Share

Home Stories

Stories 31 Desember 2022

Mengapa eSport Termasuk Olahraga?

ESport merupakan hal yang berbeda dengan main game pada umumnya. Mengapa bisa begitu?

Ilustrasi eSport. - Freepik -

Context.id, JAKARTA - Pertandingan olahraga yang mulai memasukan game online (esport) ke salah satu list cabang olahraganya bertambah banyak. Sebut saja, SEA Games, ASIAN Games, hingga isu bahwa eSport juga akan dimasukan ke Olimpiade.

Namun yang menjadi pertanyaan, bukankah selama ini yang merupakan olahraga dan ditandingkan hanyalah yang membutuhkan banyak gerak tubuh dan stamina? Mengapa bermain game dapat termasuk dalam olahraga?

Dikutip dari Dinas Kominfo Badung, esport merupakan hal yang berbeda dengan main game pada umumnya. Pasalnya, eSport atau electronic sport ini adalah olahraga otak dengan mengandalkan strategi agar dapat menang. Konsep inipun hampir sama dengan olahraga catur. 

Oleh karena itu pula, jika bermain gim adalah rekreasi, eSport dapat dikatakan sebagai sebuah profesi. 

Lagipula, sama halnya dengan atlet olahraga lainnya, atlet eSport juga dilatih secara profesional, termasuk soal kebugaran untuk menunjang performa saat bertanding. Selain itu, atlet eSport juga memerlukan kerjasama tim serta latihan secara intensif.


 

Sejarah eSport

Sebenarnya, kehadiran eSport bukanlah sesuatu yang baru. Cikal bakal dari eSport sebenarnya sudah ada sejak 1972, saat mahasiswa dari Universitas Stanford bertanding untuk kompetisi video games untuk pertama kalinya. Adapun yang menjadi hadiah adalah 1 tahun langganan gratis majalah Rolling Stones. 

Lalu, sekitar 8 tahun kemudian, perusahaan video game, Atari membuat kompetisi game terbesar dan terorganisir pada zamannya. Adapun jenis permainan yang dipertandingkan pada saat itu adalah Space Invader. 

Tak tanggung tanggung, jumlah pemain yang ikut bertanding mencapai 10 ribu orang. 

Lalu pada tahun 1990-an, dunia eSport semakin memunculkan tajinya. Kehadiran internet membuat perkembangan eSport menjadi semakin melejit. Saat itu, perusahaan gaming besar seperti Nintendo dan Blockbuser juga sudah mulai mensponsori kejuaraan gim video. 

Memasuki era 2000-an, peminat game semakin banyak. Saat itu, sudah mulai muncul kompetisi gaming berskala dunia, seperti World Cyber Games dan Electronic Sports World Cup. 

Mungkin kalian mengenal Korea Selatan sebagai negara yang terkenal gara-gara korean pop (K-Pop), dramanya (K-Drama), ataupun mengenai operasi plastik yang sering dilakukan disana. Tahukah kalian bahwa Korea Selatan juga merupakan negara yang merupakan tempat lahir dari eSport modern?

Soalnya, sejak zaman dahulu kecepatan internet di negara tersebut sudah tidak dapat diragukan lagi. Perkembangan gim daring disana juga didukung dengan banyaknya warnet serta game center di sana. Diketahui, turnamen eSport pertama yang disiarkan di televisi, StarCraft: Blood War bahkan berasal dari Korea Selatan.


 

Tetap Butuh Olahraga Fisik

Diketahui, informasi ini bukan sebagai alasan untuk tidak melakukan olahraga fisik ya. Olahraga yang berbasis stamina seperti berlari, berenang, ataupun menari tetap diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah obesitas, hingga mencegah adanya masalah kesehatan lainnya. 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Context.id

Stories 31 Desember 2022

Mengapa eSport Termasuk Olahraga?

ESport merupakan hal yang berbeda dengan main game pada umumnya. Mengapa bisa begitu?

