Orangtua Indonesia Candu Obat Sirup saat Anak Demam
Sepanjang 2022, terdapat lebih dari 200 anak yang mengalami kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Context, JAKARTA - Sepanjang 2022, terdapat lebih dari 200 anak yang mengalami kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Dilaporkan, penyebabnya adalah kandungan pelarut yang terdapat pada parasetamol dalam bentuk sirup atau obat cair.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pasien gagal ginjal akut akibat obat parasetamol sirup ini sebagian besar memiliki rentang usia dari 6 bulan hingga 18 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak usia balita.
Kebanyakan dari mereka memiliki gejala awal berupa infeksi saluran cerna, ISPA, kemudian jumlah air seni yang terus berkurang hingga akhirnya tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Setelah ditelusuri, ternyata kandungan berbahaya yang terdapat dalam obat paracetamol tersebut adalah etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi ambang batas. Diketahui, nilai ambang batas dari penggunaan EG dan DEG pada obat cari adalah sebesar 0,1 persen ata setara 1.000 part per million (ppm).
Hingga 9 November 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM telah menarik izin edar dari 69 obat sirup dari tiga pabrik farmasi. Obat-obat sirup yang ditarik peredarannya tersebut diduga telah menyalahi aturan ambang batas penggunaan EG dan DEG.
Di Indonesia sendiri, penggunaan parasetamol pada anak memang sudah menjadi hal yang lumrah. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Udayana pada 2018, sekitar 57,6 persen orang tua memberikan obat parasetamol kepada anaknya saat suhu tubuh anak masih kurang dari 38 derajat celcius.
Padahal, sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak baru boleh diberikan parasetamol jika demamnya sudah lebih dari 39 derajat celcius. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 94,1 persen orang tua memilih untuk memberikan obat parasetamol dengan bentuk sirup.
RELATED ARTICLES
Orangtua Indonesia Candu Obat Sirup saat Anak Demam
Sepanjang 2022, terdapat lebih dari 200 anak yang mengalami kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Context, JAKARTA - Sepanjang 2022, terdapat lebih dari 200 anak yang mengalami kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Dilaporkan, penyebabnya adalah kandungan pelarut yang terdapat pada parasetamol dalam bentuk sirup atau obat cair.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pasien gagal ginjal akut akibat obat parasetamol sirup ini sebagian besar memiliki rentang usia dari 6 bulan hingga 18 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak usia balita.
Kebanyakan dari mereka memiliki gejala awal berupa infeksi saluran cerna, ISPA, kemudian jumlah air seni yang terus berkurang hingga akhirnya tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Setelah ditelusuri, ternyata kandungan berbahaya yang terdapat dalam obat paracetamol tersebut adalah etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi ambang batas. Diketahui, nilai ambang batas dari penggunaan EG dan DEG pada obat cari adalah sebesar 0,1 persen ata setara 1.000 part per million (ppm).
Hingga 9 November 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM telah menarik izin edar dari 69 obat sirup dari tiga pabrik farmasi. Obat-obat sirup yang ditarik peredarannya tersebut diduga telah menyalahi aturan ambang batas penggunaan EG dan DEG.
Di Indonesia sendiri, penggunaan parasetamol pada anak memang sudah menjadi hal yang lumrah. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Udayana pada 2018, sekitar 57,6 persen orang tua memberikan obat parasetamol kepada anaknya saat suhu tubuh anak masih kurang dari 38 derajat celcius.
Padahal, sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak baru boleh diberikan parasetamol jika demamnya sudah lebih dari 39 derajat celcius. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 94,1 persen orang tua memilih untuk memberikan obat parasetamol dengan bentuk sirup.
POPULAR
RELATED ARTICLES