Bisakah PLTS Penuhi Target Penurunan Emisi?
Kontribusi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi andalan dalam memenuhi target penurunan emisi di 2050
Context.id, JAKARTA - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa kontribusi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi andalan dalam memenuhi target penurunan emisi di 2050.
Target pemerintah sendiri sebesar 956 juta ton CO2 di tahun 2050. Itulah mengapa pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terus ditingkatkan. Namun, Indonesia hanya dapat menurunkan emisi sebesar 69,5 juta ton CO2 pada 2021.
“Pemerintah memiliki target penurunan emisi 956 juta ton di 2050, dimana kontribusi PLTS diharapkan mencapai 180 GW,” ujar Airlangga pada Indonesia Solar Summit, Selasa 19/4/2022).
Sebelumnya, Airlangga menyebut krisis energi global berdampak pada peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan Indonesia di sektor migas. Pasalnya, pasokan minyak dunia terus menurun sementara konsumsi masyarakat semakin meningkat.
Dengan demikian, diperlukan utilisasi sumber energi untuk mengurangi impor BBM dan batubara sebagai energi utama untuk mendukung beban listrik Indonesia. Adapun salah satunya EBT yang paling diandalkan adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Emisi karbon tentunya perlu dimitigasi dengan mendorong carbon capture and storage,” ujar Airlangga.
Untuk mewujudkannya, perlu kerjasama dari seluruh pihak untuk mengakselerasi pemanfaatan tenaga surya di Indonesia agar dapat mendorong rantai pasok dalam negeri. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan mengakselerasi pemanfaatan energy surya berupa PLTS Atap di Pulau Jawa, PLTS Terapung, PLTS di bekas lahan tambang dan PLTS hidro serta hybrid.
“sehingga dapat mendorong pertumbuhan rantai pasok di dalam negeri, baik investasi di tingkat hulu maupun hilir,” ujar Airlangga.
RELATED ARTICLES
Bisakah PLTS Penuhi Target Penurunan Emisi?
Kontribusi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi andalan dalam memenuhi target penurunan emisi di 2050
Context.id, JAKARTA - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa kontribusi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi andalan dalam memenuhi target penurunan emisi di 2050.
Target pemerintah sendiri sebesar 956 juta ton CO2 di tahun 2050. Itulah mengapa pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terus ditingkatkan. Namun, Indonesia hanya dapat menurunkan emisi sebesar 69,5 juta ton CO2 pada 2021.
“Pemerintah memiliki target penurunan emisi 956 juta ton di 2050, dimana kontribusi PLTS diharapkan mencapai 180 GW,” ujar Airlangga pada Indonesia Solar Summit, Selasa 19/4/2022).
Sebelumnya, Airlangga menyebut krisis energi global berdampak pada peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan Indonesia di sektor migas. Pasalnya, pasokan minyak dunia terus menurun sementara konsumsi masyarakat semakin meningkat.
Dengan demikian, diperlukan utilisasi sumber energi untuk mengurangi impor BBM dan batubara sebagai energi utama untuk mendukung beban listrik Indonesia. Adapun salah satunya EBT yang paling diandalkan adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Emisi karbon tentunya perlu dimitigasi dengan mendorong carbon capture and storage,” ujar Airlangga.
Untuk mewujudkannya, perlu kerjasama dari seluruh pihak untuk mengakselerasi pemanfaatan tenaga surya di Indonesia agar dapat mendorong rantai pasok dalam negeri. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan mengakselerasi pemanfaatan energy surya berupa PLTS Atap di Pulau Jawa, PLTS Terapung, PLTS di bekas lahan tambang dan PLTS hidro serta hybrid.
“sehingga dapat mendorong pertumbuhan rantai pasok di dalam negeri, baik investasi di tingkat hulu maupun hilir,” ujar Airlangga.
POPULAR
RELATED ARTICLES