Ilustrasi eSport. - Freepik -

Context.id, JAKARTA - Pertandingan olahraga yang mulai memasukan game online (esport) ke salah satu list cabang olahraganya bertambah banyak. Sebut saja, SEA Games, ASIAN Games, hingga isu bahwa eSport juga akan dimasukan ke Olimpiade.

Namun yang menjadi pertanyaan, bukankah selama ini yang merupakan olahraga dan ditandingkan hanyalah yang membutuhkan banyak gerak tubuh dan stamina? Mengapa bermain game dapat termasuk dalam olahraga?

Dikutip dari Dinas Kominfo Badung, esport merupakan hal yang berbeda dengan main game pada umumnya. Pasalnya, eSport atau electronic sport ini adalah olahraga otak dengan mengandalkan strategi agar dapat menang. Konsep inipun hampir sama dengan olahraga catur. 

Oleh karena itu pula, jika bermain gim adalah rekreasi, eSport dapat dikatakan sebagai sebuah profesi. 

Lagipula, sama halnya dengan atlet olahraga lainnya, atlet eSport juga dilatih secara profesional, termasuk soal kebugaran untuk menunjang performa saat bertanding. Selain itu, atlet eSport juga memerlukan kerjasama tim serta latihan secara intensif.


 

Sejarah eSport

Sebenarnya, kehadiran eSport bukanlah sesuatu yang baru. Cikal bakal dari eSport sebenarnya sudah ada sejak 1972, saat mahasiswa dari Universitas Stanford bertanding untuk kompetisi video games untuk pertama kalinya. Adapun yang menjadi hadiah adalah 1 tahun langganan gratis majalah Rolling Stones. 

Lalu, sekitar 8 tahun kemudian, perusahaan video game, Atari membuat kompetisi game terbesar dan terorganisir pada zamannya. Adapun jenis permainan yang dipertandingkan pada saat itu adalah Space Invader. 

Tak tanggung tanggung, jumlah pemain yang ikut bertanding mencapai 10 ribu orang. 

Lalu pada tahun 1990-an, dunia eSport semakin memunculkan tajinya. Kehadiran internet membuat perkembangan eSport menjadi semakin melejit. Saat itu, perusahaan gaming besar seperti Nintendo dan Blockbuser juga sudah mulai mensponsori kejuaraan gim video. 

Memasuki era 2000-an, peminat game semakin banyak. Saat itu, sudah mulai muncul kompetisi gaming berskala dunia, seperti World Cyber Games dan Electronic Sports World Cup. 

Mungkin kalian mengenal Korea Selatan sebagai negara yang terkenal gara-gara korean pop (K-Pop), dramanya (K-Drama), ataupun mengenai operasi plastik yang sering dilakukan disana. Tahukah kalian bahwa Korea Selatan juga merupakan negara yang merupakan tempat lahir dari eSport modern?

Soalnya, sejak zaman dahulu kecepatan internet di negara tersebut sudah tidak dapat diragukan lagi. Perkembangan gim daring disana juga didukung dengan banyaknya warnet serta game center di sana. Diketahui, turnamen eSport pertama yang disiarkan di televisi, StarCraft: Blood War bahkan berasal dari Korea Selatan.


 

Tetap Butuh Olahraga Fisik

Diketahui, informasi ini bukan sebagai alasan untuk tidak melakukan olahraga fisik ya. Olahraga yang berbasis stamina seperti berlari, berenang, ataupun menari tetap diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah obesitas, hingga mencegah adanya masalah kesehatan lainnya. 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025

Riuh Formula E Jakarta 2025, Dan Ticktum Melesat Menuju Podium Kemenangan

Dentuman suara knalpot terdengar bersahutan dari puluhan mobil balap yang berlaga di ajang Formula E di Jakarta. Di aspal panas itu Dan Tickum me ...

Renita Sukma . 21 June 2025

Peluang UMKM Indonesia Masuk ke Pasar Asia Tengah

Kedutaan Besar Kazakhstan untuk Indonesia memberikan peluang bagi UMKM Indonesia agar dapat memasarkan produknya di Kazakhstan.

Helen Angelia . 20 June 2025