Share

Home Stories

Stories 08 Juni 2023

Binance dan Changpeng Zhao Digugat, Simak Profilnya

Binance di bawah kendali Changpeng Zhao berkembang pesat menjadi bursa kripto terbesar di dunia.

Tampilan aplikasi pertukaran cryptocurrency Binance di smartphone. - JIBI/Bloomberg

Context.id, JAKARTA - Binance, platform perdagangan kripto, dan sang pendirinya, Changpeng Zhao, secara resmi digugat oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Senin (5/6/2023).

SEC menduga Binance dan Changpeng Zhao, yang juga merupakan CEO Binance, telah melakukan tindakan penipuan melalui penyebaran misinformasi di internet atau web of deception

SEC mengajukan gugatan ke pengadilan federal Washington, DC, dengan mencantumkan 13 tuduhan baik kepada Binance dan CEO Changpeng Zhao, serta operator bursa AS yang harusnya independen.

BACA JUGA   Benarkah Flexing Bukan Perilaku Orang Kaya? 

Binance dituduh dengan sengaja meningkatkan volume perdagangan secara artifisial, mengalihkan dana pelanggan, gagal membatasi pelanggan AS dari platformnya dan menyesatkan investor mengenai pengendalian pengawasan pasar.  

SEC juga mengatakan Binance dan sang CEO diam-diam mengalihkan aset pelanggan yang memungkinkan mereka mencampuradukkan dan mengalihkan dana investor sesuai keinginan mereka. 

"Kami menuduh bahwa entitas Zhao dan Binance terlibat dalam jaringan penipuan yang luas, konflik kepentingan, kurangnya pengungkapan, dan penghindaran hukum yang diperhitungkan," kata Ketua SEC Gary Gensler seperti dilansir Bisnis.com

BACA JUGA World Bank Perkirakan Ekonomi RI 2023 Hanya Tumbuh 4,9%

Sementara itu, Binance menanggapi gugatan itu melalui postingan blognya dan menyatakan bahwa perusahaan akan mempertahankan platformnya. Binance juga menegaskan bahwa mereka bukanlah bursa AS. 

"Semua aset pengguna di Binance dan platform afiliasi Binance, termasuk Binance.US, aman dan terjamin," jelas Binance dalam unggahannya.


Binance dan Changpeng Zhao

Binance, seperti dilansir Bisnis.com, didirikan Changpeng Zhao pada 2017 sebagai platform perdagangan kripto. 

Sebelumnya, Changpeng Zhao pernah coba mendirikan beberapa startup teknologi setelah dia kembali dari studi di McGill University di Montreal, Kanada. Dia juga sempat magang di Bursa Saham Tokyo serta bekerja Bloomberg Tradebook di New York selama beberapa tahun.

Namun baru beberapa saat Binance beroperasi, Pemerintah China menetapkan larangan terhadap bursa kripto di negara tersebut. Hal itu tepatnya terjadi pada September 2017.

BACA JUGA     Sherpa, Sang Penyelamat Menuju Puncak Gunung Everest

Regulasi itu membuat Changpeng Zhao kembali meninggalkan China untuk mengembangkan Binance. Changpeng Zhao pada 1989 atau saat berusia 12 tahun pernah meninggalkan China dan menuju Kanada bersama orang tuanya, sekitar dua bulan setelah peristiwa Tiananmen Square.

Changpeng Zhao memegang kendali penuh terhadap Binance dengan kuat dan komitmen pada kerahasiaan serta dan fokus untuk mendominasi pasar. Bahkan, Changpeng Zhao hanya mau posisi-posisi penting di Binance diisi oleh mereka yang pernah bekerja atau belajar di China.  

Tak mengherankan, ekspansi Binance terbilang sangat cepat. Dalam enam bulan, Binance menjadi bursa kripto terbesar di dunia dan saat ini menyumbang sekitar 60 persen dari volume perdagangan kripto global.



Penulis : Oktaviano Donald

Editor   : Oktaviano Donald

Stories 08 Juni 2023

Binance dan Changpeng Zhao Digugat, Simak Profilnya

Binance di bawah kendali Changpeng Zhao berkembang pesat menjadi bursa kripto terbesar di dunia.

Tampilan aplikasi pertukaran cryptocurrency Binance di smartphone. - JIBI/Bloomberg

Context.id, JAKARTA - Binance, platform perdagangan kripto, dan sang pendirinya, Changpeng Zhao, secara resmi digugat oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Senin (5/6/2023).

