Share

Home Stories

Stories 07 Juni 2023

Sebabkan Kematian, Kasus Rabies Mengkhawatirkan?

Kemenkes baru-baru ini mengumumkan ada 11 kasus kematian karena rabies.

Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) menyuntikan vaksin rabies ke anjing peliharaan - ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Context.id, JAKARTA – Kasus rabies di Tanah Air mulai mengkhawatirkan khususnya di sejumlah daerah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengumumkan ada 11 kasus kematian karena rabies.

Kemenkes menyebutkan 95 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Sisanya, berasal dari hewan lain yang bertindak sebagai reservoir virus seperti rubah, rakun dan kelelawar.

Hingga April 2023, terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penularan rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies dan 11 kasus kematian.

BACA JUGA 10 Orang Terkaya di Dunia, Bernard Arnault Masih Jawara

Kemenkes menyebutkan saat ini terdapat 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Selain 11 provinsi di atas, terdapat juga beberapa pulau yang bebas rabies seperti Pulau Sumba, Pulau Tabuan, Pulau Pisang, Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan.

Kejadian Luar Biasa Rabies

Kemenkes juga menyebutkan ada 2 kabupaten dengan kejadian luar biasa (KLB) rabies yakni Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di NTT.  Status KLB rabies berada satu tingkat di bawah epidemiologi.

KLB rabies berarti masih bisa ditangani di tingkat lokal oleh pemerintah dan masyarakat. Dengan status KLB tindakan yang harus dilakukan ialah melokalisasi baik dari sisi hewan dan manusia.

Adapun, kasus rabies di NTT tergolong tinggi setelah Provinsi Bali. Pada 2023 misalnya, gigitan anjing rabies di NTT sebanyak 12.567 kasus dengan 3.437 kasus terjadi di Pulau Flores dan Lembata.

Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril menambahkan begitu seseorang digigit oleh anjing gila, maka harus cepat dilakukan pencucian sekaligus diberikan suatu virus anti rabies. Ini harus dilakukan.

“Karena sudah ada wilayah KLB, maka harus dilakukan gerakan massal serentak yang dipimpin oleh pemerintah daerah yang melibatkan seluruh dinas terkait untuk melakukan penyisiran terhadap hewan-hewan terutama anjing yang memang akan berpotensi menjadi rabies. Anjing tersebut kemudian diberikan vaksinasi,” ungkap dr. Syahril.

Sebelumnya, pada periode  2015-2019, Kemenkes mencatat kasus gigitan hewan penular rabies sebanyak 404.306 kasus dengan 544 kematian. Terdapat 5 provinsi dengan jumlah kematian tertinggi antara lain Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan NTT. 



Penulis : Thomas Mola

Editor   : Thomas Mola

Stories 07 Juni 2023

Sebabkan Kematian, Kasus Rabies Mengkhawatirkan?

Kemenkes baru-baru ini mengumumkan ada 11 kasus kematian karena rabies.

Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) menyuntikan vaksin rabies ke anjing peliharaan - ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Context.id, JAKARTA – Kasus rabies di Tanah Air mulai mengkhawatirkan khususnya di sejumlah daerah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengumumkan ada 11 kasus kematian karena rabies.

Kemenkes menyebutkan 95 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Sisanya, berasal dari hewan lain yang bertindak sebagai reservoir virus seperti rubah, rakun dan kelelawar.

Hingga April 2023, terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penularan rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies dan 11 kasus kematian.

BACA JUGA 10 Orang Terkaya di Dunia, Bernard Arnault Masih Jawara

Kemenkes menyebutkan saat ini terdapat 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Selain 11 provinsi di atas, terdapat juga beberapa pulau yang bebas rabies seperti Pulau Sumba, Pulau Tabuan, Pulau Pisang, Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan.

Kejadian Luar Biasa Rabies

Kemenkes juga menyebutkan ada 2 kabupaten dengan kejadian luar biasa (KLB) rabies yakni Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di NTT.  Status KLB rabies berada satu tingkat di bawah epidemiologi.

KLB rabies berarti masih bisa ditangani di tingkat lokal oleh pemerintah dan masyarakat. Dengan status KLB tindakan yang harus dilakukan ialah melokalisasi baik dari sisi hewan dan manusia.

Adapun, kasus rabies di NTT tergolong tinggi setelah Provinsi Bali. Pada 2023 misalnya, gigitan anjing rabies di NTT sebanyak 12.567 kasus dengan 3.437 kasus terjadi di Pulau Flores dan Lembata.

Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril menambahkan begitu seseorang digigit oleh anjing gila, maka harus cepat dilakukan pencucian sekaligus diberikan suatu virus anti rabies. Ini harus dilakukan.

“Karena sudah ada wilayah KLB, maka harus dilakukan gerakan massal serentak yang dipimpin oleh pemerintah daerah yang melibatkan seluruh dinas terkait untuk melakukan penyisiran terhadap hewan-hewan terutama anjing yang memang akan berpotensi menjadi rabies. Anjing tersebut kemudian diberikan vaksinasi,” ungkap dr. Syahril.

Sebelumnya, pada periode  2015-2019, Kemenkes mencatat kasus gigitan hewan penular rabies sebanyak 404.306 kasus dengan 544 kematian. Terdapat 5 provinsi dengan jumlah kematian tertinggi antara lain Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan NTT. 



Penulis : Thomas Mola

Editor   : Thomas Mola


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025