.
Namun, ekspedisi ke Titanic ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan. Bahkan tim yang ada di kapal selam OceanGate terdiri atas penjelajah legendaris Titanic.
“Beberapa di antaranya telah melakukan lebih dari 30 kali penyelaman ke RMS Titanic sejak 1980-an, termasuk PH Nargeolet (pilot kapal selam),” ujar Hamish dalam Instagramnya.
Semoga kapal selam OceanGate ini lekas ditemukan ya!
Penulis : Crysania Suhartanto
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Lepas Tanggung Jawab Iklim, Perusahaan Energi Fosil Jadi Sponsor Olahraga
Lembaga penelitian iklim menemukan aliran dana besar perusahaan migas ke acara olahraga untuk mengelabui masyarakat soal krisis iklim\r\n
Context.id | 18-09-2024
Ini Rahasia Sukses Norwegia Mengganti Mobil Bensin dengan Listrik!
Norwegia, salah satu negara Nordik yang juga penghasil minyak dan gas terbesar di Eropa justru memimpin penggunaan mobil listrik
Context.id | 18-09-2024
Riset IDEA Temukan Kemunduran Demokrasi Dunia Selama 8 Tahun Beruntun
Kredibilitas pemilu dunia terancam oleh menurunnya jumlah pemilih dan hasil pemilu yang digugat serta diragukan.
Fahri N. Muharom | 18-09-2024
Warga Amerika Sebut Kuliah Tidak Lagi Bermanfaat, Kenapa?
Biaya yang semakin tinggi sehingga membuat mahasiswa terjerat utang pinjaman kuliah membuat warga AS banyak yang tidak ingin kuliah
Naufal Jauhar Nazhif | 17-09-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context