SEC menduga Binance dan Changpeng Zhao, yang juga merupakan CEO Binance, telah melakukan tindakan penipuan melalui penyebaran misinformasi di internet atau web of deception

SEC mengajukan gugatan ke pengadilan federal Washington, DC, dengan mencantumkan 13 tuduhan baik kepada Binance dan CEO Changpeng Zhao, serta operator bursa AS yang harusnya independen.

BACA JUGA   Benarkah Flexing Bukan Perilaku Orang Kaya? 

Binance dituduh dengan sengaja meningkatkan volume perdagangan secara artifisial, mengalihkan dana pelanggan, gagal membatasi pelanggan AS dari platformnya dan menyesatkan investor mengenai pengendalian pengawasan pasar.  

SEC juga mengatakan Binance dan sang CEO diam-diam mengalihkan aset pelanggan yang memungkinkan mereka mencampuradukkan dan mengalihkan dana investor sesuai keinginan mereka. 

"Kami menuduh bahwa entitas Zhao dan Binance terlibat dalam jaringan penipuan yang luas, konflik kepentingan, kurangnya pengungkapan, dan penghindaran hukum yang diperhitungkan," kata Ketua SEC Gary Gensler seperti dilansir Bisnis.com

BACA JUGA World Bank Perkirakan Ekonomi RI 2023 Hanya Tumbuh 4,9%

Sementara itu, Binance menanggapi gugatan itu melalui postingan blognya dan menyatakan bahwa perusahaan akan mempertahankan platformnya. Binance juga menegaskan bahwa mereka bukanlah bursa AS. 

"Semua aset pengguna di Binance dan platform afiliasi Binance, termasuk Binance.US, aman dan terjamin," jelas Binance dalam unggahannya.


Binance dan Changpeng Zhao

Binance, seperti dilansir Bisnis.com, didirikan Changpeng Zhao pada 2017 sebagai platform perdagangan kripto. 

Sebelumnya, Changpeng Zhao pernah coba mendirikan beberapa startup teknologi setelah dia kembali dari studi di McGill University di Montreal, Kanada. Dia juga sempat magang di Bursa Saham Tokyo serta bekerja Bloomberg Tradebook di New York selama beberapa tahun.

Namun baru beberapa saat Binance beroperasi, Pemerintah China menetapkan larangan terhadap bursa kripto di negara tersebut. Hal itu tepatnya terjadi pada September 2017.

BACA JUGA     Sherpa, Sang Penyelamat Menuju Puncak Gunung Everest

Regulasi itu membuat Changpeng Zhao kembali meninggalkan China untuk mengembangkan Binance. Changpeng Zhao pada 1989 atau saat berusia 12 tahun pernah meninggalkan China dan menuju Kanada bersama orang tuanya, sekitar dua bulan setelah peristiwa Tiananmen Square.

Changpeng Zhao memegang kendali penuh terhadap Binance dengan kuat dan komitmen pada kerahasiaan serta dan fokus untuk mendominasi pasar. Bahkan, Changpeng Zhao hanya mau posisi-posisi penting di Binance diisi oleh mereka yang pernah bekerja atau belajar di China.  

Tak mengherankan, ekspansi Binance terbilang sangat cepat. Dalam enam bulan, Binance menjadi bursa kripto terbesar di dunia dan saat ini menyumbang sekitar 60 persen dari volume perdagangan kripto global.



Penulis : Oktaviano Donald

Editor   : Oktaviano Donald


RELATED ARTICLES

Ada Tuntutan Bubarkan DPR, Secara Hukum Indonesia Bisa?

Tuntutan pembubaran DPR menggaung saat aksi demonstrasi 25 Agustus 2025. Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut hal itu secara hukum tid ...

Renita Sukma . 14 September 2025

Fakta Unik, Gelombang Panas Bisa Bikin Kita Cepat Menua

Sebelumnya gelombang panas diketahui dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat serangan panas, iskemia dan masalah kesehatan lainnya

Jessica Gabriela Soehandoko . 12 September 2025

PBB Sebut Waktu Pencegahan Eskalasi Kelaparan di Gaza Terbatas

PBB menyoroti fenomena kelaparan di Gaza dan menyebut sempitnya peluang untuk mencegah kelaparan menyebar di kota ini.

Renita Sukma . 08 September 2025

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025